Presiden Jokowi Ingin Tiru Bill Clinton dalam Inovasi

Presiden Joko Widodo terkesan dengan regulasi yang muncul di era Presiden Bill Clinton yang menambah inovasi.

oleh Ilyas Istianur PradityaTommy K. Rony diperbarui 11 Okt 2018, 15:06 WIB
Diterbitkan 11 Okt 2018, 15:06 WIB
Jokowi
Presiden Jokowi memberi pidato saat merayakan Hari Musik Nasional 2017 di Istana Negara, Jakarta, Kamis (9/3). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Bali - Presiden Joko Widodo kembali menekankan pentingnya perkembangan teknologi demi masa depan yang lebih baik. Presiden menyebut berminat memberikan regulasi yang lebih ringan untuk para inovator untuk berkreasi.

Dalam hal ini, Jokowi teinspirasi oleh regulasi zaman Presiden Bill Clinton yang memudahkan aturan bagi para inovator, alhasil terjadi Internet Boom yang membawa internet menuju era kejayaan.

"Apa yang membuatnya bisa terjadi? Kebijakan visioner dari administrasi Presiden Bill Clinton untuk menciptakan lingkup aturan dengan dua prinsip: light touch dan safe harbour," ucap Jokowi di acara The Bali FinTech Agenda di rangkaian Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali, Kamis (10/11/2018).

Regulasi light touch (sentuhan ringan) adalah sebuah istilah di mana peraturan dibuat agar tidak terlalu dikekang regulasi yang ada sebelumnya. Safe harbour (dermaga aman) ialah pendekatan yang memberi perlindungan dari hukuman atas tindakan tertentu, pada konteksi ini yakni dalam berinovasi.

Salah satu inovasi yang Jokowi singgung adalah teknologi finansial (fintech) yang tengah berkembang di berbagai negara, termasuk Indonesia.

"Dan lebih dramatis lagi, Internet Boom zaman sekarang masuk ke dalam fondasi ekonomi kita, yakni pembayaran," ujar Jokowi. "Ada Paypal, Apple Pay, Alipay, Wechat Pay dan banyak inovasi lain yang mentransformasi kehidupan sehari-hari bagi ratusan juta orang di seluruh dunia."

Presiden berkata, seperti era Clinton dahulu, sekarang pemerintah juga tidak boleh langsung memberikan reaksi negatif pada inovasi yang terjadi, bahkan meski eksperimen itu gagal. Sebab, kegagalan adalah bagian eksperimentasi. 

"Sama seperti Internet Boom 25 tahun lalu, kita tidak boleh buru-buru meregulasi inovasi ini, tetapi harus membiarkan inovasi dan eksperimentasi untuk berkembang lebih dahulu," ucap Jokowi. "Tanpa ada eksperimen, maka tidak ada inovasi," tegas presiden.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: Pangkas Aturan yang Menghambat Inovasi

20160830-Presiden-Jokowi-Meninjau-Booth-Fintech-Jakarta-FF
Presiden Joko Widodo melihat-lihat booth fintech usai meresmikan pembukaan Indonesia Fintech Festival & Conference di Tangerang, Selasa (30/8). Fintech merupakan industri jasa keuangan berbasis teknologi digital. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Presiden Jokowi menerima audiensi pejabat eselon I, eselon II, pimpinan Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dan Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) di lingkungan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Pertemuan dilakukan di Istana Negara, Jakarta, Rabu, 10 Oktober 2018.

Dalam pertemuan, Jokowi meminta regulasi yang mempersulit perkembangan perguruan tinggi harus dipangkas. Jokowi tidak ingin para dosen lebih sibuk mengurus persoalan administratif daripada mengajar.

"Terutama untuk eselon I, II di Kemenristekdikti juga harus mulai berubah, jangan sampai saya dengar suara-suara ngurus fakultas baru sulit, ngurus prodi baru sulit, ngurus jurusan sulit," kata Jokowi.

"Pangkas semuanya. Pangkas regulasi yang mempersulit, pangkas!" tegas dia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, selama ini banyak sekali pejabat negara yang lebih sibuk mengurus laporan daripada mengerjakan tugas utama. Padahal, Jokowi sudah mewanti-wanti agar laporan harus dipangkas.

Jokowi khawatir, keharusan membuat laporan atau surat pertanggungjawaban (SPJ) ini mulai menyasar ke Sekolah Dasar (SD) sampai Perguruan Tinggi.

"Ini yang saya kejar terus. Tidak hanya di Perguruan Tinggi, SMA, SMK, SD, SMP, semuanya saya kejar terus. Jangan sampai SD, SMP, SMA tidak berada pada posisi kegiatan belajar mengajar, lembur terus urus SPJ," ucap dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya