Layani Tamu IMF-WB, Ketepatan Waktu Terbang di Bandara Bali Capai 85 Persen

Ketepatan waktu penerbangan maskapai selama penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018, masih di atas rata-rata OTP di Bandara Ngurah Rai pada hari-hari biasa.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Okt 2018, 10:30 WIB
Diterbitkan 12 Okt 2018, 10:30 WIB
Bandara I Gusti Ngurah Rai (Foto: Dok PT Angkasa Pura I)
Bandara I Gusti Ngurah Rai (Foto: Dok PT Angkasa Pura I)

Liputan6.com, Jakarta - Di sela-sela menghadiri pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 di Bali, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meninjau aktivitas pelayanan penumpang yang ada di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai pada Kamis, 11 Oktober 2018.

Pada kesempatan tersebut, Menhub Budi mengatakan pelayanan di bandara yang dikelola oleh Angkasa Pura I sangat baik. Dia menyebutkan presentase on time performance (OTP) atau ketepatan waktu penerbangan maskapai selama penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018, masih di atas rata-rata OTP di Bandara Ngurah Rai pada hari-hari biasa.

“Saya jelaskan bahwa biasanya di Bandara Ngurah Rai, pergerakan pesawat antara 25-28 perjam. Dengan adanya kegiatan IMF-World Bank 2018, kita rencanakan sampai 35 penerbangan. Sejauh ini sudah ada 9 kepala negara yang datang dan OTP masih di atas rata-rata yaitu mencapai 85 persen,” kata Menhub dalam keterangannya, Jumat (12/10/2018).

Lebih lanjut Menhub Budi Karya menjelaskan, ada hal-hal yang dilakukan Angkasa Pura I dan Airnav untuk meningkatkan kapasitas penerbangan baik landasan, apron, termasuk fasilitas navigasi penerbangan dan membutuhkan investasi yang tidak sedikit.

“Sekaligus klarifikasi bahwa tidak ada uangnya pemerintah disini. Ini semua investasi PT Angkasa Pura I dan Airnav yang menginvestasikan sekian triliun sehingga movement (pesawat) itu naik,” ujar Menhub.

Budi Karya meminta capaian pelayanan yang sudah baik ini untuk terus dipertahankan di operasional sehari-hari bandara maupun pada acara nasional dan internasional berikutnya.

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

2 Proyek Transportasi Paling Diburu

bandara-ilustrasi-140221c.jpg
ilustrasi bandara

Dalam rangkaian kegiatan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank 2018 di Nusa Dua Bali, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan bahwa setidaknya ada dua proyek kerja sama pemerintah dan badan usaha (KPBU) sektor transportasi yang banyak diminati para investor.

Kedua proyek tersebut, yaitu proyek jalur KA Makassar-Parepare dan Bandara Komodo di Labuan Bajo. Sejumlah negara telah menyatakan minat untuk berinvestasi di dua proyek infrastruktur transportasi tersebut, seperti Jepang, Korea, China, Australia, India, dan Eropa.

“Saya hadir di sini atas nama Indonesia, baik sebagai regulator maupun mewakili operator. Kemenhub memayungi apa yang dilakukan Angkasa Pura, Pelindo dan Kereta Api. Sebagai regulator, saya harus memberikan suatu statement kepada dunia bahwa Indonesia mempersiapkan satu regulasi yang welcome terhadap investasi-investasi dari mana pun,” kata Budi Karya di Nusa Dua, Bali.

Menhub Budi karya menegaskan, apa yang pemerintah lakukan ini tidak menjual aset negara, melainkan hanya memberikan kerja sama berupa konsesi.

“Kita hanya memberikan kerja sama konsesi dan (aset) itu tetap punya kita. Ini penting, jangan dipelintir,’’ tegas Budi Karya.

Sejumlah proyek lain sektor transportasi ditawarkan pemerintah di pertemuan tahunan IMF-World Bank 2018 yang berlangsung di Nusa Dua, Bali, yaitu:

- Sektor kereta api: Tram Surabaya, LRT dan BRT Medan, Bandung Raya Metropolitan monorail.

- Sektor udara: Bandara Internasional Kuala Namu Medan, Bandara Internasional Lombok, Soekarno Hatta Internasional Airport 2, Cargo Village Soekarno Hatta International Airport.

- Sektor laut: Pelabuhan Benoa, Pelabuhan Kuala Tanjung, Pelabuhan Makassar New Port, Pelabuhan Kijing, dan Pelabuhan Anggrek.

- Sektor darat : Transit Oriented Development (TOD) Poris Plawad, TOD Jati Jajar, Proving ground BPLJSKB Bekasi, Jakarta elevated loopline, dan Mass Rapid Transit (MRT) service extension Jakarta- Lebak Bulus.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya