IMF Bakal Tambah Kuota Anggota dari Negara Berkembang

Alasan perlu didorongnya penambahan kuota, salah satunya untuk menambah kapasitas keuangan IMF.

oleh Merdeka.com diperbarui 13 Okt 2018, 17:45 WIB
Diterbitkan 13 Okt 2018, 17:45 WIB
Jokowi Bicara Perkembangan Fintech di IMF-Bank Dunia 2018
Presiden Jokowi (tengah) bersama Menkeu Sri Mulyani, Gubernur BI Perry Warjiyo, Direktur Pelaksana IMF Christine Lagarde, dan Presiden Grup Bank Dunia Jim Yong Kim dalam Bali Fintech Agenda IMF-WB 2018 di Bali, Kamis (11/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - The International Monetary Fund (IMF) berencana untuk menambah kuota anggota khususnya untuk negara-negara berkembang. Dengan lebih banyak negara berkembang yang bergabung maka kekuatan untuk menentukan keputusan lebih besar. 

Direktur Eksekutif IMF Juda Agung mengatakan, alasan perlu didorongnya penambahan kuota, salah satunya untuk menambah kapasitas keuangan IMF.

"IMF perlu memperkuat resources. Kalau terjadi sebuah krisis global lagi itu pasti akan ada banyak yang minta (pinjaman) dari IMF. Negara-negara, seperti yang kemarin Argentina. Dalam bentuk apa penambahan kuota, iurannya ditambah," kata dia dalam konferensi pers, di lokasi IMF-World Bank Annual Meeting, Bali, Sabtu (13/10/2018).

Rekomendasi pengaturan kuota atau yang lebih dikenal dengan 'General Review of Quota' ini memang sudah menjadi agenda IMF. "General review of quota sekarang ini sudah yang ke-15. Dimana negara-negara akan menambah kontribusi," jelas dia.

Selain itu, penambahan kuota akan menambah porsi keterwakilan negara-negara berkembang di IMF. Dia menjelaskan sejauh ini, kepemilikan negara-negara emerging market masih berstatus under representative.

"Di sisi lain negara-negara energing saat ini di IMF itu masih under representative karena saham di IMF itu berdasar pada size ekonomi, ukuran besar kecilnya suatu negara. Negara yang besar tentu punya saham yang lebih besar," ujarnya.

Namun, menurut dia, wacana ini masih belum dapat diputuskan. Negara-negara anggota saat ini masih berdiskusi terkait hal ini. Meskipun demikian, pihaknya menargetkan, diskusi terkait review kuota serta keputusannya sudah akan selesai di April tahun depan.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Kekuatan Menentukan Keputusan

Jokowi Buka Rapat Pleno Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group 2018
Presiden Joko Widodo bersalaman dengan Ketua Pleno Pertemuan Tahunan IMF World Bank Group Petteri Orposat rapat pleno Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group Tahun 2018 di Nusa Dua, Bali, Jumat (12/10). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Juda melanjutkan, penambahan kuota negara anggota IMF untuk negara berkembang ini akan meningkatkan saham suatu negara di IMF. Naiknya saham akan menambah kekuatan negara berkembang dalam menentukan arah kebijakan IMF.

"IMF itu kan lembaga yang berbasis kuota. Manfaatnya tentu kuota ini menentukan saham, dia menentukan keputusan," kata.

"Ada berbagai keputusan memang harus yang diambil berdasarkan 50 persen suara, 70 persen, 85 persen suara. Tentu negara yang memiliki suara yang lebih, dia bisa menentukan keputusan itu atau apakah dia kolaborasi dengan yang lain," lanjut dia.

Selain itu, Juda menambahkan bahwa penambahan kuota akan berpengaruh pada akses suatu negara terhadap pendanaan yang berasal dari IMF.

"Akses kepada pendanaan IMF. Itu biasanya ada berbagai jenis skema pembiayaan IMF terkait dengan berapa persen yang bisa diakses negara tersebut berdasarkan kuota yang dimiliki. Seberapa besar sumber IMF bisa dipinjam dari IMF," ungkapnya.

Keuntungan tambahan lain adalah dengan penambahan kuota, negara-negara berkembang seperti Indonesia akan dapat mengirimkan lebih banyak wakilnya ke IMF. Ini tentu akan berpengaruh juga bagi suatu negara dalam menyuarakan kepentingannya.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Presiden Jokowi Pidato di Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali
Presiden Jokowi Pidato di Pertemuan IMF-Bank Dunia 2018 di Bali. Dok: Merdeka
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya