Pemerintah Dorong Pemakaian Baja untuk Proyek Tol Layang

Pemerintah kini tengah mendorong pemakaian material baja dibanding beton pada proyek jalan tol layang.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 16 Okt 2018, 13:00 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2018, 13:00 WIB
Sering Dirazia, Pemotor Tetap Nekat Terobos JLNT Kampung Melayu - Tanah Abang
Pengendara sepeda motor melintasi Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta, Kamis (30/8). Meski berulang kali ditertibkan, sejumlah pemotor tetap nekat melintasi jalur khusus mobil tersebut. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menyatakan, pemerintah kini tengah mengedepankan pemakaian material baja dibanding beton pada proyek jalan tol layang.

Dia mengatakan, salah satu keunggulan pemakaian baja yakni secara harga terhitung lebih murah daripada beton.

"Yang kedua, pekerjaannya lebih cepat. Misalnya di Cikampek ini, dengan 80 meter itu sudah langsung bisa diangkat. Jadi lebih cepat dan lebih bisa dibentuk, baja lebih fleksibel," jelas dia di Jakarta, Selasa (16/10/2018).

"Lebih cepat, lebih murah, dan biasanya lebih ramping. Dan tetap kuat, karena ada standar safety-nya," dia menambahkan.

Menurut laporan dari beberapa pihak seperti Masyarakat Konstruksi Baja Indonesia dan Direktur Jenderal Bina Konstruksi Syarif Burhanuddin, ia menyampaikan, produksi baja nasional masih terbilang cukup untuk mendukung proyek infrastruktur di Tanah Air.

Lebih lanjut, Menteri Basuki juga membeberkan, beberapa proyek tol layang seperti yang ada di Tol Yogya-Solo kini telah didesain untuk memanfaatkan material baja sebagai bahan dasar konstruksinya.

"Yogya-Solo yang sudah didesain. Kemudian tol layang dalam kota yang menuju bandara (Soekarno-Hatta) juga sudah didesain dengan baja," paparnya.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tekan Biaya Produksi

Sering Dirazia, Pemotor Tetap Nekat Terobos JLNT Kampung Melayu - Tanah Abang
Pengendara sepeda motor melintasi Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Kampung Melayu-Tanah Abang, Jakarta, Kamis (30/8). Meski berulang kali ditertibkan, sejumlah pemotor tetap nekat melintasi jalur khusus mobil tersebut. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Selain itu, dia juga hendak mendorong agar material ini ke depan dapat dipakai di proyek tol lainnya. "Tapi harus dimatangkan lagi, karena ada produsen semen yang juga harus kita manfaatkan," ungkapnya.

Manfaat lainnya, dia menekankan, kehadiran material baja pun bisa menekan biaya produksi lantaran secara harga beli lebih murah dari beton.

"Dulu waktu bajanya turun banyak, ada sekitar 30 persen yang turun. Sekarang agak naik lagi, tapi masih lebih murah dibanding beton," pungkas Menteri Basuki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya