Pemerintah Gerilya Kumpulkan Stok Jagung Pakan Ternak

Pencarian stok jagung secara terpadu lebih efektif dibandingkan peternak mencari jagung sendiri-sendiri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 19 Okt 2018, 11:00 WIB
Diterbitkan 19 Okt 2018, 11:00 WIB
Kementan
Bambang Sugiharto menyatakan bahwa berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) disimpulkan produksi dan pasokan jagung tahun 2018 surplus sebesar 12 juta ton pipilan kering (PK).

Liputan6.com, Jakarta - Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan pemerintah Kabupaten Blitar, Jawa Timur tengah mengupayakan kepastian stok jagung.

Hal itu dikarenakan beberapa waktu belakangan ini peternak ayam, khususnya di Blitar sebagai salah satu sentra peternakan ayam layer (petelur), mengeluhkan harga jagung pakan yang terus naik dan stok makin tipis.

“Tim bergerak secara terpadu, berkeliling ke beberapa daerah yang punya jagung. Kalau deal, jagung langsung dikirim oleh petani", kata Bupati Blitar Rijanto dalam keterangannya, Jumat (19/10/2018).

Keputusan pencarian jagung hingga ke luar pulau Jawa ini diambil dalam rapat antara Direktur Jenderal (Dirjen) PKH Kementan I Ketut Diarmita dan jajaran, bersama Pemkab Blitar dan perwakilan peternak di Blitar.

Pertimbangannya, pencarian stok jagung secara terpadu lebih efektif dibandingkan peternak mencari jagung sendiri-sendiri.

“Dengan terpadu diharapkan peternak bisa mendapatkan jagung dengan harga terjangkau, yaitu Rp 4.600 per kilogram (kg) atau lebih rendah dari saat ini yang mencapai Rp 5.200 per kg," tambah Rijanto.

Beberapa daerah penghasil jagung pakan sudah dijajaki untuk menjalin kemitraan. Di antaranya Kabupaten Tuban (Jawa Timur), Tolitoli (Sulawesi Tengah), Majene dan Mamuju (Sulawesi Barat), Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Timur.

"Kami juga menjajaki kerja sama dengan Kalsel. Jagung yang akan diekspor, akan kami beli. Kaltim juga kami jajaki, tapi belum deal. Tolitoli dan Majene sudah ke Blitar tinggal kita yang ke sana. Semua demi mendapatkan jagung", jelasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Di Luar Jawa

Panen Raya, Petani Tuban Hasilkan 33,7 Ton Jagung
Hamparan ladang jagung saat panen raya di Tuban, Jawa Timur, Jumat (9/3). Panen raya tersebut menghasilkan 33,7 ton jagung. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, Dirjen Tanaman Pangan Kementan Sumardjo Gatot Irianto memang menyampaikan bahwa stok jagung banyak tersedia di luar Jawa.

"Mayoritas jagung yang berlimpah itu di luar Pulau Jawa. Sudah saatnya sentra peternakan bergerak mendekati pusat produksi jagung di luar Pulau Jawa," katanya.

Ia mengimbau sentra produksi jagung diharapkan terintegrasi dengan pabrik pakan ternak, dan peternakan. Menurut Gatot, integrasi sentra menunjang ketersediaan pasokan, keterjangkauan, dan tingkat kemampuan pembelian. Imbauan ini mendapat respon positif dari pelaku usaha pakan ternak, salah satunya Gabungan Pengusaha Makanan Ternak.

Sebagai sentra peternakan ayam layer, produksi jagung di Jawa - khususnya Blitar terbilang rendah. Hanya 321.769 ton per tahun dari lahan seluas 49.805 hektar (data Badan Pusat Statistik tahun 2014). Sementara kebutuhan jagung peternak di Blitar mencapai 1.000 ton per hari.

Untuk dapat meningkatkan kapasitas produksi demi pemenuhan jagung yang tinggi, Kementan memberi bantuan benih jagung untuk ditanam di lahan seluas 50.000 hektar di Blitar. Juga dana subsidi pembelian jagung Rp 100 juta, 2 alat pengering jagung, 3 alat pemanen jagung, dan 4 traktor. Ada pula bantuan 80 ton jagung pakan dan 100 ton jagung dari perusahaan swasta. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya