Konsumsi Listrik di Palu hingga Sigi Meningkat Jadi 91 MW

PT PLN (Persero) telah mengembalikan operasional infrastruktur kelistrikan, di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi, dalam 25 hari usai gempa dan tsunami.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 25 Okt 2018, 09:30 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 09:30 WIB
PLN berhasil memulihkan 45 penyulang dan tujuh Gardu Induk di Palu. (Dok PLN)
PLN berhasil memulihkan 45 penyulang dan tujuh Gardu Induk di Palu. (Dok PLN)

Liputan6.com, Jakarta - PT PLN (Persero) telah mengembalikan operasional infrastruktur kelistrikan, di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi, dalam 25 hari setelah gempa dan tsunami yang merusak infrastruktur tersebut.

Direktur Bisnis Regional Sulawesi PLN, Syamsul Huda, mengatakan  1.500 relawan PLN  yang terdiri dari berbagai macam latar belakang keahlian, mulai dari pembangkitan, transmisi hingga distribusi bersatu bahu-membahu untuk memulihkan kembali Palu, Donggala, Sigi dan Parigi. pascatsunami dan gempa yang mengguncang wilayah tersebut.

"Berbagai upaya pun dilakukan oleh PLN untuk bergerak cepat memulihkan sistem kelistrikan di Palu dan sekitarnya pasca gempa disertai dengan tsunami dan likuifaksi yang melanda pada 28 September lalu," kata Syamsul, di Jakarta, Kamis (25/10/2018).

Syamsul melanjutkan,  PLN berhasil secara bertahap memulihkan sistem kelistrikan di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi. Hingga saat ini PLN tengah berfokus untuk menyalakan listrik ke rumah-rumah pelanggan. ‎

Tercatat beban puncak di sistem kelistrikan Palu dan sekitarnya mencapai 91 Megawatt (MW) yang sebelum gempa bebannya 125 MW.

"Angka tersebut terus bertambah sejak tahap pemulihan kelistrikan di Palu selama 25 hari tersebut," tutur dia.

Tercatat hingga hari ke-25, PLN telah berhasil memulihkan 2.144 dari target 2.182 Gardu Distribusi yang akan dioperasikan.  Kerja keras dan kerja cepat yang dilakukan PLN selama 25 hari belakangan menujukan hasil yang signifikan.

Hal tersebut dapat dilihat melalui delapan hari pertama, PLN berhasil memulihkan tujuh atau 100 persen Gardu Induk (GI) yang menyuplai listrik untuk Palu dan sekitarnya. Disusul dengan secara paralel PLN berhasil memulihkan 45 atau 100 persen penyulang guna mendistribusikan listrik dari ketujuh GI tersebut di hari ke-10.

"Alhamdulillah, hal ini tentu tidak terlepas dari keterlibatan dan kerja sama tim yang solid baik dari internal maupun eksternal PLN. Semua bersatu untuk memulihkan kelistrikan di Palu, Donggala, Sigi dan Parigi," kata dia.

 

PLN Pertahankan Konsumsi Listrik di Atas 6 Persen

20160309-Konsumsi Listrik Nasional 2016 Naik 11,4 Persen-Jakarta
Petugas mengendalikan pipa saluran gas di PLTGU Jakarta, Rabu (9/3). PLN memperkirakan konsumsi listrik nasional pada tahun 2016 diperkirakan mencapai 225 terrawatt hour (twh) atau meningkat 11,4 persen dibandingkan tahun 2015 (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, PT PLN (Persero) berupaya mempertahankan konsumsi listrik di atas enam persen pada 2019. Upaya tersebut akan didukung dengan adanya pelanggan dengan kapasitas besar.

Direktur Perencanaan Korporat  PT PLN, Syofvi Felienty Roekman, mengatakan ‎PLN masih menghitung konsumsi listrik pada 2019. Namun, dengan melihat calon pelanggan besar konsumsi listrik bisa dipertahankan kemungkinan bisa meningkat.

"Ini masih berhitung, juga banyak yang gede-gede yang masuk. Misalnya, smelter di Sulawesi, sistem Kendari dan Sulawesi Selatan dan Barat naik. Jadi ini ngeboosting pertumbuhan," kata Syofvi‎, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa 23 Oktober 2018.

Syofvi mengungkapkan, ‎saat ini pertumbuhan konsumsi listrik sekitar 6,8 persen. Pertumbuhan tahun depan akan dipertahankan sehingga revisi pertumbuhan yang dicantumkan dalam Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) tidak berubah drastis.

"Saya berharapnya paling tidak pertumbuhan konsumsi bisa saya pertahanakan. Kalaupun ada adjustment, enggak sedrastis RUPTL 2017. Asumsi pertumbuhan saya 8,3 persen, sekarang 6,8 persen. Ya paling tidak saya masih bisa mempertahankan konsumsi di atas 6 ya," tutur dia.

Untuk pembangunan pembangkit, PLN akan mengacu pada kebutuhan listrik. Jika pertumbuhan konsumsi listrik bisa dipertahankan, maka pengurangan pembangunan pembangkit bisa dihindari.

"Itu tergantung supply and demand. Kalau saya bisa pertahankan diangka tahun lalu, menggesernya bukan karena itu, tapi itu karena memang kesiapan dari pembangkitnya seperti apa," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya