Laba BTN Capai Rp 2,3 Triliun di Kuartal III 2018

Pertumbuhan laba BTN ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tercatat mencapai Rp 7,54 triliun.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 25 Okt 2018, 14:19 WIB
Diterbitkan 25 Okt 2018, 14:19 WIB
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatatkan laba bersih Rp 2,2 triliun hingga kuartal III 2018 . Laba ini naik 11,51 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Direktur Utama BTN Maryono menjelaskan, pertumbuhan laba BTN ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang tercatat mencapai Rp 7,54 triliun atau naik 15,29 perden dibandingkan kuartal III 2017 yang sebesar Rp 6,54 triliun.

Pendapatan bunga bersih tetap terjaga karena Net Interest Margin (NIM) di level 4,35 persen.

Tidak hanya itu, penopang laba lainnya adalah dari sisi kredit. BTN mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 19,28 persen secara tahunan (year on year/ yoy).

Pertumbuhan kredit ini didorong kenaikan KPR Subsidi, karena BTN telah resmi mendapat kucuran Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).

FLPP memberikan angin segar terhadap laju pertumbuhan kredit bagi BTN lebih tinggi dan untuk mengoptimalkannya sekaligus mendukung target program sejuta rumah yang menyasar masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

"Kami intensif menggandeng mitra swasta maupun pemerintah daerah agar penyerapan FLPP tepat sasaran,” kata Maryono di kantornya, Kamis (25/10/2018).

Angka pertumbuhan kredit tersebut di atas rata-rata industri perbankan per Agustus lalu yang dicatat Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar 12,12 persen. BTN berhasil mengucurkan kredit senilai Rp 220,07triliun per kuartal III 2018, naik dibandingkan kuartal III tahun 2017 yang hanya sebesar Rp 184,50triliun.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

KPR Subsidi

20160722-ATM Bank BTN- Tax Amnesty-Jakarta- Angga Yuniar
Nasabah melakukan transaksi di ATM Bank BTN, Jakarta, Jumat (22/7). Bank BTN siap menampung dana repatriasi dari kebijakan penghapusan pajak (tax amnesty) yang mulai diberlakukan pemerintah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

KPR Subsidi yang memegang porsi 54,35 pereen dari total KPR perseroan memang melaju kencang dibandingkan KPR nonsubsidi.

Secara keseluruhan KPR hanya tumbuh sebesar 21,81 persen yoy atau sebesar Rp 163,61triliun. Pencapaian tersebut lebih tinggi dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 134,31triliun.

Sementara KPR Subsidi melejit sebesar 30,11 persen yoy atau menjadi sebesar Rp 88,92 triliun lebih baik dibandingkan triwulan III 2017 yang mencapai Rp 68,34 triliun sedangkan KPR non Subsidi tumbuh sebesar 13,22 peresen yoy menjadi Rp 74,69 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar Rp 65,97 triliun.

Sementara sektor kredit konstruksi perumahan, Maryono menambahkan, BTN mencatatkan pertumbuhan kredit konstruksi sebesar 17,41 persen yoy atau sebesar Rp 28,45 triliun lebih tinggi dibandingkan kuratal III 2017 yang mencapai Rp 24,23 triliun yang mengalir bagi para pengembang perumahan.

Laju pertumbuhan kredit yang kencang juga didukung oleh pengendalian rasio kredit macet yang prima. Non Peforming Loan (NPL) Bank BTN berhasil ditekan menjadi 2,65 persen per September 2018, angka tersebut lebih baik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 3,07 persen.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya