Liputan6.com, Jakarta - World Economic Forum mengeluarkan data mengenai negara-negara di Asia Pasifik yang memberikan layanan kereta api paling baik. Layanan kereta api di Indonesia masuk dalam daftar lima besar.
Mengutip seasia.co, Minggu (28/10/2018), peringkat layanan kereta api terbaik dilihat dari sisi efisiensi. Dalam pemeringkatan tersebut memasukkan beberapa indikator seperti frekuensi keberangkatan, ketepatan waktu, kecepatan dan juga harga.
Advertisement
Baca Juga
Dari indikator tersebut kemudian dibuat skor antara 1 sampai dengan 7. Untuk skor 1 merupakan nilai terburuk dengan layanan yang sangat tidak efisien. Sedangkan untuk skor 7 merupakan nilai tertinggi dengan layanan sangat efisien.
Dalam daftar tersebut, Layanan kereta api yang paling efisien diraih oleh Jepang dengan skor 6,6. Posisi kedua diduduki oleh Korea Selatan dengan skor 5,9.
Untuk posisi ketiga adalah Malaysia dengan skor 5,2. Posisi selanjutnya atau keempat adalah Indonesia dengan Skor 4,7 persen. Di bawah Indonesia adalah China dengan Skor 4,5.
Setelah itu secara berurutan Australia, New Zealand, Vietnam, Mongolia dan Thailand.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
1,2 Juta Orang Bakal Naik KRL di 2019
Akhir tahun 2018 ini, pemerintah melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan berencana untuk mengoperasikan enam stasiun yang telah dimodernisasi serta satu dipo baru, yaitu Dipo Cipinang.
Adapun enam stasiun modernisasi tersebut terdiri atas lima stasiun modernisasi, yaitu Stasiun Klender, Stasiun Buaran, Stasiun Klender Baru, Stasiun Cakung dan Stasiun Kranji pada lintas Manggarai – Bekasi dan satu stasiun di lintas Tanahabang – Rangkasbitung, yaitu Stasiun Citeras.
BACA JUGA
Selain pengoperasian stasiun dan dipo, pada lintas Tanah Abang – Rangkasbitung juga akan dioperasikan double track dan elektrifikasi di segmen Maja–Rangkasbitung. Sedangkan pada lintas Manggarai-Bekasi direncanakan juga beroperasi double-double track segmen Jatinegara – Kranji.
"Pengoperasian berbagai prasarana kereta api di area Jabotabek dan Banten ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas lintas perjalanan KA pada lintas tersebut di atas," kata Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri dalam keterangannya, Selasa (23/10/2018).
Khusus pada pembangunan double-double track lintas Manggarai-Bekasi yang rencananya akan diperpanjang hingga Cikarang, bertujuan untuk antara lain: memisahkan jalur ganda kereta jarak jauh dan kereta api commuter; menghindari susulan perjalanan kereta api jarak jauh dan KRL, dan peningkatan pelayanan melalui penambahan kapasitas jalur.
Dengan begitu, frekuensi kereta api jarak jauh dan KA Komuter bertambah, terutama dalam rangka peningkatan jumlah penumpang untuk target 1,2 juta penumpang per hari pada tahun 2019; meningkatkan kapasitas lintas kereta api Jabodetabek; memperlancar angkutan kereta api melalui pemisahan jalur operasi jalur utama jawa (main line) dan jalur commuter (KRL) dan peningkatan keselamatan.
"Selain itu, Pemerintah juga berencana untuk mengembangkan Stasiun Manggarai. Pembangunan Stasiun Manggarai akan dibangun menjadi dua tingkat untuk memisahkan jalur kereta api, yaitu antara kereta api jarak jauh, kereta api commuter jabodetabek dan kereta api commuter bandara," tambah Zulfikri.
Advertisement