Liputan6.com, Jakarta - Tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) Calon Pegawai Negeri Sipil Tahun 2018 (CPNS 2018) yang berlangsung sejak Jumat (26/10/2018) di berbagai daerah ini masih terus berlangsung hingga saat ini. Sayangnya, banyak pelamar CPNS 2018 yang harus melepas harapannya karena tidak lolos di tahap ini.
Berdasarkan pantauan Liputan6.com, banyak peserta SKD CPNS 2018 yang tidak mencapai nilai passing grade yang telah ditentukan, terutama untuk Tes Karakteristik Pribadi (TKP).
Advertisement
Baca Juga
Namun meski demikian, di lain sisi, peserta SKD CPNS 2018 yang lolos mampu memperoleh nilai yang bagus. Salah satunya bahkan mendapat nilai terbaik.
Dikutip dari akun Twitter resmi Badan Kepegawaian Negara (BKN), @BKNgoid, BKN mengumumkan jumlah skor tertinggi nilai tes SKD CPNS 2018 mencapai angka 402.
BKN mengungkapkan, skor tertinggi itu diraih oleh pelamar instansi Pemerintah Kota (Pemkot) Tasikmalaya, atas nama Santi Apriani.
Ia berhasil meraih jumlah skor tertinggi nilai tes SKD CPNS 2018 (top score) mencapai angka 402. Jumlah skor tersebut terdiri dari nilai TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) 125, TIU (Tes Intelegensia Umum) 125, dan TKP (Tes Karakteristik Pribadi) 152.
"Sae pisan euy, Teh Santi Apriani mencapai top scorer (TWK 125, TIU 125, TKP 152, jumlah 402) #CPNS2018 Pemko Tasikmalaya.
Goyang Tasiiiiiik, tarik Mang 💃🏽💃🏽💃🏽
#2019JadiASN#BKNSemangatUntukNegeri," seperti dikutip dari Twitter BKN.
Lokasi Tes SKD CPNS 2018 Kejauhan? Ini Kata BKN
Peserta seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) tahun anggaran 2018 di tahap tes Seleksi Kompetensi Dasar (SKD) sudah dapat mencetak kartu tanda peserta dan melihat lokasi tes SKD mereka. Namun, terdapat sejumlah orang yang kaget ketika mendapati lokasi tes yang begitu jauh.
Berdasarkan pengamatan Liputan6.com, terdapat peserta yang lokasi tesnya berada di sisi pulau yang berbeda dari domisili. Misalkan, ada yang tinggal di Jawa Timur, tetapi lokasi tesnya di Banten.
Merespons hal tersebut, pihak Badan Kepegawaian Negara (BKN) menyebut lokasi tes SKDyang berjauhan terjadi bila memilih instansi di luar domisili.
"Begini, memang risikonya sudah harus diketahui dari awal. Misalnya, saya orang Aceh, mau jadi Pemda Pemprov Mlauku Utara. Ya risikonya harus ke sana," ucap Ketua Biro Humas BKN Mohammad Ridwan kepada Liputan6.com pada Sabtu (27/10/2018).
BKN mengajak peserta untuk optimistis dan memandang ini sebagai bagian dari tantangan untuk menjadi CPNS. Kemudian, Ridwan menjelaskan tidak semua instansi bisa mengadakan tes di seluruh provinsi.
Pasalnya, terdapat pula keterbatasan dari panitia, sehingga tidak memungkinkan bagi peserta untuk dibebaskan memilih mengambil tes di mana. "Nanti bisa dibayangkan betapa repotnya panitia lokal," jelas Ridwan.
Pihak BKN sebenarnya telah menyediakan tempat tes SKD di ibu kota 34 provinsi. Namun, tidak semua Kementerian dan Lembaga bisa mengadakan tes di semua provinsi itu. "Misal, BPOM tidak mungkin (lokasi tesnya) ada di 34 Kabupaten/Kota," terang Ridwan.
Advertisement