Rupiah Menguat, Pemerintah Tetap Waspada Perkembangan Ekonomi Dunia

Pemerintah akan tetap waspada dalam menyikapi perkembangan ekonomi global.

oleh Merdeka.com diperbarui 09 Nov 2018, 14:00 WIB
Diterbitkan 09 Nov 2018, 14:00 WIB
Rupiah Tembus 14.600 per Dolar AS
Petugas melayani nasabah di gerai penukaran mata uang di Ayu Masagung, Jakarta, Senin (13/8). Pada perdagangan jadwal pekan, senin (13/08). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh posisi tertingginya Rp 14.600. (Merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) memberikan sinyal bahwa kondisi perekonomian Indonesia masih dalam keadaan baik di tengah berbagai tekanan global.

"Kalau mengenai kurs sebetulnya kami lihat bahwa persepsi terhadap perekonomian Indonesia selama 2018 ini pertama banyak yang bisa kita topang berdasarkan fondasi Indonesia," kata dia, di Kantor DJP, Jakarta, Jumat (9/11/2018).

Menurut dia, hal yang perlu diperhatikan dalam menghadapi tekanan ekonomi global adalah dengan menjaga fundamental ekonomi. Sejauh ini, kata dia, fondasi ekonomi Indonesia cukup baik yang terlihat dari pertumbuhan ekonomi di atas 5 persen serta inflasi yang terjaga rendah.

"Kemudian belanja kita juga produktif, sektor riil juga masih maju, kalau kita lihat penerimaan pajak, hampir semua sektor kontributor double digit growth itu Indonesia perlu untuk terus mengembangkan mengenai fondasi ini dikombinasikan," ujar dia.

"Bahwa kita punya current account defisit dan itu kemarin dipicu dengan masif capital outflow kembali ke Amerika. Tapi sekarang tentu dengan adanya perkembangan politik yang ada kita berharap akan munculnya suatu rasional dari pelaku ekonomi global. Mereka akan lihat Indonesia berbeda," Imbuh dia.

Meskipun demikian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini, Pemerintah akan tetap waspada dalam menyikapi perkembangan ekonomi global. Hal ini perlu dilakukan agar fondasi ekonomi Indonesia dapat terjaga kualitasnya.

"Tapi kita memang harus hati-hati karena suasana politik global tetap akan cair. Sebagai pengelola kebijakan ekonomi poin yang paling penting di dalam ekonomi kita dalam suasana yang cukup guncang ini harus punya fleksibilitas dan kemampuan untuk meng-absorb itu yang selalu kita siapkan," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Rupiah Hari Ini

Rupiah Melemah Tipis, Dolar AS Apresiasi ke Rp 13.775/US$
Petugas tengah menghitung uang rupiah di Bank BUMN, Jakarta, Selasa (17/4). Mengacu data Bloomberg, rupiah siang ini pukul 12.00 WIB di pasar spot exchange sebesar Rp 13.775 per dolar AS atau menguat 4,7 poin. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

NIlai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) masih tetap menguat pada perdagangan Jumat pekan ini.  Pergerakan rupiah cenderung mulai tertahan terhadap dolar AS menjelang pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) pada Desember.

Mengutip Bloomberg, Jumat (9/11/2018), rupiah dibuka di angka 14.645 per dolar AS, melemah jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.539 per dolar AS. Namun menjelang siang, rupiah menguat ke level 14.607 per dolar AS.

Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak di kisaran 14.607 per dolar AS hingga 14.684 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih melemah 8,06 persen.

Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.632 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan patokan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.651 per dolar AS.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya