Liputan6.com, Jakarta - Deputy Director for Vocational Alignment and Industrial Cooperation Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Saryadi Guyatno mengatakan pemerintah berupaya mengatasi problem minimnya tenaga pengajar mata pelajaran kejuruan di SMK.
"Kita punya guru dari sisi jumlah memadai. Namun dari sisi kualifikasinya tidak sesuai. Di SMK itu ada tiga jenis mata pelajaran. Ada normatif, PKN, Agama. Ada adaptif, ada matematika, fisika, science. Kemudian ada produktif, guru kejuruan. Guru kejuruan ini lah yang kurang," ungkap dia, saat ditemui, di Warung Daun Cikini, Jakarta, Sabtu (10/11/2018).
Advertisement
Baca Juga
Langkah yang diambil pemerintah untuk memastikan kecukupan tenaga pengajar mata pelajaran kejuruan adalah dengan menjalankan program guru dengan keahlian ganda.
"Guru adaptif seperti, matematika, fisika, kita training mereka 1,5 tahun dari sisi aspek kompetensi teknis. Disebut ganda karena dia bisa mengajarkan dua komponen," kata dia.
Selama jangka waktu 1,5 tersebut, para guru akan mengikuti training yang meliputi pendidikan, pelatihan. Para guru yang mengikuti training juga akan diberikan kesempatan magang di industri.
"Di akhir (masa training) mereka akan diuji kaitan dengan kompetensinya. Ada sertifikasi kompetensi terkait dengan apa yang diajarkan," jelas dia
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Program Guru Keahlian Ganda
Program guru keahlian ganda ini, menurut Saryadi diharapkan dapat mengatasi problem kurangnya tenaga pengajar di sekolah vokasi
"Di 2016 itu sempat diidentifikasi 91.000. Itu kekurangannya. Dan kita kan ada moratorium penerimaan tenaga guru dari tahun 2014 sehingga di satu sisi kita punya kapasitas terpasang yang berlebih, di satu sisi ada kebutuhan maka ada program tadi, program keahlian ganda," tandasnya.
Reporter:Â Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement