Pengusaha Sebut Gudang Pabrik Pakan Ternak Tak Cukup Tampung Produksi Jagung

Kenaikan harga jagung pakan saat ini murni dinilai akibat kurangnya pasokan di tingkat peternak.

oleh Nurmayanti diperbarui 15 Nov 2018, 20:20 WIB
Diterbitkan 15 Nov 2018, 20:20 WIB
Ilustrasi jagung.
Ilustrasi jagung. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Pengusaha membantah jika gudang pabrik pakan ternak (feedmill) menyimpan banyak pasokan jagung pakan sehingga menjadi salah satu penyebab kenaikan harga di pasar. Kenaikan harga jagung pakan saat ini murni dinilai akibat kurangnya pasokan di tingkat peternak.

Ini diungkapkan Ketua Bidang Peternakan dan Perikanan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Anton J Supit saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kamis (15/11/2018).

"Pertanyaan kami di mana (disimpan jagung). Jadi jangan mengalihkan masalah jika (harga naik) karena logistik dan juga dialihkan jagung langka karena disimpan pengusaha besar," tutur dia.

Dia mengakui jika pabrik harus memiliki jaminan stok sejak kapanpun. Ini karena pabrik memerlukan stok untuk produksi. Namun stok yang disimpan sulit dalam jumlah besar.

Menurut dia, saat ini ada dua permasalahan yang tengah dihadapi peternak di Indonesia. Yakni perihal kenaikan harga pakan yang tinggi dan pasokan yang kurang. 

Selama ini peternak membutuhkan sekitar 800 ribu ton jagung pakan per bulan atau sekitar 8 juta per tahun.

Hal ini dikatakan sesuai hukum pasar. "Kalau lihat pasar tidak bisa dibohongi. Kalau jagung makin naik artinya suplai jagung kurang dan pasti naik seperti yang terjadi di Banten mencapai Rp 6.000 per kg," jelas dia. 

Dia turut mempertanyakan terkait dengan adanya surplus pasokan jagung sebesar 12,9 juta ton. Angka ini dinilai terlampau besar dan membutuhkan gudang yang sangat besar untuk menampungnya. Jagung juga tidak dapat disimpan terlalu lama dalam satu gudang jika mengacu pada kondisi kualitasnya.

Dia pun meminta Kementerian Pertanian (Kementan) segera mengambil langkah sebagai solusi menghadapi kelangkaan pakan ternak. Ini agar tak mempengaruhi produk lanjutan dari ternak seperti telur dan lainnya.

"Risikonya pakan mahal adalah ayam dan telur naik. Padahal harga sulit dinaikkan karena menyangkut daya beli masyarakat," tegas dia.

Ketua Presidium Peternak Layer Nasional Ki Musbar Mesdi membenarkan jika saat ini harga jagung sudah melonjak hingga Rp 5.700—Rp 5.800 per kg, rata-rata secara nasional. Padahal, harga yang direkomendasikan untuk jagung pakan hanyalah Rp 4.000-an per kilogram.

 

 

 

Kementan Berikan 100 Ton Jagung Pakan ke Peternak di Malang

Kementan
Bambang Sugiharto menyatakan bahwa berdasarkan Data Badan Pusat Statistik (BPS) disimpulkan produksi dan pasokan jagung tahun 2018 surplus sebesar 12 juta ton pipilan kering (PK).

Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan bantuan jagung pakan kepada peternak ayam mandiri di Wilayah Malang, Jawa Timur. Sebanyak 100 ton jagung pakan diberikan instansi ini.

Ketua Peternak Paguyuban Desa Kambingan Tumpang Malang Timur Kholik, mengaku senang dengan adanya bantuan ini. "Melihat jagung datang saja peternak pada datang semua. Berebut malah. Memang yang ditunggu-tunggu, yang diharapkan ya ini," ujar dia, Minggu (11/11/2018).

Dia memperkirakan, 250-300 peternak yang berada di bawah binaannya membutuhkan hingga 35 ton jagung per hari.

"Volume produksi seluruh Malang kisaran 4 jutaan, yang di bawah saya kisaran 1 jutaan. Kebutuhan jagung kisaran 25 ton-35ton per hari," dia menambahkan.

Bantuan 100 ton jagung, menurut Kholik bisa dimanfaatkan para petani hingga beberapa hari ke depan.

"Jumlah bantuan yang kita terima kisaran 98-100 ton. Bisa digunakan 5 hingga 6 hari," tambahndia.

Informasi yang Kholik terima, setelah ini Kementan menjanjikan akan kembali mendatangkan bantuan jagung. Jagung-jagung itu akan diberikan langsung ke peternak dengan mengganti biaya bungkus. Paguyuban dipastikan tidak mengambil untung.

Beberapa hari terakhir ini peternak terbebani harga jagung yang melambung ke posisi Rp 5.300 hingga Rp 5.400 per kg, dari sebelumnya Rp 4.900-Rp 5.000 per kg.

Selain jagung, ke depan para peternak mandiri berharap Kementan juga memberi perhatian terhadap kebutuhan sarana dan prasarana peternakan (sapronak) lainnya seperti Day Old Chicken (DOC) atau ayam bibit.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya