Liputan6.com, Jenewa - Jam tangan termahal tahun ini berhasil laku dijual di Jenewa seharga 3,9 juta franc atau setara Rp 57,1 miliar (1 franc = Rp 14.594). Adikarya tersebut dijual di acara lelang Sotheby's yang menarik 900 peminat dari 54 negara.
Dilansir dari Reuters, mereknya adalah Patek Philippe dengan referensi model 2499 atau dikenal juga dengan nama The Asprey. Jam ini dibuat pada 1952 dan menghadirkan fitur kalender abadi (perpetual calendar).
Advertisement
Baca Juga
Di dunia jam tangan, kalender abadi adalah pengoperasian jam yang bisa menyesuaikan ke dunia nyata. Ini tentu benda dengan kalender jam biasa di mana pengguna perlu menyesuaikan tanggal jika hari dalam satu bulan kurang dari 31 hari, demikian penjelasan situs spesialis perhiasan dan jam tangan Gray & Sons.
Pemakai pun tidak perlu menyesuaikan penanggalan jam tangan ketika tahun kabisat. Dan hal itu akan berlangsung selamanya, maka dari itu disebut abadi, meskipun "kalender abadi" ini tetap harus disesuaikan pada tahun 2100 yang melongkapi tahun kabisat berdasarkan standar kalender Gregorius.
Harga jam ini naik dibanding pelelangan terakhir pada 2006 lalu untuk harga 2,2 juta franc atau setara sekitar Rp 32,1 miliar saat ini. Tetapi, dulu harga tersebut juga memecahkan rekor dunia.
Pada pelelangan tahun ini, penjualnya tidak diketahui. Ditenggarai pembelinya adalah orang China karena perantara yang ikut lelang merupakan wanita Asia yang bicara bahasa Mandarin via telepon.
Jam tangan The Asprey ini menjadi primadona di antara merek Cartier, Rolex, dan Vacheron Constantin yang ikut dilelangkan. Sotheby's menyebut, terkumpul dana sebesar 12,2 juta franc (Rp 178 miliar)
Menyaksikan Fase Bulan di Jam Tangan Kayu Produksi Lokal
Aksesoris bisa jadi salah satu trik untuk menyempurnakan penampilan. Salah satu aksesori yang bisa Anda mempertimbangkan adalah jam tangan kayu unik yang memberi sentuhan lain di penampilan sehari-hari.
Berbicara tentang jam tangan kayu produksi lokal, Anda harus melirik Matoa Indonesia. Brand asal Bandung, Jawa Barat, yang sudah berjualan online selama lima tahun ini dikenal lewat deretan seri jam tangan yang merupakan kombinasi kayu utuh dan limbah dengan perbandingan 50:50.
Dalam penyempurnaan produk, belum lama ini Matoa mengeluarkan kreasi baru, yakni Matoa Rakai: A Moonphase Time. Sesuai dengan namanya, jam yang merupakan timepiece kayu pertama dengan dome sapphire coated K-1 glass ini menampilkan tampilan fase gerak bulan di langit malam.Â
Menggunakan dome sapphire coated K-1 glass membuat Rakai memiliki daya tahan lebih kuat. Jam ini memiliki lapisan anti-refleksi, anti-sidik jari, dan anti-gores, juga gesper lebih kuat.
Penampilan jam tangan kayu series ini dimaksimalkan dalam inovasi jarum jam menyerupai sosok penggapai bulan, di mana pemandangan ini bisa terlihat saat jarum jam dan menit berada tepat di angka 12.
Berdasarkan keterangan pers yang diterima Liputan6.com, Rakai tiba sebagai terobosan dalam sejarah Matoa untuk memberi produk yang senantiasa estetik dengan sentuhan alam, di mana kayu eboni dan maple tetap jadi bahan baku utama, dan kemewahan.
Bersama dengan series ini, Matoa Indonesia juga menyiapkan cerita fiksi yang memperkuat karakter Rakai. Fiksi karakter bulan merupakan salah satu cara bagi berbagi inspirasi mengenai Rakai. Tak hanya sebagai pengukur waktu, bulan juga digunakan untuk tujuan lain oleh para mestro di bidangnya masing-masing.
Inilah alasan para ilmuwan umumnya gagal memahami energi spekulatif ini. Salah satu dari 'Jemaat Rakai' memperingati, dunia berada dalam keadaan terancam dan manusia perlu memperbaiki cara hidup kita sebelum alam memperbaikinya untuk manusia.
Kombinasi inovasi dan cerita fiksi disampaikan untuk memperkuat salah satu series jam tangan kayu ini. Lantaran memperlihatkan fase bulan, Rakai, berdasarkan keterangan Taufik Mochammad Ridwan selaku Marketing Director Matoa Indonesia, menarik mereka yang memang menyukai astronomi.
Advertisement