Dorong Pertumbuhan Ekonomi, SDM RI Harus Melek Teknologi

Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk jadi salah satu kekuatan ekonomi dunia.

oleh Bawono Yadika diperbarui 19 Nov 2018, 17:25 WIB
Diterbitkan 19 Nov 2018, 17:25 WIB
Aksi Menaker Hanif Dhakiri Hibur Karyawan KLY
Penampilan Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri saat hadir menjadi bintang tamu dalam acara KLY Lounge di Gedung KLY, Gondangdia, Jakarta, Jumat (5/10). Hanif Dhakiri menyanyikan salah satu lagu Anji "Menunggu Kamu". (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Hanif Dhakiri mengatakan, pemerintah semakin fokus untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Menurutnya, SDM yang terampil menjadi kunci untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

“SDM juga harus melek teknologi. Jika SDM di Indonesia melek teknologi, maka pertumbuhan ekonomi kita bisa tumbuh hingga 7 persen,” tuturnya di Gedung Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker), Senin (19/11/2018).

Menaker Hanif menambahkan, pembangunan ketenagakerjaan selama 4 tahun terakhir menunjukan kemajuan yang cukup baik. Itu ditunjukan dengan tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) mencapai 67,26 persen, tingkat pengangguran berada yang rendah yakni 5,34 persen, serta tingkat pekerja yang bekerja sektor formal mencapai 43,16 persen.

“Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk jadi salah satu kekuatan ekonomi dunia sebagaimana hasil riset McKinsey Global Institute yang meramalkan Indonesia menjadi negara ekonomi terbesar ke-7 di dunia pada tahun 2030,” ujarnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Tingkatkan Kemampuan Pekerja

Menaker: Peningkatan Kompetensi SDM Harus Dipercepat
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri saat mengunjungi Laboratoriun Pelatihan Politeknik ATMI Sikka (Kampus Cristo re Maumere), NTT.

Di sisi lain, Guru Besar Manajemen Universitas Indonesia (UI) Rhenald Kasali menerangkan, pergeseran ekonomi ataugelombang shifting yang ada kini melanda di semua sektor, termasuk didalamnya sektor ketenagakerjaan.

“Kuncinya, kita harus melakukan upskilling dan re-training tenaga kerja. Agar memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan di era teknologi," terang dia.

Lantaran, kata Rhenald, pekerjaan-pekerjaan pada abad ke-20, perlahan-lahan akan digantikan oleh pekerjaan-pekerjaan baru berbasis teknologi di waktu yang akan datang.

"Pekerjaan-pekerjaan lama bisa saja tetap dibutuhkan, sepanjang pelaku bisa memperkaya diri dengan aplikasi teknologi. Semua harus bergerak, termasuk pemerintah dan para pemimpin di daerah," tandasnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya