Ritel Tradisional Masih Jadi Tempat Favorit Warga Berbelanja

Sektor ritel memiliki kontribusi 15,24 persen terhadap total PDB dan menyerap tenaga kerja sebesar 22,4 juta atau 31,81 persen dari tenaga kerja non-pertanian.

oleh Septian Deny diperbarui 23 Nov 2018, 12:30 WIB
Diterbitkan 23 Nov 2018, 12:30 WIB
20151020-Ilustrasi-Belanja-di-Pusat-Perbelanjaan
Meriahkan HUT RI Ke-72, Mendag-Menpar Luncurkan Hari Belanja Diskon Indonesia (iStock Photo)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah dan sektor swasta diminta untuk mendukung pengembangan ritel tradisional seperti toko kelontong. Sebab sektor ini dinilai masih menjadi salah satu penggerak utama ekonomi masyarakat.

Direktur Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Research Institute, Agung Pambudhi mengatakan,‎ hingga saat ini industri ritel khususnya ritel tradisional, masih memiliki ruang untuk terus bertumbuh. Meski pun ritel tradisional harus bersaing dengan industri ritel modern yang terus tumbuh.

"Hingga kini toko tradisional masih menjadi tempat favorit belanja karena faktor lokasi dan kemudahan mendapatkan barang kebutuhan sehari-hari. Yang juga tidak kalah penting adalah kayanya nilai-nilai sosial dalam hubungan antara ritel tradisional dengan para pembeli berlandaskan kepercayaan," ujar dia di Jakarta, Jumat (23/11/2018).‎

Agung menjelaskan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2016 menyebutkan jika sektor ritel memiliki kontribusi 15,24 persen terhadap total PDB dan menyerap tenaga kerja sebesar 22,4 juta atau 31,81 persen dari tenaga kerja non-pertanian. Selain itu, distribusi toko ritel Indonesia pada 2017 masih didominasi oleh toko tradisional sebesar 82,3 persen.

"Data ini memperlihatkan masih agresifnya strategi pembukaan toko ritel tradisional yang dinilai lebih efektif," ungkap dia.

Saat ini sejumlah peritel tradisional maupun UKM telah mampu meningkatkan penjualan dan keuntungannya karena telah mendapatkan bantuan dan dukungan dalam hal penerapan sistem ritel modern skala terbatas, seperti penataan barang, kontrol inventaris barang, pencatatan penjualan dan keuangan, serta dukungan sistem IT sederhana. Namun dukungan tersebut harus terus ditingkatkan agar lebih banyak ritel tradisional yang bisa naik kelas.

‎"Besarnya potensi ritel tradisional untuk terus berkembang memang harus didukung secara maksimal dengan terciptanya sinergi dari pemerintah dan sektor dunia usaha," ungkap dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Pesta Retail Nasional

Ilustrasi belanja
Ilustrasi belanja (Unsplash.com)

Sementara itu, untuk mendukung peningkatan skala usaha dan keuntungan para peritel tradisional, PT HM Sampoerna Tbk menggelar Pesta Retail Nasional (PRN) pada Kamis 22 November 2018 di Indonesia Convention Expo (ICE) BSD.

Kepala Urusan Komersial dan Pengembangan Bisnis Sampoerna, Henny Susanto mengatakan, kegiatan tahunan ini merupakan bentuk apresiasi dan wadah yang bertujuan memicu semangat produktivitas serta daya saing dan pengembangan usaha kecil menengah (UKM) khususnya peritel tradisional mitra Sampoerna yang tergabung dalam Sampoerna Retail Community (SRC).

Perhelatan yang dibuka oleh Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto ini digelar dengan mengusung tema Ayo Maju, Ayo Bersama, Ayo Berbagi dan menghadirkan 3.000 perwakilan SRC terpilih dari berbagai wilayah di Indonesia.

”Kami mendukung pemerintah dalam membangun dasar ekonomi kerakyatan melalui pemberdayaan UKM di Indonesia. Investasi jangka panjang Sampoerna berfokus pada program-program pemberdayaan yang memberikan dampak pada bagi pertumbuhan perekonomian bangsa dengan melakukan pendampingan terhadap pelaku ritel tradisional yang tergabung di Sampoerna Retail Community,” tandas Henny.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya