Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kembali bergerak menguat pada perdagangan Jumat ini.
Mengutip Bloomberg, Jumat (30/11/2018), rupiah dibuka di angka 14.331 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya yang ada di angka 14.382 per dolar AS.
Sejak pagi hingga siang hari ini, rupiah bergerak pada kisaran 14.276 per dolar AS hingga 14.355 per dolar AS. Jika dihitung dari awal tahun, rupiah masih melemah 5,48 persen.
Advertisement
Sedangkan berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.339 per dolar AS, menguat jika dibandingkan dengan sehari sebelumnya yang ada di angka 14.408 per dolar AS.
Baca Juga
Analis senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan, laju mata uang rupiah mampu kembali mengalami kenaikan setelah merespons pergerakan dolar AS yang cenderung melandai di pasar global.
"Adanya komentar The Fed terkait dengan arah suku bunga yang cenderung netral membuat pergerakan dolar AS tertahan sehingga memberikan kesempatan pada rupiah untuk melanjutkan penguatan," katanya dikutip dari Antara.
Di sisi lain, lanjut dia, masih adanya imbas dari pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo yang menyatakan prospek ekonomi Indonesia akan semakin membaik dengan pertumbuhan yang lebih tinggi dan stabilitas yang tetap terjaga turut mendorong rupiah terapresiasi.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2019 diperkirakan tetap meningkat hingga mencapai kisaran 5,0-5,4 persen," katanya.
Ia menambahkan inflasi 2019 yang tetap terkendali pada kisaran sasaran 3,5 persen plus satu persen turut menambah sentimen positif pada rupiah.
Meski demikian, lanjut dia, kenaikan mata uang rupiah itu masih dibayangi dengan perkiraan kembali meningkatnya dolar AS mengingat belum adanya kepastian kesepakatan perdagangan Amerika Serikat dengan China.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Rupiah Diprediksi Kembali Melemah pada 2019
Sebelumnya, peneliti Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri memprediksi rupiah masih melemah hingga 2019. Prediksi ini dengan melihat produktivitas Indonesia yang mengacu pada Current Acoount Deficit (CAD) yang belum juga menunjukkan performa optimal.
"Fenomena jangka pendek rupiah bisa menguat. Tahun depan jangka menengah, 99 persen rupiah akan melemah. Kalau bicara jangka panjang, hubungan rupiah dengan CAD itu erat sekali," ujar Faisal pada Rabu, 28 November 2018.
BACA JUGA
Dia mengatakan, pelemahan rupiah sebenarnya tidak hanya terjadi tahun ini saja. Pada 2017, rupiah melemah dan CAD defisit namun dapat diatasi dengan jumlah uang yang masuk ke Indonesia cukup besar.
"2017, CAD kita defisit USD 17 miliar tapi uang yang masuk USD 22 miliar. Tetap rupiah melemah rerata tahunannya. Tapi melemahnya sangat sopan, sedikit sekali karena capital inflow-nya lebih banyak," jelasnya.
Lebih lanjut, Faisal menambahkan, pada 1998 hingga 2011, CAD Indonesia mengalami surplus, namun tetap diiringi fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap Dolar AS. Hal ini berbanding terbalik dengan kondisi saat ini di mana rupiah dan defisit CAD sama-sama melemah.
Advertisement