Dorong Pertumbuhan Ikan Hias, Menko Luhut Akan Permudah Izin

Menteri Luhut dukung pertumbuhan bisnis ikan hias.

oleh Merdeka.com diperbarui 02 Des 2018, 18:32 WIB
Diterbitkan 02 Des 2018, 18:32 WIB
Menteri Luhut hadiri Nusantara Aquatic di BSD
Menteri Luhut hadiri Nusantara Aquatic di BSD. Dok: Dwi Aditya Putra

Liputan6.com, Tangerang - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan secara resmi menutup acara pameran dan kontes ikan terbesar se-Asia bertajuk Nusantara Aquatic (Nusatic) 2018, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Tangerang, Minggu (2/12/2018).

Hadir bersama Istrinya, Menko Luhut yang mengenakan kemeja panel berwarna cream kotak-kotak dipadu celana bahan hitam, berkesempatan melihat langsung beberapa ikan yang menjadi pememang kontes. Tak luput, ikan jenis koi berukuran raksasa menjadi pusat perhatiannya.

Dalam kesempatan ini, Menko Luhut yang juga didampingi oleh Ketua Nasutic, Sugiarto juga tampak beberapa kali melakukan dialog secara serius. Bahkan, Sugiarto sempat menyampaikan keluhannya mengenai perizinan yang selama ini dianggapnya masih tumpang tindih di sektor Kementerian Lembaga.

Menanggapi keluhan tersebut, Menko Luhut menekankan akan mendukung dan mempermudah proses perizinan bagi para pengusaha ikan hias. Pihaknya berjanji akan merangkul semua Kementerian atau Lembaga terkait untuk memberikan kemudahan secara izin.

"Saya pikir pemerintah akan bantu. Tadi ada kesulitan yang disampaikan perizinan akan dibuka satu pintu agar mudah. Kalau ada masalah izin beri tahu saya. Semua perizinan akan dipermudah," kata Menko Luhut dalam sambutannya.

Menko Luhut menyampaikan, mengenai perizinan menjadi kepentingan nasional ke depan. Menurutnya, ini bukan hanya bicara perosalan bisnis saja, namun lebih dari itu. Dengan kemudahan perizinan ini, maka diharapkan akan meningkatkan pertumbuhan ekspor terutama pada ikan hias.

"Izin saya akan berikan satu pintu jadi tidak repot-repot. Kita negara kepulauan terbesar, pemerintah akan dukung jangan ragu-ragu," pungkasnya.

Serunya Festival Ikan Biak

festival ikan
Nelayan Kampung Binyeri, Benyamin Msen memperlihatkan tangkapan ikannya. (Foto: Liputan6.com / Katharina Janur)

Bulan lalu, juga ada Festival Ikan Biak digelar di Pantai Samber, Kampung Binyeri, Distrik Yendidori, Kabupaten Biak Numfor. Kegiatan yang baru pertama kali dilakukan ini, dimulai pada 19-20 November 2018. Pantai Samber dipilih untuk menjadi tuan rumah festival ini karena merupakan kampung mina wisata.

Festival Ikan Biak digagas oleh Bank Indonesia (BI) perwakilan Papua yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Biak Numfor.

Pelaksana tugas Bupati Kabupaten Biak Numfor, Herry Naap menuturkan Festival Ikan Biak akan dimasukkan dalam program rutin tahunan yang akan dimulai pada 2019 dan dianggarkan oleh pemkab setempat.

"Ini dukungan awal dari BI Perwakilan Papua. Untuk mewujudkan kerjasama yang baik, kami juga membutuhkan dukungan DPRD, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan masyarakat," kata Herry.

Festival Ikan Biak diyakini mampu mengurangi pemakaian bom ikan atau dalam bahasa daerah setempat biasa disebut dopis. Polisi diminta menangkap oknum yang masih menggunakan dopis dalam mencari ikan.

"Pak Kapolres, tangkap saja orang-orang yang masih pakai dopis. Jika terus dilepaskan, usai menggunakan dopis, tak ada pembelajaran," kata Herry di sela-sela pembukaan Festival Ikan Biak.

Sementara itu para nelayan di Kabupaten Biak Numfor menyambut dengan antusias penyelenggaraan Festival ini. Salah satu nelayan, Benyamin Msen mengaku Festival Ikan Biak dapat meningkatkan kesejahteraan nelayan.

"BI itu langsung memberi bantuan perahu bagi 4 kelompok nelayan. Tak butuh waktu lama," kata Benyamin.

Memang BI Perwakilan Papua memberikan 4 perahu motor tempel bagi 4 kelompok di Kampung Binyeri. Satu kelompok berisikan 10 orang. Dengan perahu itu hasil tangkapan ikan jadi meningkat. "Jika ikan masih tersisa dari hasil jualan, kami bisa menyimpan di lemari pendingan yang sudah ada," kata Benyamin.

Jika hasil tangkapan ikan melimpah, para nelayan bisa mengantongi uang Rp 2 juta per harinya. Tapi, jika sedang tak musim ikan, penghasilannya berkisar Rp 300-500 ribu.

"Kelompok nelayan di Kampung Binyeri akan menjadi nelayan binaan percontohan BI bagi kampung lainnya. Ini juga menjadi penyemangat bagi kami," kata Benyamin.

Salah satu alasan BI melaksanakan Festival Ikan Biak adalah 70-80 persen ikan Papua dihasilkan dari Biak.  BI yakin Festival Ikan Biak akan memicu pertumbuhan ekonomi berkelanjutan pada bidang lainnya.

"Potensi ikan di Biak sangat tinggi dan dapat dibarengi dengan potensi pariwisatanya. Hanya saja pengolahannya belum maksimal," kata Kepala BI Perwakilan Papua, Joko Supratikto ditempat yang sama.

Reporter: Dwi Aditya Putra

Sumber: Merdeka.com

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya