Dengan atau Tanpa Perang Dagang, Mata Uang Ini Makin Perkasa di Dunia

Terlepas dari adanya perang dagang atau tidak, para pakar ekonomi memastikan satu hal, mata uang ini berpotensi besar merajai pasar mata uang global.

oleh Siska Amelie F Deil diperbarui 04 Des 2018, 08:20 WIB
Diterbitkan 04 Des 2018, 08:20 WIB
Ilustrasi Liputan Khusus Perang Mata Uang
Ilustrasi Liputan Khusus Perang Mata Uang

Liputan6.com, New York - Perang dagang antara Amerika Serikat dan China tercatat sempat memanas beberapa waktu lalu. Namun para pakar ekonomi justru memiliki pandangan lain terlepas dari perang dagang yang kabarnya baru mereda tersebut.

Namun terlepas dari adanya perang dagang atau tidak, para pakar ekonomi memastikan satu hal, yakni yuan berpotensi besar merajai pasar mata uang global.

Melansir laman CNBC, Selasa (4/12/2018), para pakar ekonomi dan strategi pasar menyebutkan, yuan akan terus bergerak di pasar global dalam jangka panjang jika China, secara bertahap, terus membuka sistem finansialnya dan mendorong penggunaan yuan secara internasional.

Namun perjalanannya tentu tidak mudah dan perbedaan pendapat otoritas China untuk mengizinkan lebih banyak dana masuk ke negaranya masih terus terjadi.

Senior Ekonom untuk China di BNP Paribas Asset Management di Hong Kong mengatakan, yuan akan menjadi lebih penting secara global. Hal itu mengingat China terus membiarkan modal asing masuk negaranya melalui pembukaan finansial yang selektif.

Tak hanya itu, China juga terus mendorong proyek perdagangan Belt and Road Initiative, bagian dari kebijakan untuk memperkuat pijakannya di kancah internasional.

"Jadi jika Anda melihat arahnya, tak mungkin yuan menjadi mata uang yang lemah. Kalau tidak begitu, masyarakat tentu tidak menerimanya dan yuan tak bisa menjadi mata uang global jika melemah dalam jangka panjang," terang Lo.

Ia mencoba memetakan arah pergerakan mata uang yuan dalam 20 atau 30 tahun ke depan.

Sementara itu, HSBC merilis laporan yang menyebutkan bahwa pasar kini tengah fokus pada perang dagang antara China dan AS. Pasalnya, perang dagang ini memang berdampak pada pergerakan yuan.

Namun tim ekonom HSBC menyebutkan, pembukaan pasar finansial China mungkin lebih penting dan berpegaruh pada mata uangnya. Yuan akan terus terdorong oleh aliran modal dan bukan cuma aliran dana yang terkait dengan perdagangan saja.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya