Liputan6.com, Jakarta - Industri manufaktur Indonesia saat ini perlu mendapat perhatian khusus. Industri tersebut juga perlu didorong seiring kemajuan teknologi dan digitalisasi.
Ekonom Indira Hapsari mengatakan saat ini ada beberapa bahkan banyak orang takut dengan adanya kemajuan teknologi dan adanya otomatisasi. Ketakutan tersebut bukan tanpa alasan, pasalnya banyak pihak yang memperkirakan bahwa lapangan pekerjaan akan banyak hilang dengan adanya otomatisasi.
Advertisement
Baca Juga
“Namun sebenarnya ini tidak akan hilang. Sebenarnya lapangan pekerjaan masih tetap, hanya para pekerjanya harus dipersenjatai dengan kemampuan yang lebih baik,” kata Indira dalam sebuah acara seminar di Grand Sahid, Jakarta, Rabu (5/12/2018).
Dia menyebutkan, industri manufaktur Indonesia disebut mengalami pelambatan pasca krisis yang terjadi 20 tahun silam. Setelah krisis 1998, tepatnya mulai era tahun 2000 terdapat tren perlambatan dalam sektor manufaktur Indonesia. Namun sektor tersebut masih menjadi elemen penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Sektor manufkatur untuk maju ini harus dibantu dan diperbaharui,” ujarnya
Dengan demikian, digitalisasi ekonomi harus dijadikan momen untuk kembali membangkitkan sektor tersebut. “Sebenarnya Digital ekonomi punya potensi besar untuk lebih bahkan meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia jika didukung faktor-faktor yang tepat,” ujarnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Penting Bagi Pertumbuhan Ekonomi
Sektor manufaktur menjadi penting dalam pertumbuhan ekonomi sebab industri tersebut mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar. Oleh sebab itu mau tidak mau ekonomi Indonesia aharus bergantung ke manufaktur.
“Nah karena selama ini sektor manufaktur dianggap sebagai sektor yang menjadi kunci mesin pertumbuhan ekonomi, di Indonesia dan secara keseluruhan. Karena dia membuka lapangan pekrjaan yang besar dibandingkan sktor jasa dan pertanian," kata dia.
"Sektor manufaktur memiliki produktivitas yang tinggi dibandingkan jasa dan agri. Selain itu skop untuk manfukatur berkembang atau lebih tinggi lagi sangat potensial, kalau kita lihat ekspor Indonesia masih didominasi banyak barang manufaktur,” ujarnya.
Reporter: Yayu Agustini Rahayu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement