2019, BTN Targetkan Pembiayaan Perumahan Capai 850 Ribu

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) siap menjadi integrator dalam menggerakkan sektor riil melalui pembiayaan perumahan di Indonesia.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 06 Des 2018, 18:44 WIB
Diterbitkan 06 Des 2018, 18:44 WIB
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono
Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara Tbk. (BTN) Maryono (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) siap menjadi integrator dalam menggerakkan sektor riil melalui pembiayaan perumahan di Indonesia. Selan itu, BTN juga mengambil peran dalam penyediaan rumah terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). 

Direktur Utama BTN, Maryono mengatakan, pihaknya telah menjadi pemimpin pangsa pasar untuk pembiayaan perumahan. Sejak 1976, BTN telah menyalurkan pembiayaan ke sektor perumahan. Dengan penyaluran pembiayaan itu telah membangun 4,2 juta rumah yang mendapat dukungan pembiayaan dari BTN.

"Kami telah menjadi market leader untuk bisnis pembiayaan perumahan (KPR). Bahkan untuk KPR Bersubsidi kita mencapai 94 persen," katanya Maryono dalam keterangannya, Kamis (6/12/2018).

Menurut Maryono, pada tahun ini BTN memiliki target pembiayaan perumahan mencapai 750 ribu rumah. Pihaknya optimistis hal itu tercapai, sehingga akan ditingkatkan menjadi 850 ribu pada 2019. 

"Kebutuhan akan perumahan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan kelas menengah. Dan untuk itu peran para pengembang terus dibutuhkan," ujar dia.

Pemerintah, tambah Maryono, saat ini memiliki Program Satu Juta Rumah guna memenuhi kebutuhan perumahan masyarakat yang terus bertumbuh. 

BTN sebagai salah satu pendukung dari keseluruhan ekosistem industri perumahan membantu dari sisi pembiayaan, para pengembang membantu dari sisi penyediaan pasokan.  Pemerintah pusat membantu dari sisi kebijakan dan pengalokasian subsidi bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah (MBR). 

"Penyediaan perumahan tidak hanya urusan bank sebagai penyedia pembiayaan atau pengembang sebagai supplier. Tapi itu juga butuh peran pemerintah  pusat dan daerah untuk menyediakan iklim usaha yang kondusif dengan perijinan yang ramah," urainya. 

Selain dalam upaya terus meningkatkan penyaluran KPR, BTN terus mengembangkan potensi pasar yang ada dengan bergerak ke area digital. Bahkan untuk melayani segmen milenial, perseroan juga telah meluncurkan KPR milenial.

"Keterjangkauan BTN melalui outlet laku pandai, digital banking serta kerjasama dengan stakeholder  tentunya akan memperkuat sumber pembiayaan," ujar dia.

 

Penyaluran KPR

Indonesia Property Expo (IPEX) 2018
Pengunjung memadati stan Indonesia Property Expo (IPEX) 2018 di Jakarta Convention Centre (JCC), Jakarta, Sabtu (3/3). PEX 2018 merupakan pameran yang digelar dalam rangka menyambut HUT ke-68 Bank BTN pada 9 Februari mendatang. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Berdasarkan data penyaluran KPR yang dilakukan BTN untuk MBR dalam program satu juta rumah mulai tahun 2015 terus meningkat. Jika ditotal sejak 2015 hingga akhir September 2018, BTN telah menyalurkan KPR sebanyak 2.311.421 unit senilai Rp 242,918 triliun.

Jumlah tersebut terdiri dari KPR subsidi sebanyak 1.571.740 unit senilai Rp 106,523 triliun dan KPR non-subsidi mencapai 739.681 unit senilai Rp 136,395 triliun. 

Pencapaian Program Sejuta Rumah BTN dari tahun ke tahun terus meningkat. Jika pada 2015 KPR yang disalurkan perseroan baru mencapai 474.099 unit senilai Rp 52,452 triliun, pada 2016 penyaluran KPR meningkat signifikan menjadi 595.566 unit senilai Rp 63,995 triliun. Kemudian angkanya kembali naik pada 2017 sebanyak 667.312 unit senilai Rp 71,538 triliun.

Sementara itu, Senior Housing Specialis World Bank, Dao Harison mengungkapkan dalam era digital inovasi teknologi membantu menciptakan pasar baru (disruptive innovation) dalam membantu pemerintah Indonesia untuk pengembangan rumah terjangkau.

"Saya melihat dari sisi pengembangan pembiayaan, tujuan ini agar masyarakat mendapatkan rumah layak terjangkau artinya sesuai standar dan Indonesia berada di cincin api, maka diperlukan keamanan," ujar dia. 

Ia menambahkan, dengan pengembangan tekonologi juga bisa membuat rumah hijau. Bank dunia juga sudah memiliki teknologi dalam pembangunan gedung agar bisa tahu seberapa besar hijaunya.

"Teknologi bisa membantu, bagaimana untuk bekerja, ini bukan sekadar profesi tapi juga perubahan," tegas Dao Harison. 

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya