Mau Jadi Negara Maju, Indonesia Harus Punya Banyak Wirausahawan

Keberadaan wirausahawan penting guna menciptakan sebuah terobosan baru di bidang dunia usaha.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 07 Des 2018, 18:14 WIB
Diterbitkan 07 Des 2018, 18:14 WIB
Komisi XI DPR RI Gelar Rapat Kerja Dengan Bappenas
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengikuti rapat kerja dengan Komisi XI di Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (19/9). Bambang memaparkan pagu anggaran 2019 untuk Kementerian PPN/Bappenas turun menjadi Rp1,781 triliun. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro mengungkapkan, sektor wirausaha atau entrepreneurship jadi poin penting yang harus didorong guna mewujudkan visi Indonesia menjadi negara maju 2045.

Dia mengatakan, jumlah wirausahawan baru di Tanah Air kini sudah mulai bermunculan. Namun begitu, ia merasa secara jumlah itu masih terlalu sedikit jika dibandingkan dengan negara maju di luar sana.

"Ada satu komponen utama yang buat Indonesia beda dengan negara maju utama, yaitu entrepreneurship. Memang sekarang kita sudah punya itu, tapi secara jumlah dan kualitas belum sesuai seperti negara maju," ucap dia dalam sebuah seminar yang diadakan di kantornya, Jakarta, Jumat (7/12/2018).

Tak lupa, ia menyebutkan, sebuah negara maju juga harus memiliki sistem birokrasi yang bagus. Namun, tambahnya, keberadaan wirausahawan penting guna menciptakan sebuah terobosan baru di bidang dunia usaha.

"Negara maju jelas birokrasi harus maju, tapi juga harus ada pihak yang menciptakan terobosan. Entrepreneur ini diharapkan bisa menciptakan terobosan," tegasnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Data Pelaku Usaha Mandiri

Sri Mulyani, Yasonna Laoly, dan Bambang Brodjonegoro Rapat Kerja Bersama DPR
Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menkumham Yasonna Laoly, dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat rapat kerja dengan Banggar DPR, Jakarta, Selasa (4/9). (Liputan6.com/JohanTallo)

Selain itu, dia juga turut mencermati ketiadaan data terkait jumlah pelaku usaha mandiri di level kecil dan menengah. Sebab, menurutnya, data itu penting untuk memantau perkembangan sektor usaha yang dikelolanya.

"Kita tidak pernah melakukan observasi soal jumlah UMKM. Jadi kita tidak bisa mengetahui ada berapa banyak UMKM yang naik kelas dan merasakan perubahan status, misal dari statusnya mikro jadi menengah," ungkap dia.

Catatan lainnya, Menteri Bambang juga mendorong generasi muda untuk bisa mengembangkan usaha baru yang berbeda dari apa yang dirintis generasi sebelumnya.

"Paling penting, anak muda sekarang berani jadi entrepreneur. Itu harus dibekali dengan kemampuan dan daya tahan. Akan lebih baik lagi, generasi baru dari pengusaha, selain mengembangkan usaha orang tuanya, bisa mengembangkan usaha baru yang mungkin tidak berhubungan dengan usaha sebelumnya," tuturnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya