Dolar AS Menguat, Harga Emas Tersungkur

Sebuah putaran data ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan menghantui investor global. Hal ini berdampak ke harga emas dan dolar AS.

oleh Agustina Melani diperbarui 15 Des 2018, 06:37 WIB
Diterbitkan 15 Des 2018, 06:37 WIB
20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Liputan6.com, New York - Sebuah putaran data ekonomi China yang lebih lemah dari perkiraan menghantui investor global. Namun, hal itu gagal memberikan tumpuan kuat untuk harga emas karena dolar Amerika Serikat (As) menguat.

"Harga emas turun usai beberapa poin data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, khususnya soal data penjualan ritel dan revisi data Oktober," ujar Jeff Wright, Wakil Presiden Direktur GoldMining Inc, seperti dikutip dari laman Marketwatch, Sabtu (15/12/2018).

Ia menambahkan, tekanan lebih lanjut terhadap harga emas didorong kenaikan dolar AS. Ini seiring data ekonomi melemah dari Uni Eropa dan tanda kalau tarif impor AS-China berdampak terhadap ekonomi China.

Harga emas untuk pengiriman Februari melemah USD 6 atau 0,5 persen ke posisi USD 1.241,40 per ounce, terendah sejak 3 Desember. Selama sepekan, harga emas tergelincir 0,9 persen.

Sementara itu, harga perak merosot 21,8 sen atau 1,5 persen menjadi USD 14.637 per ounce. Aktivitas bisnis China sebagian besar melambat pada November seiring produksi industri tumbuh 5,4 persen pada November. Namun, produksi industri turun dari posisi Oktober 5,9 persen. Penjualan ritel naik 8,1 persen pada Oktober, dan di bawah harapan.

Data lebih melambat itu berdampak terhadap bursa saham global. Ini ditunjukkan dengan wall street tertekan menyambut akhir pekan. Sedangkan dolar AS menguat secara solid sehingga berdampak ke harga emas.

"Penurunan emas pada Jumat sangat dipengaruhi kinerja dolar AS,” ujar Analis FXTM, Lukman Otunuga.

 

Dolar AS Menguat

20151109-Ilustrasi-Logam-Mulia
Ilustrasi Logam Mulia (iStockphoto)

Adapun indeks dolar AS naik 0,4 persen. Harga emas sensitif terhadap pergerakan dolar AS. Dolar AS menguat dinilai berdampak terhadap komoditas yang dihargai dalam dolar AS lebih mahal bagi pengguna mata uang lainnya.

Kepala Riset ThinkMarkets UK, Naeem Aslam menekankan, kalau indeks dolar AS cenderung menguat pada 2018. Sedangkan data AS menunjukkan penjualan ritel November cukup kuat. Produksi industri naik 0,6 persen pada November 2018.

Sedangkan harga komoditas lainnya antara lain palladium melemah USD 19,10 atau 1,6 persen menjadi USD 1.171,60 per ounce. Harga platinum untuk pengiriman Januari susut USD 12,20 atau 1,5 persen menjadi USD 785,30 per ounce, selama sepekan merosot hampir 0,7 persen. Harga tembaga untuk pengiriman Maret susut 0,2 persen menjadi USD 2.763 per pound.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya