Ekonom Prediksi Inflasi Desember 2018 Capai 0,5 Persen

Inflasi Desember 2018 diperkirakan mencapai 0,5 persen. Oleh karena itu, inflasi sepanjang 2018 diharapkan berada di kisaran 3,01 persen.

oleh Agustina Melani diperbarui 02 Jan 2019, 10:15 WIB
Diterbitkan 02 Jan 2019, 10:15 WIB
Inflasi Bulan Maret 2018 Sebesar 0,20 Persen
Pedagang mengambil bumbu di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Selasa (3/4).Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Bulan Maret 2018 sebesar 0,20 persen sehingga inflasi tahun kalender mencapai 0,99 persen (year to date). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Inflasi Desember 2018 diperkirakan mencapai 0,5 persen. Oleh karena itu, inflasi sepanjang 2018 diharapkan berada di kisaran 3,01 persen.

"Inflasi Desember 2018 0,5 persen month to month. Angka ini lebih rendah dari inflasi 2015-2017. Kalau sepanjang 2018 sebesar 3,01 persen. Inflasi tersebut didorong dari volatile food atau kenaikan harga pangan," ujar Ekonom PT Bank Permata Tbk, Josua Pardede saat dihubungi Liputan6.com, Rabu (2/1/2019).

Josua menuturkan, inflasi Desember 2018 itu disumbangkan dari kenaikan harga pangan antara lain harga beras naik sekitar tiga persen, telur sekitar 10 persen, bawang merah sekitar 17 persen dan cabai rawit sekitar 5 persen.

Meski demikian, ia menilai inflasi 2018 yang diperkirakan 3,01 persen masih terkendali. Inflasi 2018 tersebut masih sesuai target Bank Indonesia (BI) di kisaran 3,5 persen plus minus satu persen, dan bahkan di bawah target BI.Josua menilai, inflasi yang terkendali menunjukkan koordinasi baik antara pemerintah pusat dan daerah untuk menjaga inflasi.

Inflasi terkendali tersebut didukung tidak ada kenaikan tarif yang dilakukan oleh pemerintah terutama tarif listrik dan harga bahan bakar minyak (BBM). “Sepanjang 2018 tidak ada penyesuaian harga baik listrik dan BBM. Ini kondisi berbeda saat 2017. 2018 lebih didorong oleh kenaikan harga pangan,” kata Josua.

Menurut Josua, kenaikan harga pangan pada 2018 didorong dari sejumlah bencana alam yang terjadi membuat suplai pangan terganggu. Hal itu mendorong kenaikan harga pangan. Namun, pemerintah dan Bank Indonesia (BI) mampu turut menjaga inflasi dengan melakukan operasi pasar.

Selain itu, menurut Josua, BI juga menaikkan suku bunga acuan sekitar 175 basis poin menjadi 6 persen untuk menghadapi gejolak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). "Inflasi inti juga masih berada di kisaran 3 persen," kata dia.

Seperti diketahui, inflasi Desember 2017 tercatat 0,71 persen. Hal itu mendorong inflasi tahunan 2017 di 3,61 persen.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


BI Catatkan Inflasi Minggu ke-IV Desember 0,56 Persen

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

 

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) mencatat inflasi pada minggu ke-IV Desember berada di kisaran 0,56 persen. Ini berdasarkan pemantauan harga yang dilakukan BI.

"Berdasarkan survei pemantauan harga Bank Indonesia yang kita lakukan sampai minggu ke-IV bulan Desember kita perkirakan inflasi IHK di Desember 0,56 persen month to month untuk Desember. Kalau year on year-nya estimasi kami adalah 3,07 persen yoy," ungkap Gubernur BI, Perry Warjiyo, di Jakarta, Jumat 28 Desember 2018.

Perry mengakui, inflasi pada Desember 2018 memang cukup tinggi. Namun, hal itu hanya bersifat musiman, karena ada liburan dan hari raya Natal.

"Khusus untuk Desember memang ada beberapa kenaikan harga tapi sifatnya musiman antara lain tarif angkutan udara kemudian yang terkait dengan bahan makanan itu telur ayam, daging ayam tapi ini sifatnya musiman. Secara keseluruhan inflasi tetap rendah dan terkendali," ujar dia.

Melihat kinerja inflasi yang stabil dan rendah ini, pihaknya pun prediksi inflasi untuk keseluruhan 2018 akan berada di bawah 3,2 persen. 

"Itu menunjukkan bahwa inflasi tetap rendah dan terkendali sesuai yang kami sampaikan lebih rendah dari perkiraan kami sebelumnya 3,2 persen. Perkiraannya inflasi di tahun 2018 ini lebih rendah dari 3,2 persen," kata dia.

Sementara pada 2019, inflasi diprediksi tetap berada di kisaran 3,5 plus minus 1 persen. "Kalau tahun depan kami optimis inflasi rendah terkendali di kisaran 3.5 plus minus satu persen kami masih pegang perkiraan tahun depan itu insya Allah 3.5 persen berarti di titik tengah kisaran sasaran 3.5 persen plus minus satu," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya