Dorong Industri Pertambangan, Kementerian ESDM Dirikan Politeknik

Politeknik Energi dan Pertambangan akan membuka penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini, dengan jumlah mahasiswa baru antara 30-40 orang per program studi.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 04 Jan 2019, 12:37 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2019, 12:37 WIB
Menteri Jonan Tinjau Pos Pantau Gunung Anak Krakatau
Menteri ESDM Ignasius Jonan memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Pos Pantau di Serang, Banten, Jumat (28/12). Status Gunung Anak Krakatau dinaikkan dari waspada level II menjadi siaga level III. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) meningkatkan nilai tambah mineral dan batu bara‎ dengan menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) melalui Politeknik Energi dan Pertambangan (PEP) yang‎ akan didirikan di Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, hasil eksplorasi mineral dan batubara, selain dimanfaatkan sebagai basis pengembangan, juga harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.

"Hasil eksplorasi mineral dan batubara selama ini dimanfaatkan sebagai basis pengembangan dalam industri pertambangan, namun yang lebih penting harus mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusianya melalui pendidikan untuk kemajuan bangsa," kata Jonan, dikutip dari situs resmi ‎Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (4/1/2019).

Politeknik Energi dan Pertambangan didirikan untuk menjawab tantangan kebutuhan sumber daya manusia vokasi di sektor ESDM yang link and match dengan kebutuhan industri. Pergurun tinggi tersebut, telah mendapat izin dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).

Politeknik Energi dan Pertambangan akan membuka penerimaan mahasiswa baru pada tahun ini, dengan jumlah mahasiswa baru antara 30-40 orang per program studi. Bagi calon mahasiswa berprestasi, PEP akan memberikan beasiswa khusus serta mencari peluang bekerja sama dengan industri pertambangan dan Pemerintah Daerah untuk meringankan pembiayaan pendidikan.

Pendidikan yang berlangsung di Politeknik Energi dan Pertambangan akan berfokus kepada pendidikan vokasi di bidang Geologi, Mineral, dan Batubara (Geominerba), yakni program pendidikan vokasi Diploma-III yang terdiri dari 3 program studi terapan yaitu Teknologi Pertambangan, Teknologi Geologi, dan Teknologi Metalurgi.

Terkait link and match antara lulusan Politeknik Energi dan Pertambangan dengan kebutuhan industri, sistem Pendidikan di PEP Bandung menerapkan pola Cooperative 4-2 based education, yaitu Pendidikan D-III vokasi dengan 4 semester Pendidikan di kampus, serta 2 semester magang di industri, dengan tenaga pengajar yang terdiri dari dosen dan praktisi profesional di bidang Geominerba.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sertifikasi Profesi

Menteri Jonan Tinjau Pos Pantau Gunung Anak Krakatau
Menteri ESDM Ignasius Jonan memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau dari Pos Pantau di Serang, Banten, Jumat (28/12). Jonan menegaskan bahwa peningkatan status ini berdasar pengamatan dan analisis data visual maupun instrumental. (Merdeka.com/Imam Buhori)

Selain itu, untuk menjamin kompetensi lulusan Politeknik Energi dan Pertambangan, para mahasiswa akan mendapatkan sertifikasi profesi di bidang pertambangan yang sudah diakui oleh Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang mengacu kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

Dengan pendidikan vokasi dan lulusan yang bersertifikat BNSP, PEP diharapkan dapat mencetak calon tenaga kerja terampil yang siap bekerja di industri pertambangan baik lingkup Nasional maupun Internasional.

PEP Bandung juga berkomitmen tidak hanya mengantarkan para siswa sampai dengan lulus, namun akan selalu membantu para lulusan mendapatkan pekerjaan pada industri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya