KAI Incar Pendapatan Rp 23,5 Triliun di 2019

KAI menargetkan bisa melayani 435.496.082 penumpang pada tahun ini.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 10 Jan 2019, 18:13 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2019, 18:13 WIB
Jaga Kualitas Rel, Pekerja Tambahkan Kerikil di Jalur Kereta Api
Pekerja menambahkan kerikil pada bantalan rel kereta di kawasan Roxy, Jakarta, Selasa (7/1). Penambahan kerikil tersebut dilakukan sebagai bentuk perawatan rutin agar perjalanan kereta tetap aman dan lancar. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI membidik pendapatan hingga Rp 23,5 triliun sepanjang 2019. Hal ini selaras dengan target perseroan melayani sebanyak 435.496.082 penumpang pada tahun ini.

Direktur Utama KAI Edi Sukmoro mengatakan, proyeksi angka penumpang itu naik sekitar 2,5 persen dibanding perolehan 2018 yang sebesar 424,68 juta orang.

"Target 2019, kami memberikan prediksi angka 435 juta penumpang. Jadi naik 2,5 persen. Kenapa? Karena tergantung dari ketersediaan armada," ucap dia di Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Menurut catatan yang dibacakannya, jumlah penumpang KAI pada 2018 lalu juga sukses melampaui raihan perusahaan plat merah ini pada 2017, yakni sebanyak 394,13 juta orang atau meningkat 8 persen.

Dengan target tersebut, Edi menyatakan, KAI mengincar untuk dapat mengantongi pendapatan senilai Rp 23,5 triliun pada tahun ini. Target ini disebutkannya tumbuh sekitar 18 persen dari capaian pendapatan 2018 yang kurang lebih sebesar Rp 19,9 triliun.

"Secara pendapatan, target Rp 23,5 triliun pada 2019," sebut dia.

Namun begitu, ia masih belum bisa memproyeksikan target perolehan laba pada 2019. Sebagai catatan, KAI menerima laba bersih pada 2017 lalu sebesar Rp 1,71 triliun.

"Tunggu KAP (Kantor Akuntan Publik), nanti tunggu RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) kalau bicara soal laba," pungkas Edi.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

KAI Angkut 5,7 Juta Penumpang saat Libur Tahun Baru

Jaga Kualitas Rel, Pekerja Tambahkan Kerikil di Jalur Kereta Api
Pekerja menambahkan kerikil pada bantalan rel kereta di kawasan Roxy, Jakarta, Selasa (7/1). Penambahan kerikil tersebut dilakukan sebagai bentuk perawatan rutin agar perjalanan kereta tetap aman dan lancar. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, KAI melaporkan, jumlah penumpang Kereta Api (KA) pada saat libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 (Nataru) naik 12 persen dibanding periode pada tahun sebelumnya, atau mencapai 5,7 juta penumpang.

Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro menyampaikan, keberadaan jumlah penumpang tersebut dihitung selama 18 hari masa arus mudik dan balik Nataru, yakni sejak 20 Desember 2018 sampai 6 Januari 2019. 

"Jumlah penumpang pada saat Nataru kemarin awalnya diprediksi ada kenaikan jadi 5,3 juta dari 5,1 juta pada tahun sebelumnya. Faktanya naik jadi 5,7 juta, ini kira-kira sekitar 12 persen," jelas dia di Gedung Jakarta Railway Center, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Edi menyebutkan, tren positif ini ditunjang antara lain oleh penambahan perjalanan kereta api, dimana KAI menjalankan 346 perjalanan KA reguler serta 48 perjalanan KA tambahan atau total 394 KA, meningkat 5 persen dari tahun sebelumnya yakni 375 KA.

Selain itu, kenaikan volume penumpang juga dipengaruhi oleh penumpang dinamis, meningkatnya minat masyarakat akan angkutan KA, dan peluncuran KA Galunggung relasi Stasiun Kiaracondong (Bandung-Tasikmalaya) dan KA Pangandaran relasi Jakarta-Bandung-Banjar yang diluncurkan pada periode Nataru tahun ini.

Peluncuran kedua kereta api tersebut dinilai cukup mendongkrak jumlah penumpang dengan skema menerapkan tarif gratis selama masa promo. Tercatat, hingga akhir masa Nataru atau 6 Januari 2019, volume KA Galunggung dan KA Pangandaran mencapai 100 persen.

"Okupansinya berapa? Seluruhnya 100 persen. Itu karena gratis atau penumpangnya berminat untuk berpergian," sebut Edi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya