Resmikan Pabrik Baterai, Luhut Minta Pekerja RI Tiru Etos Kerja China

Menko Luhut dan Menperin Airlangga Hartarto melakukan peletakan batu pertamapembangunan pabrik komponen utama lithium battery dari bahan dasar nikel.

oleh Liputan6.com diperbarui 11 Jan 2019, 11:15 WIB
Diterbitkan 11 Jan 2019, 11:15 WIB
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menperin Airlangga Hartarto melakukan peletakan batu pembangunan pabrik komponen utama lithium battery milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), di Fatufia, Bahodopi, Morowali.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menperin Airlangga Hartarto melakukan peletakan batu pembangunan pabrik komponen utama lithium battery milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), di Fatufia, Bahodopi, Morowali.

Liputan6.com, Jakarta - m Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melakukan peletakan batu pertama, yang menandai mulai dibangunnya pabrik komponen utama lithium battery dari bahan dasar nikel.

Pabrik tersebut dibangun di lahan milik PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), di Desa Fatufia, Kecamatan Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.

Pantauan Merdeka.com Luhut dan Airlangga tiba di lokasi acara pada pukul 08.55 waktu setempat, dengan menggunakan bus. Luhut mengenakan kemeja putih celana bahan hitam dan sepatu hitam, sementara Airlangga berbatik lengan panjang, juga mengenakan celana bahan hitam dan sepatu hitam.

Luhut beserta rombongan kemudian meninjau layar yang menampilkan rencana pembangunan pabrik dengan investasi awal bernilai USD 700 juta dari USD 4,3 miliar total investasi ini.

Turut hadir dalam acara peletakan batu pertama, Sekretaris Kementerian Perindustrian, Haris Munandar, Irjen Kemeperin, Setyo Wasisto, Perwakilan Pemerintah Daerah, dan perwakilan investor.

Luhut mengatakan peletakan batu pertama proyek ini menjadi langkah besar Indonesia dalam upaya pengembangan industri berbasis teknologi, terutama dalam pengembangan lithium battery.

"Kita dalam bahasa kerennya melakukan Leap frog, lompatan katak dalam pengembangan industri ke depan," kata dia, di Morowali, Jumat (11/1/2019).

Mantan Kepala Staf Kepresidenan ini pun menegaskan bahwa ke depan Pemerintah akan terus mengembangkan kapasitas Sumber Daya Manusia Indonesia, terutama putra-putri daerah agar ketrampilan dan kemampuannya meningkat sehingga dapat bersaing di tengah perkembangan industri yang terus bergerak maju.

Kehadiran para Tenaga Kerja Asing, kata dia mesti dijadikan sebagai kesempatan untuk tidak saja mempelajari hal-hal teknis yang berkaitan dengan pembangunan industri, melainkan juga dalam hal etos kerja.

"Saya minta putra-putri dari Morowali ayo kita belajar di Politeknik. Kita mencontoh kerja teman-teman kita orang Tiongkok ini," jelas dia.

Salah satu contoh nyata dari etos kerja yang tinggi tersebut adalah pembangunan proyek yang menurut dia sangat cepat. Proyek ini ditargetkan selesai dalam waktu 16 bulan.

"Tempat lain membangun seperti ini, 7 sampai 8 tahun. Ini dia bangun 16 bulan. Kita harus belajar," tegas Luhut.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Dukung Industri Kendaraan Listrik

Pembukaan GIIAS 2018
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto memberikan sambutan pada pembukaan GAIKINDO Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018 di ICE BSD, Tangsel, Kamis (2/8). GIIAS 2018 mengambil tema Expand Ideas Beyond Mobility. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Sementara Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pemerintah, khususnya Kementerian Perindustrian akan terus mendukung upaya pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia. "Ini kunci sukses pengembangan kendaraan listrik di Indonesia," kata dia.

"Hari ini Kementerian Perindustrian pindah ke Morowali. Kementerian Perindustrian ada di belakang proyek ini dan akan terus kita kawal," tandasnya.

Sebagai informasi, investor asing yang bekerjasama dengan Indonesia dalam pendirian pabrik ini antara lain GEM (perusahaan daur ulang baterai), Tsingshin Group, CATL (perusahaan baterai terbesar di Cina) dan Hanwa (perusahaan Jepang). Sementara investor dari Indonesia ialah Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP).

Investasi ditanamkan untuk membangun nickel smelting yang dapat memproduksi 50 ribu ton per tahun. Selain itu, akan dibangun pula nickel hydroxites dan cobalt smelting dengan kapasitas produksi sebesar 4 ribu ton per tahun. Indonesia diharapkan menjadi pemimpin terkait lithium baterai di dunia.

Reporter: Wilfridus Setu Embu

Sumber: Merdeka.com

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya