Garuda Indonesia Klaim Harga Tiket Sudah Sesuai Aturan

Tingginya harga tiket pesawat saat high season tidak menyalahi aturan.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Jan 2019, 12:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2019, 12:00 WIB
Garuda Indonesia resmi mengoperasikan penerbangan langsung Denpasar- Mumbai PP.
Garuda Indonesia resmi mengoperasikan penerbangan langsung Denpasar- Mumbai PP.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Niaga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Pikri Ilham Kurniansyah mengakui bahwa memang ada perang tarif harga tiket pesawat antar maskapai di Tanah Air. Namun dirinya mengklaim bahwa tiket pesawat yang diterapkan oleh Garuda Indonesia masih sesuai dengan koridor aturan tarif batas atas dan tarif batas bawah yang ditentukan oleh regulator.

Dia menjelaskan, untuk Garuda sendiri berdasarkan PM No 14 Tahun 2016 diperbolehkan mematok tarif maksimal batas atas sebab merupakan maskapai full service yang menyediakan fasilitas lebih. Fasilitas tersebut misalnya makanan di dalam pesawat dan lounge untuk menunggu keberangkatan pesawat.

"Masing-masing airline ini menurut PM 14 Tahun 2016 diamanatkan agar industrinya hidup dengan sehat, tidak terjadi persaingan harga walaupun service yang berbeda. Yang terjadi selama ini, antara airline banting-bantingan harga," kata dia saat ditemui di Kawasan SCBD, Jakarta, ditulis Senin (14/1/2019).

Dia mengungkapkan, untuk Garuda Indonesia sendiri tarif batas bawahnya adalah 30 persen dari tarif batas atas. Dengan begitu, Garuda bisa menggunakan harga yang sangat lebar itu untuk bersaing di pasar.

"Tapi kalau Garuda Indonesia lakukan terus-menerus, maka LCC bisa enggak hidup juga. Karena perbedaan harga terendahnya bisa sama dengan Low Cost Carrier (LCC)," ujarnya.

Dia menjelaskan di dalam PM tersebut disebutkan bahwa maskapai full service diperbolehkan menetapkan harga 100 persen dari tarif batas atas. Sementara untuk yang medium 90 persen dari tarif batas atas dan Low Cost Carrier (LCC) maksimum 85 persen dari tarif batas atas.

Karena itulah harga tiket maksapai full service jauh lebih mahal. Sebab jika perbedaannya tidak terlalu lebar maka penumpang otomatis akan memilih mengeluarkan uang lebih demi memilih maskapai full service dibanding LCC.

Dia pun menjelaskan tingginya harga pesawat saat high season tidak menyalahi aturan. Sebab tidak melebihin tarif batas atas yang telah ditentukan. Hal inilah yang banyak dikeluhkan oleh masyarakat pengguna pesawat terbang akhir-akhir ini. Mereka menilai harga tiket pesawat terutama untuk rute domestik tidaklah wajar.

"Garuda enggak boleh lampaui harga yang sudah ditetapkan, kalau Garuda melampaui itu akan terkena sanksi dari regulator. Terkait peak season kemarin kami coba menerapkan PM 14 kemarin, Garuda buka wild class tarif batas atas," ujarnya.

Namun dia menyatakan peak season sudah mulai berakhir dan harga tiket pesawat pun akan berangsur normal kembali. Bahkan Garuda Indonesia akan kembali menerapkan tarif rendah atau sub class.

"Sejalan menurunnya periode low season ini, kami relaksasi kembali (harga tiket). Menurunkan sesuai dengan demand. Kami prediksi peak season akan selesai sampai 14 Januari, tapi ternyata airline evalausi tanggal 10 kami sudah bisa menurunkan kembali, yaitu membuka sub class yang lebih rendah dari wild class," kata dia. 

Reporter: Yayu Agustini Rahayu

Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Harga Tiket Pesawat Turun, Maskapai Dengar Keluhan Warga

Ilustrasi Pesawat Terbang
Pesawat Terbang Garuda Indonesia (Liputan6.com/Fahrizal Lubis)

Seluruh maskapai nasional yang tergabung dalam Indonesia National Air Carrier Association (INACA) telah menurunkan harga tiket pesawat untuk penerbangan domestik sejak Jumat, 11 Januari 2019.

Hal ini menyusul banyaknya keluhan masyarakat akan mahalnya harga tiket pesawat untuk rute domestik. Penurunan tiket pesawat berkisar 20-60 persen.

Ketua Umum INACA I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra (Ari Askhara) menyebutkan keputusan tersebut berdasar hasil kesepakatan bersama antar beberapa pihak terkait. 

"Kami mendengar keprihatinan masyarakat atas tingginya harga tiket nasional. Dan atas komitmen positif dari stakeholder, khususnya AP 1, AP II, Airnav dan Pertamina," kata dia di Kawasan SCBD, Jakarta, Minggu (13/1/2019).

Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Utama Garuda Indonesia Airlines (GIA) ini menyebutkan, meski maskapai-maskapai di tanah air tengah dalam kondisi tak menguntungkan, namun keputusan untuk menurunkan tarif tetap harus diambil demi kepentingan masyarakat. Ia pun mengungkapkan mendengar suara masyarakat terkait tiket pesawat.

"Walaupun di tengah kesulitan maskapai nasional yang ada, tapi kami lebih mendnegar keluhan masyarakat atas tingginya harga tiket. Kami tidak begitu saja tidak mempedulikan," ujarnya.

Dia menyebutkan, beberapa tarif penerbangan domestik yang telah turun sejak Jumat lalu antara lain rute Jakarta-Denpasar, Jakarta-Yogyakarta, Bandung-Denpasar, dan Jakarta-Surabaya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya