Defisit Transaksi Berjalan Bakal Capai 2,5 Persen pada 2018

Pemerintah melakukan berbagai kebijakan untuk menekan defisit transaksi berjalan pada 2018.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2019, 12:48 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2019, 12:48 WIB
Pertumbuhan Ekspor Kuartal III 2018 Menurun
Sebuah Perahu nelayan melintas di dekat kapal yang mengangkut peti kemas di Jakarta International Container Terminal (JICT), Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (6/11). (Merdeka.com/ Iqbal S. Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bambang Brodjonegoro prediksi, defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) Indonesia sepanjang 2018 akan berada di kisaran 2,5 persen.

Angka ini lebih kecil dibandingkan kumulatif CAD sejak awal tahun hingga kuartal III-2018 sebesar 2,86 persen.

"Harusnya bisa 2 sampai 2,5 persen tingkat CAD barangkali masih manageable ya buat Indonesia," kata dia saat ditemui di Hotel Senayan, Jakarta, Selasa (22/1/2019).

Bambang mengatakan, angka tersebut dipatok mengingat berbagai kebijakan pemerintah dalam upaya pengurangan impor sudah dilakukan.

Salah satunya yakni melalui implementasi biodisel atau B20. Di samping itu, pemerintah telah menangkap berbagai peluang dari adanya perang dagang. Yakni dengan melakukan ekspor ke sejumlah negara-negara yang berdampak perang dagang. 

"Intinya harus mulai ini mulai meninggalkan ketergantungan pada komoditas (impor) ya, harus lebih promot produk-produkk manufaktur," tutur dia.

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan pihaknya prediksi current account defisit (CAD) atau defisit transaksi berjalan Indonesia pada 2018 akan berada di bawah 3 persen. Ini disebabkan oleh berbagai kebijakan, seperti penerapan B20 dan kebijakan PPh komoditas impor.

"Kami masih melihat untuk keseluruhan tahun 2018 kami masih memperkirakan defisit current account masih di bawah 3 persen dari PDB," kata dia, dalam konferensi pers, di Bank Indonesia, Jakarta, Jumat, 26 Oktober 2018.

 

Investasi Melambat, Defisit Transaksi Berjalan Masih di Level 3 Persen

Wow, Kapal Besar Ini Bawa Ekspor Manufaktur Indonesia ke AS
Penampakan kapal besar (Direct Call) pembawa kontainer yang membawa ekspor Indonesia ke AS di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Selasa (15/5). Produk yang diekspor berupa alas kaki, garmen, dan barang elektronik. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Muhammad Faisal memprediksi defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) masih akan berada di level 3 persen pada tahun 2019.

"Current account deficit (CAD) saya pikir itu masih di level 2,5 persen sampai 3 persen belum akan membaik." ungkapnya seperti dikutip dari merdeka.com, Selasa 1 Januari 2019.

Hal tersebut dikarenakan kinerja neraca perdagangan yang masih mengalami defisit di tahun 2019. "Karena itu tadi permasalahan di neraca perdagangan kita yang tahun depan diperkirakan masih defisit," ujar dia.

Meski demikian, Faisal melihat bahwa akan terjadi penurunan defisit neraca perdagangan di 2019. Sayangnya, hal tersebut belum mampu menekan defisit transaksi berjalan.

"Walaupun di tahun depan nilai defisit (neraca perdagangan) akan sedikit menurun. Yang jelas tekanan terhadap current account karena defisit perdagangan tadi masih tetap besar di tahun depan," kata dia.

Sementara untuk kinerja investasi, CORE memprediksi akan terjadi perlambatan laju investasi di tahun 2019. Salah satu penyebab yakni perhelatan Pemilu 2019.

"Ada beberapa faktor domestik seperti penyelenggaraan Pilpres, tahun politik itu biasanya berdampak pertumbuhan investasi yang ada, sedikit melambat," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya