10 Program Prioritas Nasional Indonesia buat Hadapi Industri 4.0

Menperin berharap industri manufaktur 4.0 memberikan kontribusi bersih sebesar 10 persen terhadap angka ekspor nasional

oleh Nurmayanti diperbarui 25 Jan 2019, 11:15 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2019, 11:15 WIB
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto dalam Sesi Morning Coffee (24/1) di Pavilion Indonesia memaparkan tentang rencana Indonesia menghadapi Industri 4.0. (Source: Special Photo)
Menteri Perindustrian, Airlangga Hartarto dalam Sesi Morning Coffee (24/1) di Pavilion Indonesia memaparkan tentang rencana Indonesia menghadapi Industri 4.0. (Source: Special Photo)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto berbagi tentang 10 agenda prioritas nasional yang disiapkan Indonesia untuk menghadapi industri 4.0. Upaya untuk menghidupkan kembali sektor produksi manufaktur Indonesia ini diyakini mampu memberikan nafas baru di bidang ekspor hasil industri manufaktur. 

Ini Airlangga sampaikan di Pavilion Indonesia, pada ajang World Economic Forum (WEF) 2019 yang berlangsung di Davos, Kamis (24/1/2019) waktu setempat.

Dia berharap industri manufaktur 4.0 memberikan kontribusi bersih sebesar 10 persen terhadap angka ekspor nasional, menghemat biaya produksi yang berimbas pada peningkatan hasil produksi.

Ini diharapkan juga mampu membiayai pengembangan inovasi dan kemampuan setempat. Upaya ini dilakukan untuk mencapai target industri manufaktur 4.0 sebagai salah satu penghasil devisa utama negara di tahun 2030.

Terdapat 5 sektor yang ditargetkan menjadi percontohan implementasi untuk industri 4.0 di Indonesia, diantaranya adalah industri manufaktur makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian jadi, industri otomotif, industri elektronik, dan industri kimia.

Kemudian sektor industri manufaktur. Indonesia bahkan telah menetapkan 10 prioritas nasional menuju Indonesia 4.0.

Kesepuluh prioritas tersebut adalah mereformasi sumber material demi meningkatkan penggunaan bahan dasar domestik, menata ulang zona industri, membuka kesempatan yang lebih banyak, memberdayakan UKM, membangun infrastuktur digital nasional, mengajak investor asing untuk masuk ke Indonesia, meningkatkan kapasitas SDM, membangun ekosistem inovasi, insentif dalam investasi teknologi, dan mengoptimalisasi peraturan dan kebijakan.

Di tahun 2019 ini, Kemenperin juga akan meluncurkan Indonesia Industry Readiness Index (INDI 4.0) dan menguatkan pendampingan dan pelatihan kepada para pelaku industri di berbagai level.

Peningkatan kapasitas SDM juga dilakukan dengan memperkuat penguasaan teknologi, melalui peningkatan akses pendidikan salah satunya melalui pendidikan vokasi. Targetnya adalah mencapai 1 juta tenaga kerja bersertifikat di 2020.

Di World Economic Forum, RI Tawarkan Sektor Ekonomi Digital ke Investor

20151223-Mendag Thomas Lembong
Mendag Thomas Lembong (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Untuk kedua kalinya pemerintah Indonesia menyelenggarakan Indonesia Pavilion di sela-sela gelaran World Economic Forum (WEF) Annual Meeting 2019 pada 22-25 Januari 2019. Hal ini sebagai sarana memberikan citra positif dan diplomasi ekonomi melalui penyebaran informasi perkembangan-perkembangan terbaru terkait dengan Indonesia.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Trikasih Lembong mengatakan,‎ sektor-sektor yang diangkat di Indonesia Pavilion, khususnya di sektor ekonomi digital dan lifestyleindustry 4.0, industri pariwisata serta peluang-peluang lain yang sedang dipromosikan oleh Indonesia.

"Salah satu tujuan penyelenggaraan Indonesia Pavilion adalah untuk meyakinkan serta menggiring sentimen positif para investor dan para penggiat ekonomi dunia terhadap kondisi ekonomi Indonesia di tengah isu perang dagang AS-China, politik dalam negeri (pemilu) serta fluktuasi harga minyak dunia yang mempengaruhi nilai tukar rupiah," ujar dia di Jakarta, Rabu, 23 Januari 2019.

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Farah Ratnadewi Indriani menambahkan, di Pavilion investor dapat membicarakan mengenai rencana investasi mereka. “Investor dapat langsung berdiskusi, mempelajari dan mengenal potensi Indonesia secara langsung dari Menteri dan Pejabat Indonesia yang hadir,” kata dia.

Beberapa kegiatan yang diangkat dalam Indonesia Pavilion 2019 di antaranya Indonesia Economic Outlook 2019, interview Nexticorn Indonesia, Digital Economy Indonesia, Making Indonesia 4.0, dan promosi pariwisata nasional. Beberapa pejabat yang memastikan hadir dalam kegiatan World Economic Forum di Davos, Swiss di antaranya Menko Maritim Luhut B. Panjaitan, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, dan Kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong.

Dari kalangan akademisi dan praktisi bisnis, Indonesia direpresentasikan oleh Profesor Ekonomi Internasional pada Universitas Indonesia Mari Elka Pangestu, Ketua Kadin Roesan Roeslani, CEO PT Bakrie Global Ventura Anindya Bakrie, Pendiri dan CEO Tokopedia William Tanuwidjaja, Direktur Grup Lippo John Riady, dan sejumlah tokoh bisnis papan atas lainnya dari Indonesia.

Kegiatan Indonesia Pavilion tahun ini juga diwarnai dengan sesuatu yang berbeda dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun ini terdapat tech show (Virtual Reality, Augmented Reality dan Neuro Brain Wave Technology) serta pameran produk makanan dan minuman Indonesia yang memungkinkan para investor merasakan sesuatu yang fun pada Indonesia Pavilion.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya