Liputan6.com, Jakarta Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih tertekan pada perdagangan saham hari ini. Performa IHSG tetap diperkirakan terkoreksi dengan diperdagangkan pada kisaran 6.371-6.459.
Analis Trimegah Sekuritas Rovandi menjelaskan, pelemahan indeks pada hari ini masih belum bisa terelakan. Efek masih menunjukan tren penurunan (bearish).
"Untuk besok, IHSG masih bearish atau turun di rentang support dan resistance pada level 6.385-6.460," ujarnya kepada Liputan6.com, Rabu (30/1/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia menambahkan, dari perspektif global, perkembangan perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China dan pengumuman the FED masih menghiasi pola gerak indeks hari ini.
Sementara itu, di tengah penantian laporan laba perusahaan tahun 2018, sentimen pasar global masih diliputi keterbatasan katalis positif. Oleh sebab itu, pelamahan lanjutan diperkirakan masih akan terjadi sampai dengan hari ini.
"Teknikalnya, indeks memang mengkonfirmasi bergerak melemah. IHSG akan bergerak terkoreksi pada rentang 6.371-6.459," ungkap Head of Research Reliance Sekuritas Lanjar Nafi Taulat.
Dengan kondisi indeks yang diprediksi akan berada pada ruang zona negatif, Rovandi menganjurkan saham PT AKR Corporindo Tbk (AKRA), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE).
Sedangkan Lanjar menyarankan saham PT H.M Sampoerna Tbk (HMSP), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM), serta PT Vale Indonesia Tbk (INCO).
Penutupan Kemarin
Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) belum mampu beranjak dari zona merah pada perdagangan saham Selasa pekan ini. Ini lantaran sepi sentimen dari domestik dan kekhawatiran terhadap kondisi global.
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, (29/1/2019), IHSG melemah 22,23 poin atau 0,34 persen ke posisi 6.36,48. Indeks saham LQ45 susut 0,36 persen ke posisi 1.015,51. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
241 saham melemah sehingga menekan IHSG. 159 saham menguat dan 134 saham diam di tempat. Pada Selasa pekan ini, IHSG sempat berada di level tertinggi 6.485,24 dan terendah 6.428,47.
Baca Juga
Transaksi perdagangan saham cukup ramai. Total frekuensi perdagangan saham 433.600 kali dengan volume perdagangan 11,5 miliar saham. Nilai transaksi harian saham Rp 9,5 triliun. Investor asing jual saham Rp 38,88 miliar di pasar regular. Posisi dolar Amerika Serikat (AS) berada di kisaran 14.093.
Secara sektoral, sebagian besar sektor saham tertekan kecuali sektor saham infrastruktur naik 0,63 persen dan sektor saham aneka industri mendaki 0,18 persen.
Sementara itu, sektor saham perdagangan susut 1,25 persen, dan catatkan penurunan terbesar. Disusul sektor saham konstruksi melemah 0,98 persen dan sektor saham industri dasar tergelincir 0,74 persen.
Saham-saham yang menguat antara lain saham BMSR naik 27,66 persen ke posisi Rp 180 per saham, saham NAGA mendaki 25 persen ke posisi 330 per saham, dan saham JECC melonjak 19,63 persen ke posisi 6.400 per saham.
Sedangkan saham-saham yang tertekan antara lain saham OCAP melemah 24,40 persen ke posisi 189 per saham, saham CANI tergelincir 19,82 persen ke posisi 178 per saham, dan saham CEKA terpangkas 15,64 persen ke posisi 1.025 per saham.
Bursa saham Asia sebagian besar tertekan. Indeks saham Hong Kong Hang Seng melemah 0,16 persen, indeks saham Thailand susut 0,35 persen, indeks saham Shanghai merosot 0,11 persen, indeks saham Singapura turun 0,37 persen dan indeks saham Taiwan melemah 0,82 persen.
Sedangkan indeksz saham Korea Selatan Kospi naik 0,28 persen dan indeks saham Jepang Nikkei bertambah 0,08 persen.
Analis PT Binaartha Sekuritas, Nafan Aji menuturkan, sentimen hari yang pengaruhi pelemahan IHSG antara lain minimnya sentimen positif dari domestik.
"Selain itu, kekhawatiran para pelaku pasar global terkait dengan melambatnya kinerja pertumbuhan ekonomi global terutama AS dan Tiongkok," ujar Nafan saat dihubungi Liputan6.com, Selasa pekan ini.
Â
Advertisement