LMAN Kebut Percantik Kawasan Ekonomi Khusus Arun

LMAN meminta dukungan PT Patriot Nusantara Aceh (PATNA) selaku badan pengelola yang ditunjuk agar bisa memajukan Kawasan Ekonomi Khusus Arun.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 01 Feb 2019, 14:37 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2019, 14:37 WIB
Direktur Utama LMAN Rahayu Puspasari melakukan konferensi pers pada Jumat (1/2/2019).
Direktur Utama LMAN Rahayu Puspasari melakukan konferensi pers pada Jumat (1/2/2019).

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Aset Managemen Negara (LMAN) tengah mengebut berbagai cara demi membangkitkan Kawasan Ekonomi Khusus Arun Lhokseumawe (KEKAL). Upaya ini dilakukan demi membangun ekonomi berkelanjutan setelah ekspor gas sudah tidak dijalankan lagi.

Produksi ekspor gas di KEKAL berlangsung pada 1978 hingga 2014. Total ekspor mencapai 4.269 kali, termasuk ke Jepang.

"Saat ini tidak dilakukan lagi di sana karena cadangannyan sudah habis," ujar Direktur Utama LMAN Rahayu Puspasari, Jumat (1/2/2019) di Jakarta. Gas yang tersisa pun hanya dipakai untuk keperluan lokal, seperti ke Pabrik Pupuk Iskandar.

Meski demikian, KEKAL memiliki sejumlah aset negara yang sejatinya dapat digunakan untuk keperluan ekonomi. Bermacam gagasan pun muncul seperti membangun fasilitas refinery, biofuel, hingga fuel storage. Perbaikan regulasi juga diupayakan demi menggaet investor.

Pihak LMAN meminta dukungan kepada PT Patriot Nusantara Aceh (PATNA) selaku badan pengelola yang ditunjuk agar bisa segera memajukam daerah tersebut.

Ini kuncinya PATNA menghasilkan masterplan. Tugas LMAN men-support masterplan itu. Jadi yang cari investor PATNA," ujar Rahayu.

"Begitu investor mau LMAN langsung garap lewat cara mekanisme aset negara." tambah dia. 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Sinergi

Media Gathering Lembaga manajemen Aset Negara (LMAN): Capaian 2017 dan Rencana 2018, Rabu (27/12/2017). (Ilyas/Liputan6.com)
Media Gathering Lembaga manajemen Aset Negara (LMAN): Capaian 2017 dan Rencana 2018, Rabu (27/12/2017). (Ilyas/Liputan6.com)

Rahayu menekankan pentingnya sinergi dari para stakeholder yang terlibat karena LMAN tak bisa memajukan daerah itu seorang diri.

Stakeholder yang dimaksud mulai dari regulator yakni Sekretariat Dewan Nasional, lalu ada dewan kawasan dipimpin Gubernur Aceh, serta ada konsorsium terdiri dari PDPA (Perusahaan Daerah Pembangunan Aceh), Pertamina, Pelindo I dan Pupuk Iskandar muda.

"Kemudian di bawah situ ada PATNA, pengelola badan pengawasannya yang ditunjuk dari 4 BUMN sama BUMD tadi," papar Rahayu.

LMAN juga menjelaskan pentingnya stakeholder lain, seperti Pemda yang mengatur regulasi, bahkan universitas lokal juga termasuk stakeholder.

"KEKAL harus segera terwujud, untuk itu diperlukan komitmen dan kolaborasi seluruh pemangku kepentingan. LMAN mendukung dan turut mendorong penciptaan manfaat ekonomi dan manfaat sosial bagi kepentingan umum di wilayah Aceh melalui optimalisasi aset negara di kekal," ucap Rahayu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya