Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah tengah menyiapkan strategi menarik wisatawan dalam jumlah besar melalui pariwisata berbasis Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition (MICE). Pariwisata berbasis MICE ini akan menjadi program lima tahun pemerintah.
"Intinya 5 tahun ke depan MICE akan kita dorong menjadi nilai tambah pariwisata. Karena 5 tahun ke depan target kita tidak lagi sekedar jumlah wisatawan tapi bagaimana pariwisata itu lebih inklusif," ujar Bambang di Grand Sahid, Jakarta, Senin (11/2/2019).
Pemanfaatkan MICE untuk pariwisata akan mendatangkan devisa yang lebih besar. Sebab, sasaran wisatawan yang berkunjung nantinya tidak hanya peserta rapat tetapi juga warga negara asal tamu datang.
Advertisement
Baca Juga
"Jadi, devisanya lebih besar dan yang menikmati itu adalah masyarakat yang terkait pariwisata. Tentunya proporsi MICE ke depan intinya Indonesia harus punya strategi MICE jenis apa yang harus kita adakan di Indonesia," jelasnya.
Adapun salah satu contoh MICE adalah gelaran Pertemuan Tahunan IMF-WB yang digelar pada 2018 di Bali. Gelaran ini bahkan mendatangkan wisatawan yang cukup besar ke Indonesia selain peserta pertemuan.
"MICE mau kita dorong menjadi quick win. Kenapa karena spending MICE itu minimum tiga kali lipat dari spending turis biasa. Dan juga orang-orang yang datang ke MICE dia bisa jadi influencer. Bisa jadi promosi gratis bagi pariwisata Indonesia ke depan," jelasnya.
Ke depan, pengembangan MICE akan langsung berada di bawah Kementerian Pariwisata. "Sehingga, biddingnya bisa dimulai lebih awal. Sekarang ini terus terang lebih jalan sendiri sendiri. Misalkan IWF-WB itu ide Kemenkeu dan BI pada waktu itu. Harusnya level MICE apalagi level seperti WB-IMF itu harus strategi nasional," jelasnya.
Reporter: Anggun P. Situmorang
Sumber: Merdeka.com
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kawasan Ekonomi Khusus Bangka Belitung Fokus ke MICE dan Olahraga
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) tengah mengusulkan agar daerah Tanjung Gunung dan Sungai Liat menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Nantinya kedua kawasan ini akan dibangun dengan konsep karaktersitik yang berbeda.
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan, apabila usulan tersebut disepakati oleh pemerintah, untuk daerah Tanjung Gunung akan dijadikan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) tourism. Sementara di Sungai Liat akan dijadikan sebagai wisata olahraga (sport tourism).
"Satu MICE tourism untuk Tanjung Gunung. Kalo yang Sungai Liat sport tourism," katanya saat ditemui di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (5/11/2018).Â
BACA JUGA
Erzaldi menyebut, usulan dua KEK ini sudah lama menjadi strategi pemerintah provinsi. Sebab apabila terealisasikan maka akan memberikan dampak pertumbuhan ekonomi yang besar terhadap masyarakat sekitar.
"Nah pariwisata ini potensinya apa? indikatornya sumber daya alamnya aja liat. Pantai-pantai di Bangka Belitung bagus dan lain sebagainya. Jadi saya sangat berkeyakinan (akan meningkatkan pertumbuhan ekononomi)," katanya.
Berdasarkan catatan, pendapatan asli daerah (PAD) di kawasan Kepulauan Bangka Belitung telah mencapai sekitar 43,7 persen. Sementara total kunjungan wisata ke daerah Kepulauan Bangka Belitung terus mengalami peningkatan signifikan. Misalnya saja pada 2017, hampir 200 juta kunjungan setelah Tanjung Kemang ditetapkan jadi KEK.
"Dan belum jadi Tanjung Kelayangnya itu tapi hotel-hotel juga sudah bermunculan sebab penetapan kek bagian promosi," katanya.
Advertisement