PGN Butuh Rp 12,5 Triliun buat Bangun 5 Juta Jaringan Gas Baru

Rencana pembangunan 5 juta jargas masih dalam proses study basic engineering.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 12 Feb 2019, 16:45 WIB
Diterbitkan 12 Feb 2019, 16:45 WIB
PGN
Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memeriksa meteran jaringan gas bumi di perumahan warga di kawasan Cibinong, Bogor, Jawa Barat, Jumat (14/12). Pemerintah melalui PGN memberi tambahan 5.120 jargas pada tahun 2018. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta PT Perusahaan Gas Negara Tbk siap membangun jaringan gas bumi sebanyak 5 juta jaringan hingga 2025. Rencana bisnis perusahaan ini bagian dari penugasan pemerintah melalui anggota holding BUMN migas.

Direktur Utama PGN Gigih Prakoso mengatakan untuk membangun jaringan gas bumi ini diperkirakan membutuhkan total investasi sekitar Rp 12,5 triliun.

"Belanja modal sekitar Rp 12,5 triliun ini akan dipenuhi dari berbagai sumber. Mulai dari APBN, kas internal perusahaan, business to business, serta mitra strategis," kata Gigih di Kementerian BUMN, Selasa (12/2/2019).

Gigih mengungkapkan, rencana pembangunan 5 juta jargas masih dalam proses study basic engineering. Namun, sebagian besar berada di wilayah yang sudah terdapat eksisting pipa dan sumber gas agar pembangunan berjalan lebih cepat.

“Pada tahun ini, PGN akan membangun sekitar 800.000 jargas. Nanti wilayahnya di mana saja akan kami sampaikan ke Kementerian ESDM,” tambah dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

PGN
Petugas PT Perusahaan Gas Negara (PGN) memberi pemahaman pada warga saat memeriksa jaringan gas bumi di kawasan Cibinong, Bogor, Jabar, Jumat (14/12). Selama 2018, sebanyak 5.120 jargas baru tersebar di Kabupaten Bogor. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sepanjang tahun ini, PGN akan menganggarkan belanja modal sekitar USD 400 juta atau lebih rendah dari rencana alokasi tahun sebelumnya yang tercatat USD 500 juta-USD 600 juta.

Namun, belanja modal tahun ini belum termasuk kebutuhan dana pembangunan 800.000 jargas tersebut.

“Kenapa capex kita turun karena sebagian besar (proyek) sudah kami selesaikan tahun lalu. Tinggal tambah saja. Tapi kalau (bangun) jargas yang 800.000 tentu (capex) akan meningkat naik,” terangnya.

Dijelaskannya, pemenuhan kebutuhan dana belanja modal selama tahun ini akan bersumber dari kas internal dan pinjaman perbankan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya