Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) meminta Bank Indonesia (BI) agar mengkaji dan menurunkan kembali BI 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan. Permintaan itu didasari agar iklim investasi dalam negeri dapat berjalan lebih baik.
"Ya, bunga kita minta agar lebih turun lagi, bi rate itu di perbankan. Ini akan terjadi kalau kita memberikan kemudahan," kata Wapres JK saat ditemui di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).
Seperti diketahui, dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) bulan Januari 2019 Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk menahan Bank Indonesia (BI) 7-day Reverse Repo Rate atau suku bunga acuan pada angka 6 persen.
Advertisement
Baca Juga
Bank Indonesia juga menahan suku bunga Deposit Facility pada angka 5,25 persen dan Lending Facility 6,75 persen.
Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo menjelaskan, keputusan tersebut sejalan dengan upaya pemerintah menurunkan defisit transaksi berjalan atau Current Account Defisit (CAD) ke dalam batas yang aman. Selain itu, mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) memanggil sejumlah menteri kabinet kerja, guna membahas upaya peningkatan investasi di Indonesia. Beberapa pokok pembahasan dalam rapat tersebut yakni soal kemudahan berusaha yang mencakup regulasi dan perizinan investasi baik di pusat maupun daerah.
Â
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Â
BI Diprediksi Hanya Naikkan Bunga Acuan 1 Kali pada 2019
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) diperkirakan kembali menaikan suku bunga acuan pada tahun ini. Namun kenaikan pada tahun ini tidak akan sebanyak pada tahun lalu. Sepanjang 2018, BI telah menaikan suku bunga acuan sebanyak enam kali.
Deputy Head of Equity Research Mandiri Sekuritas Tjandra Lienandjaja mengatakan, BI kemungkinan hanya akan menaikan suku bunga acuan sekali saja pada tahun ini. Itu lantaran ekonomi RI yang menurutnya cukup stabil di 2019.
"Jadi kita memang expect satu kali lagi kenaikan BI rate tahun ini, tapi setidaknya sudah mulai stabil dan orang udah bisa masuki sektor tertentu dalam hal ini di tahun 2019," imbuhnya di Jakarta, Senin 21 Januari 2019.
Tak hanya itu, ia menjelaskan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) juga diperkirakan masih akan berada dalam rentang yang terjaga, yakni di level Rp 14 ribu per dolar AS.
"Sekitar Rp 14.00 untuk rupiah. Exact-nya kami masih menghitung karena minggu depan kami akan rilis report mengenai outlook 2019 di publikasi kami," ujarnya.
Ia menambahkan, investor asing masih tetap akan optimistis dengan situasi pasar di Indonesia. Sektor pariwisata daj manufaktor dinilai bakal menopang pertumbuhan ekonomi RI di tahun ini.
"Investor asing masih tetap masuk ya, seperti sekarang ini masih banyak yang masuk. Untuk akhir tahun pun mereka akan masuk ke sektor-sektor tertentu. Jadi nanti akan kita review per kuartal," pungkasnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Â
Advertisement