BI: Kondisi Global Pengaruhi Neraca Perdagangan Januari 2019

Bank Indonesia dan Pemerintah akan terus berkoordinasi mencermati perkembangan ekonomi global.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Feb 2019, 19:47 WIB
Diterbitkan 15 Feb 2019, 19:47 WIB
Capaian Ekspor - Impor 2018 Masih Tergolong Sehat
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (25/5). Kenaikan impor dari 14,46 miliar dolar AS pada Maret 2018 menjadi 16,09 miliar dolar AS (month-to-month). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Neraca perdagangan Indonesia pada Januari 2019 mengalami defisit USD 1,16 miliar, sedikit naik dari defisit bulan sebelumnya sebesar USD 1,03 miliar. Defisit tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan defisit neraca perdagangan migas akibat penurunan ekspor migas yang lebih besar dibandingkan dengan penurunan impor migas.

Sementara itu, defisit neraca perdagangan nonmigas tidak banyak berbeda dibandingkan dengan bulan sebelumnya ditunjang peningkatan ekspor nonmigas di tengah impor nonmigas yang masih kuat.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Agusman menjelaskan, Bank Indonesia memandang perkembangan neraca perdagangan pada Januari 2019 tidak terlepas dari pengaruh pertumbuhan ekonomi global yang melandai dan harga komoditas ekspor Indonesia yang menurun, di tengah permintaan domestik yang masih solid.

"Ke depan, Bank Indonesia dan Pemerintah akan terus berkoordinasi mencermati perkembangan ekonomi global dan domestik sehingga tetap dapat memperkuat ketahanan sektor eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," jelas dia dikutip dari keterangan tertulis, Jumat (15/2/2019).

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Penurunan Volume Ekspor

Neraca Ekspor Perdagangan di April Melemah
Aktifitas kapal ekspor inpor di pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Jumat (26/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus 1,24 miliar . (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Defisit neraca perdagangan migas pada Januari 2019 tercatat sebesar USD 0,45 miliar, meningkat dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar USD 0,28 miliar.

Defisit tersebut dipengaruhi penurunan ekspor migas dari USD 1,75 miliar pada Desember 2018 menjadi USD 1,23 miliar pada Januari 2019.

Penurunan terutama terjadi pada komponen hasil minyak dan minyak mentah sejalan dengan penurunan volume ekspor dan harga minyak.

Penurunan ekspor migas ini lebih besar dibandingkan dengan penurunan impor migas yang pada Januari 2019 tercatat USD 1,69 miliar, turun USD 0,34 miliar (mtm) dibandingkan dengan capaian bulan sebelumnya.

Penurunan impor migas juga terjadi pada komponen hasil minyak dan minyak mentah, seiring harga minyak yang menurun.

Defisit neraca perdagangan nonmigas pada Januari 2019 tercatat sebesar USD 0,70 miliar, tidak banyak berubah dibandingkan dengan defisit pada bulan sebelumnya sebesar USD 0,75 miliar. Kondisi ini dipengaruhi kenaikan ekspor nonmigas di tengah impor nonmigas yang stabil.

Ekspor nonmigas tercatat USD 12,63 miliar, naik sebesar uSD 0,05 miliar (mtm) dari capaian Desember 2018. Ekspor nonmigas tersebut didominasi oleh komponen kendaraan dan bagiannya, mesin/peralatan listrik, serta besi dan baja. Sementara itu, impor nonmigas tercatat USD 13,34 miliar, dimana kenaikan permintaan impor antara lain terjadi pada impor bahan kimia organik, plastik dan barang dari plastik, serta besi dan baja.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya