Mengenal Makna Industri 4.0, Palapa Ring, dan B20 yang Ramai di Debat Capres 2019

Dalam debat capres putaran kedua, muncul istilah industri 4.0, Palapa Ring dan B20.

oleh Loudia Mahartika diperbarui 19 Feb 2019, 12:02 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2019, 12:02 WIB
Mengenal Makna Industri 4.0, Palapa Ring, dan B20 yang Ramai di Debat Capres 2019
Mengenal Makna Industri 4.0, Palapa Ring, dan B20 yang Ramai di Debat Capres 2019 (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Debat kedua Calon Presiden 2019 telah diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Minggu (17/2/2019). Debat tersebut mengangkat tema energi, pangan, infrastruktur, sumber daya alam dan lingkungan hidup. Antusiasme masyarakat Indonesia turut dalam menyaksikan perhelatan penting bagi kepentingan negara ini. Acara yang dimoderatori oleh Tommy Tjokro dan Anisha Dasuki pun berjalan cukup baik.

Walaupun debat calon presiden 2019 telah usai, namun beberapa hal dalam momen tersebut masih menjadi sorotan masyarakat. Tak hanya masyarakat di Indonesia, namun juga sorotan global. Seperti munculnya istilah Unicorn yang sempat menjadi trending di media sosial dan membuat kata Unicorn menjadi kata paling dicari di mesin pencarian.

Bahkan ramainya kata Unicorn dari debat capres lalu terdengar hingga media Australia, ABC.net.au. Media Australia itu bahkan menjadikan Unicorn headline mereka yang ditulis, "Unicorns become an unexpected symbol of Indonesia's second presidential debate."

Namun tak hanya Unicorn, beberapa istilah asing juga muncul sepanjang debat calon presiden itu. Dari istilah-istilah asing yang dilontarkan dalam debat, kedua capres membuat masyarakat penasaran dan mencari istilah yang memang jarang diketahui oleh orang awam. Sama seperti istilah Unicorn untuk tingkatan perusahaan startup, ternyata juga muncul istilah Industri 4.0, Palapa Ring dan B20 yang ramai di debat capres 2019 lalu.

Mengenal Makna Industri 4.0, Palapa Ring, dan B20

Revolusi Industri 4.0
Revolusi Industri 4.0. Dok: engineersjournal.ie

1. Mengenal Industri 4.0

Industri 4.0 adalah istilah untuk menyebutkan Revolusi industri ke-4. Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjabarkan perkembangan industri di dunia. Jika dalam setiap tahapan revolusi industri mulai dari yang pertama hingga saat ini memiliki tantangan dan dampak yang berbeda-beda.

Revolusi industri ke-1 terjadi pada abad ke-18 dengan ditemukannya mesin uap untuk upaya peningkatan produktivitas yang bernilai tinggi yang terjadi di Inggris.

Revolusi industri ke-2 terjadi pada era 1900-an. Hal ini ditandai dengan adanya penemuan tenaga listrik. Penemuan ini menjadi pendobrak industri yang signifikan seperti pada sektor agro dan pertambangan.

"Jadi, revolusi yang kedua ini terkait dengan teknologi di lini produksi," ucap Airlangga Hartarto.

Di era revolusi industri ke-3 dilakukan pada tahun 1970 atau 1990-an hingga saat ini karena sebagian masih berjalan.

"Jadi pada saat memasuki revolusi industri ketiga, memang penyerapan tenaga kerja masing-masing di industri sudah berbeda. Sehingga, ini kita bedakan ada yang kelompok industri labour intensive," ungkap Airlangga dalam keterangannya beberapa waktu lalu, Selasa (19/2/2019).

Seperti yang disebutkan dalam debat kedua capres tentang industri 4.0, Menperin menyampaikan efisiensi mesin dan manusia sudah mulai terkonektivitas dengan internet of things. Di industri 4.0, antara manufaktur, produsen dan konsumen akan saling berkaitan karena adanya co-creation.

Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, terdapat lima sektor industri yang akan menjadi pendorong dan percontohan dalam penerapan industri 4.0 yaitu industri makanan dan minuman, kimia, tekstil, elektronik dan otomotif.

Debat kedua capres lalu, Jokowi mengatakan bahwa dalam revolusi industri 4.0 teknologi memang berkembang pesat dan ia meyakini persiapan pembangunan SDM bisa dipersiapkan untuk menuju revolusi industri 4.0.

Jadi, industri 4.0 secara garis besar adalah integrasi antara dunia online dengan dunia usaha, industri dan manufaktur.

Mengenal Makna Industri 4.0, Palapa Ring, dan B20

Update pembangunan Palapa Ring
Update pembangunan Palapa Ring (Foto: Kemkominfo)

2. Mengenal Palapa Ring

Palapa Ring adalah proyek pembangunan serat optik nasional, yang akan menjangkau 34 provinsi dan 440 kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Proyek Palapa Ring bahkan telah dijadwalkan akan rampung pada tahun ini. Saat ini baru Palapa Ring barat dan tengah yang telah beroperasi.

Dilansir Liputan6.com dari laman Kominfo, Selasa (19/2/2019), Palapa Ring merupakan proyek infrastruktur telekomunikasi berupa pembangunan serat optik di seluruh Indonesia yang total panjangnya mencapai 36.000 kilometer. Tujuannya adalah mengintegrasikan seluruh jaringan telekomunikasi di Indonesia mulai dari radio, telepon hingga jaringan internet. Palapa Ring dibagian timur masih dalam pembangunan 88,14%.

Proyek ini diharapkan akan memungkinkan meningkatnya akses internet 4G sampai dengan 30 Mbps.

Mengenal Makna Industri 4.0, Palapa Ring, dan B20

Kebut Implementasi Perluasan B20, 69 Terminal BBM Pertamina Sudah Salurkan FAME
B20 (dok. Humas Pertamina)

3. Mengenal B20

Dalam debat capres lalu, istilah B20 dan B100 juga sempat dilontarkan. Istilah B20 memang jarang banyak diketahui oleh masyarakat awam. Dengan tema energi dan pangan, B20 yang disebut dalam debat lalu berkaitan dengan tata kelola sawit.

B dalam istilah B20 dan B100 adalah biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar nabati yang berasal dari bahan-bahan organik. Seperti minyak nabati atau lemak hewani. Pemerintah kini tengah mengurangi konsumsi bahan bakar yang bersumber dari bahan baku fosil, seperti yang disinggung Jokowi dalam debat kedua capres lalu.

"Ke depan kami akan terus meningkatkan terus menjadi B100," jelas Jokowi saat debat capres hari Minggu lalu.

Program B20 adalah program 20 yang bahan bakarnya dibuat dengan mencampur bahan bakar solar dengan biodiesel dari produk pertanian yang bahan bakarnya dari kelapa sawit. B20 perpaduan 20 persen biodiesel dan 80 persen solar minyak bumi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya