Pemprov DKI Bakal Ubah Kawasan Tanah Abang Jadi Seperti SCBD

Ada cukup banyak program yang akan dijalankan dalam rangka menata kawasan Tanah Abang.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Feb 2019, 19:15 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2019, 19:15 WIB
Pasar Tanah Abang Masih Tutup, Pedagang Berjualan di Luar Gedung
Kondisi lalu lintas di depan Gedung Pasar Tanah Abang, Jakarta, Jumat (22/6). Sebagian pedagang terpaksa menggelar lapak di luar gedung akibat belum dibukanya kembali Pasar Tanah Abang usai Lebaran. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Perumda Pembangunan Sarana Jaya akan mulai membebaskan lahan di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pembebasan lahan terkait pengembangan Sentra Primer Tanah Abang (SPTA) seperti Sudirman Central Business District (SCBD).

Direktur Utama Perumda Pembangunan Sarana Jaya, Yoory C Pinontoan, menargetkan proses pembebasan lahan dengan total luas 13,3 hektare tersebut dapat selesai hingga 2020.

"Total 13,3 hektare. Tanah Abang itu kan kalau bahasa sederhana, mau diapain sih itu Tanah Abang? Ya, kita buat penataan kawasan seperti di SCBD, tapi tidak meninggalkan karakteristik dari Tanah Abang itu sendiri," kata dia, di Jakarta, Rabu (20/2/2019).

Dia menjelaskan ada cukup banyak program yang akan dijalankan dalam rangka menata kawasan Tanah Abang, meliputi program normalisasi sungai hingga pembangunan kawasan berkonsep TOD (Transit Oriented Development).

"Kan, Tanah Abang itu kan berbeda karakteristiknya dengan SCBD. Tapi yang saya maksud adalah kita bangun jaringan baru, normalisasi sungai. Itu kita kerjakan semua untuk mengatasi kesemrawutan di Tanah Abang," ucap dia.

"Terutama itu menjadi tempat atau Hub Tod terbesar di DKI. Di mana banyak angkutan massal terkoneksi di situ. Ada kereta. Ada nanti LRT. Ada transJakarta," tandasnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ditata Ulang, Jalan Jatibaru Akan Steril dari Pejalan Kaki

Imbas Pembangunan Skybridge, Jalan Jatibaru Semrawut
Sejumlah angkot dan pedagang kaki lima (PKL) mangkal di bawah Skybridge Tanah Abang, Jalan Jatibaru, Jakarta, Selasa (23/10). Banyak PKL dan angkot yang mangkal di Jalan Jatibaru menimbulkan kesemrawutan. (Merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Jalur pejalan kaki di Jalan Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, akan ditata ulang mulai 7 Februari 2019 mendatang. Penyesuaian ini akan dikordinasi antara PT Transportasi Jakarta (Transjakarta), PT KAI Daop 1, dan PT Kereta Commuter Indonesia (KCI).

Direktur Utama Transjakarta Agung Wicaksono menyebut pengaturan itu berupa sterilisasi. Nantinya, pengguna KRL melalui area gate di hall atas Stasiun Tanah Abang diarahkan untuk menggunakan akses Jembatan Penyeberangan Multiguna (JPM) untuk menuju stasiun Tanah Abang.

"Jalan Jatibaru akan dibebaskan dari orang berjalan kaki, menyeberang sembarang, penurunan hingga penjemputan," kata Agung di Jakarta, Minggu (3/2/2019).

Penumpang kereta yang ingin memanfaatkan layanan Transjakarta bisa menuju halte Tanah Abang dengan akses tangga. Bagi warga yang hendak berjalan kaki ke kawasan Pasar Tanah Abang, diarahkan menggunakan JPM atau tidak melintas maupun menyeberang sembarangan di Jalan Jatibaru.

Adapun Halte Transjakarta Tanah Abang menyediakan sejumlah layanan, antara lain Tawakal-Tanah Abang (JAK7), Tanah Abang-Kota (JAK10) , Tanah Abang-Kebayoran Lama (JAK11), Tanah Abang-Pos Pengumben-Kebayoran Lama (JAK12), dan Tanah Abang-Meruya (JAK14). Serta Tanah Abang-Gondangdia (1H), Tanah Abang-Blok M (1N), Stasiun Tanah Abang-Stasiun Senen (1R), Kampung Melayu-Tanah Abang (5F) Tanah Abang-Kebayoran Lama (8C), Tanah Abang-Batusari (8K), Pasar Minggu-Tanah Abang (9D), dan History of Jakarta Explorer (12E).

Sementara itu, PT KCI menjelaskan, pihaknya mendukung integrasi antarmoda di Stasiun Tanah Abang. Salah satunya melalui penataan di jalan Jatibaru dan pemanfaatan fasilitas JPM.

"Kami dukung upaya memanfaatkan JPM secara maksimal, salah satunya agar integrasi antarmoda berjalan," katanya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya