Beragam Keuntungan yang Diperoleh Indonesia dari Divestasi Freeport

Menilik kembali keuntungan dari divestasi Freeport.

oleh Cahyu diperbarui 24 Feb 2019, 14:51 WIB
Diterbitkan 24 Feb 2019, 14:51 WIB
Freeport
Menilik kembali keuntungan dari divestasi Freeport. (foto: dok. Inalum)

Liputan6.com, Jakarta Akhir tahun lalu, PT Inalum (Persero) telah mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 51 persen. Walaupun begitu, akuisisi saham PTFI ini kembali ramai menjadi perbincangan.

Banyak yang ingin mengetahui keuntungan yang diperoleh PT Inalum (Persero) dan Indonesia setelah merampungkan akuisisi tersebut. Berikut beberapa keuntungan yang didapatkan oleh PT Inalum (Persero) dan Indonesia.

1. Keuntungan finansial 

Inalum mengeluarkan 3,85 miliar dollar AS atau Rp 54 triliun untuk akusisi PTFI. Mengutip dokumen Inalum, laba bersih PTFI tiap tahunnya diprediksi akan mencapai 2 miliar dollar AS lebih per tahun dari 2023 hingga 2041. Jika Inalum memiliki 51% sahamnya, maka perusahaan diproyeksikan akan mendulang laba bersih sebesar 18 miliar dollar AS atau Rp 261 triliun dari PTFI dalam kurun waktu tersebut.

2. Keuntungan manajemen 

Mengutip dokumen Inalum, setelah PTFI beroperasi selama 51 tahun, justru sekarang pihak Indonesia memiliki pengaruh yang signifikan dalam penentuan dividen, anggaran dasar, direksi, dan komisaris.

3. Posisi PTFI dibawah pemerintah 

Rampungnya akusisi PTFI juga berdampak terhadap berubahnya operasional PTFI dari berdasarkan Kontrak Karya (KK) jadi berlandaskan Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK). Sewaktu beroperasi melalui KK, kedudukan PTFI setara dengan Pemerintah Indonesia dan KK berlaku layaknya sebuah undang-undang. Dengan beralihnya KK menjadi IUPK, saat ini status PTFI berada dibawah pemerintah. 

4. Cadangan emas terbesar di dunia

Tambang emas terbesar di dunia ternyata ada di Indonesia, tepatnya di Kabupaten Mimika, Papua. Namanya tambang Grasberg dan selama ini dikelola oleh PTFI. Kekayaan tambangnya yang terdiri dari emas, tembaga, dan perak, diperkirakan memiliki nilai lebih dari 150 miliar dollar AS atau Rp 2.190 triliun. Mengutip dokumen Inalum, emas dan tembaga di tambang bawah tanah Grasberg diperkirakan tidak akan habis hingga 2060. 

5. Menguntungkan masyarakat Papua 

Dari 100 persen saham PTFI, 10 persennya akan dimiliki oleh pemerintah lokal Papua sehingga masyarakat Papua bisa merasakan manfaat langsung dari sumber daya alamnya. Namun, hingga kini saham itu masih dipegang Inalum dan belum dapat diberikan ke Pemerintah Daerah (Pemda) Papua karena masih berlangsung proses negosiasi antara Pemda Provinsi Papua dengan Pemda Kabupaten Mimika terkait pembentukan BUMD untuk menampung saham tersebut.

6. Penyerapan tenaga kerja lokal 

PTFI memiliki kapasitas untuk menyediakan 30 ribu lapangan pekerjaan. Tenaga kerja di PTFI saat ini mayoritas orang Indonesia. Hingga Maret 2018, jumlah karyawan di PTFI yang secara langsung direkrut oleh PTFI adalah 7.028 orang. Sekitar 2.888 karyawannya adalah orang Papua.

7. Pengembangan masyarakat setempat 

Kehadiran PTFI menyumbang pengembangan masyarakat setempat. Pada 2018, PTFI berkomitmen untuk membangun masyarakat lokal di daerah operasional PTFI. Pada 2016 dan 2017, PTFI total menyumbangkan 33 juta dollar AS dan 44 juta dollar AS.

8. Sumber perekonomian daerah Papua 

Sekitar 90 persen kegiatan ekonomi 300 ribu penduduk Kabupaten Mimika bergantung pada operasional PTFI. Pada masa depan, pengembangan ekonomi lokal akan menjadi salah satu prioritas agar masyarakat menjadi mandiri. 

9. Alih teknologi dan pengetahuan 

Tambang bawah tanah Grasberg yang dioperasikan oleh PTFI adalah tambang yang paling rumit di dunia. Tambang tersebut menjadi tempat belajar terbaik untuk para ahli tambang di Indonesia sehingga pengetahuan mereka dapat diterapkan di tambang bawah tanah lain di Indonesia dan di negara lain.

 

 

(*) 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya