Liputan6.com, Hanoi - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un telah tiba di Hanoi, Vietnam. Ia akan bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam Vietnam Summit pada 27 dan 28 Februari mendatang.
Melansir laporan US News, jalan sepanjang 170 kilometer telah ditutup demi keamanan. Tentara dan polisi juga sudah siaga di sekitar Melia Hotel di mana Kim Jong Un akan menginap.
Advertisement
Baca Juga
Melia Hotel adalah jaringan hotel asal Spanyol. Lokasi hotel itu di Hanoi berdekatan dengan Kementerian Industri dan Perdagangan Vietnam.
Berapa harga menginap di hotel tempat Kim Jong Un akan bermalam? Jika mengecek harga di situs resmi Melia, harga kamar ada di kisaran Rp 2,4 juta hingga Rp 4,6 juta per malam.
Berdasarkan harga per 24 Maret 2019, Premium Room menarik biaya Rp 2,9 juta per malam atau Rp 3,1 juta jika ingin ada bebas biaya pembatalan.
Kemudian ada Grand Premium yang dimulai dari Rp 3,4 juta hingga Rp 3,5 juta permalam. Lebih mahal lagi, ada Level Premium Room yang biaya sewanya Rp 4 juta hingga Rp 4,2 juta per malam.
Yang termahal tentunya adalah ruang Suite. Ruangan ini memiliki lounge, mini bar, dan pemandangan menarik ke kota Hanoi. Harga ruangan ini mulai Rp 4,6 juta - Rp 4,9 juta per malam.
Melia Hotel tempat Kim Jong Un menginap terpantau lebih ekonomis dari hotel St. Regis di Singapura. Sebelumnya, Kim menginap di Presidential Suite St. Regis.
Jika dibandingkan di tanggal yang sama, 1 April 2019, biaya per malam Presidential Suite bisa mencapai 10 ribu dolar Singapura atau setara Rp 103 juta (1 dolar Singapura = Rp 10.351).
Ternyata Vietnam Jadi Panutan Korea Utara soal Reformasi
Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah Korea Utara diketahui telah mempelajari dengan seksama keberhasilan reformasi di Vietnam, yang berdampak pada kemajuan ekonomi dan sosial, kata seorang penasihat pemerintah Vietnam.
Delegasi dari Korea Utara telah mengunjungi Vietnam selama tiga tahun terakhir, dan mereka diketahui "sangat tertarik" pada transisi ekonomi negara Asia Tenggara itu, kata Le Dang Doanh, mantan penasihat perdana menteri Vietnam.Â
Dikutip dari CNBC pada Senin, 25 Februari 2019, tim Korea Utara ingin tahu bagaimana Hanoi mempersiapkan dan melakukan reformasi, serta implikasi politik yang dibawa oleh perubahan tersebut.
Delegasi Korea Utara juga mempelajari bagaimana Vietnam berhasil menormalkan hubungan politik dan ekonomi dengan Amerika Serikat (AS), kata Doanh, yang sekarang menjadi rekan senior di perguruan tinggi ekonomi Universitas Nasional Hanoi.
Serangkaian reformasi yang dilakukan pada 1980-an dan 1990-an membuka jalan bagi Vietnam --yang dikuasai komunis-- untuk memasuki kembali pasar global, dan menjadi salah satu ekonomi dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.
Bahkan di tengah reformasi, Vietnam telah berhasil mempertahankan kontrol ketat atas rakyat dan ekonominya, dan secara luas disebut-sebut sebagai model potensial yang ingin diikuti oleh Korea Utara.
Advertisement