Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita menanggapi banyaknya kritikan terhadap pemerintah yang dinilai masih bergantung dengan komoditas impor. Impor dinilai Enggar merupakan hal wajar selama selama komoditas tersebut adalah bahan baku dan barang modal.
"Impor kan nggak haram, apalagi kalau impornya masih bahan baku dan barang modal. Selama stok mencukupi, kita nggak akan impor. Kita impor karena untuk memenuhi kebutuhan," ujar dia di Gedung Kementerian Perdagangan di Jakarta, Senin (11/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Dia menyatakan pemerintah sedang berusaha untuk membuat kebijakan yang membantu mendorong ekspor. Nantinya ekspor tidak hanya fokus di sektor manufaktur saja tapi juga di sektor jasa, seperti pariwisata.
Selain itu, perlu juga dicanangkan sosialisasi cinta produk Indonesia agar angka ekspor bisa kembali terdorong naik.
Dia turut menyayangkan saat mendapatkan laporan bahwa ada toko di Indonesia yang menjual barang asing 100 persen.Â
"Ada toko yang jual produk asing 100 persen, kenapa tidak di-combine dengan produk lokal. Nah, ini yang akan ditekan supaya ekspor kita meningkat juga," pungkas Mendag.
Bahas Kondisi Perdagangan RI, Menteri Enggar Kumpulkan Mantan Mendag
Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita, mengundang sejumlah mantan Menteri Perdagangan Indonesia untuk melakukan focus group discussion (FGD) di kantor Kementerian Perdagangan (Kemendag), Jakarta.
Hadir dalam FGD, Mantan Menteri Perdagangan, seperti Mari Elka Pangestu, Gita Wirjawan, Rahadi Ramelan, Muhammad Lutfi, Muhammad Hasan (Bob Hasan), dan Arifin M. Siregar. Turut hadir mantan Wakil Menteri Perdagangan Bayu Khrisnamurti.
"Kami dalam rangkaian Raker Kemendag kami awali silturahmi dan minta masukan kepada senior saya. Kecuali pejabat atau menteri perindustrian yang masih jabat, seperti Pak Luhut dan Pak JK, Bu Rini Soemarno juga," kata Enggar, di Kantornya, Jakarta, Senin (11/3/2019).
Baca Juga
Menurut dia, pertemuan tersebut bertujuan untuk meminta masukan dan nasehat terkait situasi perdagangan RI serta upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kinerja perdagangan. Misalnya masukan dan Mantan Mendag, Arifin M. Siregar, agar daya saya sektor perdagangan Indonesia terus diperbaiki.
"Kemudian semua bapak ibu (Mantan) Menteri bilang jangan melihat defist dari angka saja kini tapi justru penyebab yang terjadi akibat impor tinggi akibat bahan baku dan barang modal yang artinya juga investasi dan pembangunan yang meningkat yang dinikmati beberpa tahun kemudian," jelas dia.
"Kemudian juga diperhatikan ekspor jasa, jadi bukan hanya manfaktur dan goods, saja, salah satu bentuknya adalah mendorong pariwisata," ujar dia.
Pertemuan tersebut juga membahas tentang kebijakan-kebijakan yang sudah dilakukan oleh mantan menteri perdagangan. Kemudian kebijakan yang dinilai baik akan dipelajari dan dikaji untuk diterapkan.
"Banyak hal yang kami mendapatkan masukan, catatan, baik berdasarkan pengalaman masa lalu, tapi saya mengapresiasi, menikmati karena beliau masih mengikuti berbagai perkembangan, baik perdagangan di kancah internasional maupun kepentingan dalam negeri," tandasnya.
Reporter: Wilfridus Setu
Sumber: Merdeka.com
Advertisement