Dibuka Menperin, Pameran Tenun dan Batik Ditargetkan Raup Rp 50 Miliar

Pada 2018, nilai ekspor tenun dan batik mencapai USD 53,3 juta dengan negara tujuan ekspor adalah Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Mar 2019, 12:26 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2019, 12:26 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto membuka pameran Adiwastra Nusantara ke-12. Liputan6.com/Septian Deny
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto membuka pameran Adiwastra Nusantara ke-12. Liputan6.com/Septian Deny

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto membuka pameran Adiwastra Nusantara ke-12. Pada tahun ini, pameran yang menampilkan karya tenun dan batik nusantara tersebut mengangkat tema Wastra Adati Generasi Digital.

Pameran ini ditargetkan dihadiri lebih dari 40 ribu orang dari seluruh Indonesia dengan nilai penjualan Rp 45 miliar-Rp 50 miliar.

Dalam sambutannya, Airlangga mengatakan, pameran Adiwastra Nusantara merupakan salah satu upaya untuk melestarikan dan mempromosikan budaya dalam karya wastra adati Indonesia. Tema Wastra Adati Generasi Digital menunjukkan bahwa wastra nusantara siap untuk bersaing di era ekonomi digital dimana persaingan usaha semakin kompetitif.

"Untuk menyikapi hal tersebut maka pemerintah berkewajiban meningkatkan daya saing produk dalam negeri," ujar dia di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (20/3/2019).

Menurut Airlangga, untuk meningkatkan daya saing tersebut pemerintah mencanangkan Making Indonesia 4.0. Pada tahap awal implementasi Making Indonesia 4.0, Indonesia akan fokus pada 5 sektor prioritas yaitu, Industri Makanan dan Minuman, Industri Tekstil dan Busana, Industri Otomotif, Industri Elektronik, dan Industri Kimia.

“Sektor prioritas tersebut adalah sektor yang diyakini mempunyai daya ungkit besar dalam hal penciptaan nilai tambah, perdagangan, besaran investasi, dampak terhadap industri lainnya, serta kecepatan penetrasi pasar," kata dia.

Dia menjelaskan, industri tenun dan batik yang merupakan bagian dari kelompok industri tekstil dan busana memiliki kontribusi cukup besar terhadap perekonomian nasional. Pada 2018, nilai ekspor tenun dan batik mencapai USD 53,3 juta dengan negara tujuan ekspor adalah Jepang, Belanda, dan Amerika Serikat.

“Industri tenun dan batik yang banyak ditekuni oleh industri kecil dan menengah (IKM) tersebar di sentra-sentra industri. Terdapat 369 sentra IKM tenun dan 101 sentra IKM batik yang tersebar di hampir seluruh wilayah Nusantara," ungkap dia.‎

Pameran ini diselenggarakan pada 20-24 maret 2019 di Hall A dan B Jakarta Convention Center (JCC) dengan diikuti 413 stand peserta dari seluruh Indonesia. 

Kenalkan Tenun Asli Indonesia, Sarinah Gelar Pekan Lurik Indonesia

Melihat Kain Tenun di Festival Sarung Indonesia 2019
Pengunjung melihat-lihat produk kain tenun yang dipamerkan di Festival Sarung Indonesia 2019, Plaza Tenggara Kompleks GBK, Jakarta, Minggu (3/3). Festival ini diikuti sejumlah perajin sarung tenun dari berbagai daerah. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Upaya melestarikan tenun lurik asli Indonesia, PT Sarinah (Persero) bekerja sama dengan Himpunan Wastraprema gelar Pekan Lurik Indonesia. Penyelenggaran pameran ini merupakan salah satu wujud kontribusi PT Sarinah untuk mendukung eksistensi UMKM kerajinan khas Indonesia.

Pekan Lurik Indonesia akan dibuka setiap hari dari tanggal 19 Maret hingga 31 Maret 2019, mulai pukul 10.00 WIB hingga 22.00 WIB.

 Direktur Ritel PT Sarinah, Lies Permana Lestari menyatakan acara ini merupakan bentuk dukungan Sarinah untuk melestarikan warisan Indonesia.

"Indonesia itu kurangnya satu, punya segalanya. Karena punya segalanya, jadi bingung apa yang harus dilestarikan. Lurik adalah salah satu bentuk warisannya, oleh karenanya kita jaga dan kenalkan ke masyarakat luas lewat pameran ini," pungkas Lies di Gedung Sarinah Departemen Store, Selasa (19/3/2019).

Lurik adalah salah satu wastra tertua sebelum batik dikenal yang berasal dari Jawa Tengah (Jogja dan Solo).

Pameran utamanya akan memperlihatkan koleksi kain lurik berumur puluhan tahun dari Rumah Wastra Jo Eeda dan Museum Tekstil Jakarta.

Kemudian, akan ada pasar lurik, fashiow show lurik, workshop dan bincang-bincang wastra lurik dengan narasumber ahli wastra Indonesia.

Pameran ini juga mengundang Komunitas Museum, The Indonesan Heritage Society, Women International Club dan khalayak umum secara luas. Tidak ketinggalan akan ada bazar unik selama pekan lurik berlangsung.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya