Wawancara Khusus Direktur LRT Jakarta: LRT Solusi Macet dan Polusi Jakarta

Ke depannya LRT Jakarta dipastikan dapat terintegrasi dengan 2 moda lain yakni MRT Jakarta dan TransJakarta.

oleh Bawono Yadika diperbarui 29 Mar 2019, 11:50 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2019, 11:50 WIB
Direktur Keuangan dan Administrasi PT LRT Jakarta Solihin Djaelani
Direktur Keuangan dan Administrasi PT LRT Jakarta Solihin Djaelani. Liputan6.com/Balgo Marbun

Liputan6.com, Jakarta LRT Jakarta tak lama lagi akan beroperasi dan melengkapi sarana transportasi massal sektor perkeretaapian di Indonesia. Selain mempermudah masyarakat, keberadaan sarana transportasi ini adalah demi mengurangi kepadatan jalan di ibu kota dan sekitarnya.

PT LRT Jakarta menargetkan 14.255 ribu penumpang bisa menikmati transportasi umum ini dalam sehari.

Ke depannya LRT Jakarta dipastikan dapat terintegrasi dengan 2 moda lain yakni MRT Jakarta dan TransJakarta.

Integrasi ketiga moda transportasi itu diharapkan dapat mengurangi polusi udara di DKI. Ini karena adanya perubahan kebiasaan warga Jakarta dari kendaraan pribadi menuju ke kendaraan umum.

Lalu apa saja persiapan dan fasilitas yang akan masyarakat dapatkan saat menikmati LRT Jakarta?. Berikut petikan wawancara Liputan6.com dengan Direktur Keuangan dan Administrasi PT LRT Jakarta Solihin Djaelani.

1. LRT mampu menampung seberapa banyak penumpang untuk sekali jalan, dan berapa frekuensi perjalanan setiap harinya?

Stasiun pertama kita itu di Pegangsaan sampai Velodrome, jaraknya sekitar 60 km, ada 6 stasiun diantara jarak tersebut.

Untuk target seharinya kita targetkan 14.255 penumpang. Dan sekali jalan, beroperasi di waktu-waktu yang tidak sibuk itu, 1 rangkaian atau 2 kereta kapasitasnya bisa sekitar 270 orang. Dengan komposisi orang yang berdiri santai atau tidak berdesak-desakan itu sekitar 270 orang.

Dalam sehari kita targetkan 150 kali perjalanan. Namun antara hari kerja dengan akhir pekan berbeda. Akhir pekan mungkin lebih banyak tripnya.

2. Kondisi stasiun LRT Jakarta bersih sekali, kemudian nyaman. Terkait hal ini,  bagaimana tanggapan masyarakat usai adanya uji coba atau sosialisasi LRT Jakarta?

Tanggapan masyarakat cukup positif ya. Penduduk DKI banyak yang ingin merasakan moda transportasi baru setelah ada MRT Jakarta, kemudian kita punya LRT Jakarta. Jadi antusias penduduk DKI itu sangat luar biasa.

Banyak masyarakat yang melakukan pengajuan untuk menjajal LRT Jakarta dan Alhamdulillah sehari itu pada 17 Maret bisa mencapai 1.000 orang.

Agustus sampai September kita pernah sosialisasi dan kita mengangkut sekitar 20 ribu orang pada saat uji coba. Jadi ada orang-orang yang sengaja memang kita undang, misalnya seperti sekolah-sekolah yang dekat dengan kereta atau penduduk sekitar stasiun sini. Kita harapkan antusiasmenya ini semakin meningkat.

3. Apa benar nantinya LRT, MRT, dan TransJakarta bakal terintegrasi. Ini artinya masyarakat cukup membayar sekali untuk semua transportasi itu? 

Semua model transportasi tentu tidak bisa menyelesaikan masalah tanpa satu sama lain dapat terintegrasi.

Jadi seharusnya memang MRT Jakarta bisa sebagai feeder untuk TransJakarta. TransJakarta bisa sebagai feeder untuk LRT Jakarta dan seterusnya. Sehingga semuanya bisa naik kendaraan umum. Saat ini LRT stasiunnya banyak bersingungan dengan TransJakarta.

Jadi penumpang TransJakarta bisa langsung naik LRT tanpa harus keluar dari areanya atau penumpang LRT bisa masuk ke halte Transjakarta. Kita juga sedang berusaha membangun skybridge di stasiun Velodrome kita menuju ke Halte Rawamangun.

 

Jadwal Operasi LRT Kelapa Gading-Velodrome Molor
Rangkaian kereta LRT rute Kelapa Gading-Velodrome saat melakukan uji coba dari Stasiun Velodrome, Jakarta, Senin (25/2). Saat ini pembangunan LRT Kelapa Gading-Velodrome secara keseluruhan sudah mencapai 99,4 persen. Merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

4. Dengan ketiga moda dapat terintegrasi, apa manfaat yang bakal diperoleh masyarakat Indonesia?

Keinginan Pemprov DKI itu dengan dibangunnya fasilitas dan moda transportasi bisa menyelesaikan kemacetan. Namun bukan hanya kemacetan saja tetapi bagaimana dapat mengurangi polusi supaya bisa menciptakan kehidupan wiraswasta kita lebih efektif dan efisien.

Coba anda bayangkan misalnya sehari di Jakarta ini kita bisa melakukan rapat hanya sebanyak 2 kali saking macetnya. Namun karena moda transportasi yang terintegrasi, kita bisa 3 atau 4 kali meeting karena lebih efisien. Kita doakan semuanya bisa berjalan dengan lancar kedepannya.

5. Terkait persoalan kebersihan, apakah ada regulasi khusus yang mengatur aksi vandalism atau coretan pada fasilitas umum seperti LRT Jakarta ini?

Tentu ada sanksinya, namun sanksi ini bukan kewenangan kita yang menentukan. Di peraturan itu kita tidak bisa menetapkan sanksi. Mungkin ada sanksi pidana.

Yang pasti moda transportasi umum harus kita jaga karena merupakan aset bangsa.

6. Belajar dari negara-negara penyedia LRT Jakarta, bagaimana membangun kedispilinan warga supaya ikut merawat transportasi LRT?

Apa yang sudah dibangun jika tidak bisa dirawat dan dijaga dengan baik maka akan sia-sia. Tetapi saya rasa penduduk DKI sudah mulai terbiasa dengan hasil bersama-sama ini.

Kita ambil contoh, kita pernah paksakan peraturan mereka harus tetap membeli tiket di commuter line seperti membeli tiket, mengantri. Itu tahap awal dipaksakan agar pengguna mau disiplin tapi saya rasa ini sudah memberikan dampak banyak setidaknya dengan beli tiket sebelum masuk, mengantri, itu telah memberikan modal tahap awal buat kita.

Di tempat kita tahap-tahap awal banyak staf-staf yang membantu penumpang. Misalkan tidak melewati garis kuning pada saat berjalan, mengutamakan penumpang dari dalam untuk keluar. Itu akan kita sosialisasikan supaya nanti mereka terbiasa.

Hal lainnya ialah banyak sign-sign, papan penunjuk jalan yang nanti bakal kita pasang terkait dengan pelayanan dan kenyamanan mereka.

 

Ingin tahu wawancara lengkapnya, simak dalam video berikut:

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya