Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri ESDM, Archandra Tahar mengatakan, ada beberapa perusahaan yang bakal menyerap Marine Fuel Oil (MFO) milik PT Pertamina (Persero). Jika sebelumnya MFO diimpor, saat ini MFO dapat dipenuhi dari kilang milik Pertamina.
Penyerapan MFO milik Pertamina dalam rangka menjaga tren positif neraca perdagangan Indonesia yang per Februari surplus USD 330 juta setelah empat bulan sebelumnya mengalami defisit.
"Selama ini MFO dari beberapa kontraktor itu diimpor, sekarang cukup dipenuhi oleh hasil pengilangan Pertamina," kata dia, usai rapar koordinasi (rakor) evaluasi neraca perdagangan, di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Rabu (20/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Beberapa perusahaan yang disebut Archandra akan menyerap MFO dari Pertamina, yakni PT AKR Corporindo dan PT Vale Indonesia.
"Ada AKR impor MFO dan itu sekarang sudah, bulan April ini, AKR sudah mulai membeli dari Pertamina. Sebentar lagi Vale juga akan membeli MFO dari Pertamina," ujar dia.
Selain itu, upaya pemerintah dalam menjaga tren positif neraca perdagangan yakni dengan pemanfaatan biodiesel 20 persen (B20), dan kewajiban kontraktor asing membeli minyak dari Pertamina.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka.com
Empat Perusahaan Komitmen Setop Impor Bahan Bakar MFO
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mendapatkan komitmen pembelian Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Marine Fuel Oil (MFO) dari empat perusahaan. Pembelian ini diharapkan bisa mengurangi impor bahan bakar minyak (BBM).
Marine Fuel Oil atau MFO merupakan bahan bakar minyak yang banyak digunakan untuk pembakaran langsung pada industri besar dan digunakan sebagai bahan bakar untuk steam power station.
Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar mengatakan, proses negosiasi pembelian MFO sudah selesai. Empat perusahaan yaitu AKR Corporindo, Vale Indonesia, Cosmic Petroleum Nusantara, dan Yavindo berkomitmen membeli MFO Pertamina.
"Sudah selesai. Sudah (deal semua). Anas kasih angka. Itu sudah deal semua," kata Arcandra, di Jakarta, Kamis 14 Februari 2019.
Dia mengungkapkan, dengan adanya komitmen tersebut akan mengurangi impor MFO. Sebelumnya MFO dipasok dari luar negeri yang harganya lebih mahal. Adapun impor MFO yang dapat dikurangi atas kesepakatan tersebut sebesar 400 ribu kilo liter (KL) per tahun.
"Daripada Badan Usaha impor MFO, dia impor lebih mahal harganya. Pertamina ekspor dengan harga lebih murah. Jadi semua pasokan impor itu untuk MFO akan ditangani oleh Pertamina," ujar dia.
Menurut Arcandra, pasokan MFO dari Pertamina disesuaikan kebutuhan masing-masing perusahaan. Ada yang dimulai pada bulan ini hingga April 2019. Hal ini menyesuaikan kontrak pembelian MFO yang sudah dilakukan terlebih dahulu.
"Yang Vale itu kontrak terakhir Maret. April Mulai. AKR sudah kayaknya sudah deal. Empat sudah," tandasnya.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement