Produsen Tambah Kapasitas Rokok Elektrik Jadi 1 Juta pada 2019

Sejak dikeluarkannya regulasi rokok elektrik, para produsen semakin gencar menambah kapasitas produksi.

oleh Athika Rahma diperbarui 22 Mar 2019, 19:30 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2019, 19:30 WIB
Rokok Elektrik
Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Industri rokok elektrik kini telah mendapat pengakuan resmi pemerintah. Sejak dikeluarkannya regulasi rokok elektrik, para produsen semakin gencar menambah kapasitas produksi.

Salah satu produsen rokok elektrik, PT NCIG Indonesia Mandiri akan produksi 1 juta starter kit yang berisi pot atau device untuk merokok dan likuidnya.

Target ini ditetapkan karena banyaknya permintaan pasar, terutama bagi masyarakat yang ingin berhenti merokok.

Ketua Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI), Aryo Andrianto menyatakan, industri rokok elektrik telah berkembang pesat. Hal ini ditandai dengan banyaknya jumlah produsen, distributor dan pengecer rokok elektrik di Indonesia.

"Saat ini sudah ada 300 produsen likuid, lebih dari 100 produsen alat dan aksesoris lain, lebih dari 150 distributor dan importir dan lebih dari 5 ribu pengecer, menurut data APVI. Jumlah ini akan terus bertambah," ungkap Aryo, Jumat (22/3/2019).

Dia juga menambahkan, ada regulasi dari pemerintah membuat konsumen merasa aman menggunakan rokok elektrik. APVI akan terus mendukung langkah yang dinilai terbaik bagi produsen dan konsumen.

"Ditambah lagi dengan adanya payung hukum dari pemerintah, kami semakin yakin industri rokok elektrik akan berkembang," ujar dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Bangun Pabrik di Bandung

Rokok Elektrik
Ilustrasi Rokok Elektrik atau Vape (iStockphoto)

Sebelumnya, CEO NCIG International, Shariffuddin Bujang mengatakan, pihaknya berkomitmen membangun pabrik POD rokok elektrik di Indonesia.

Menurut dia, invetasi pabrik yang akan dibangun di Bandung, Jawa Barat tersebut akan dilakukan dalam beberapa fase. Tahap pertama, pihaknya akan berinvestasi USD 10 juta.

"Kita akan jangkarkan kilang pertama NSIG di Indonesia. Investasi pertama USD 10 juta," kata dia dalam acara Peluncuran Rokok Elektrik Bernama 'NCIG' oleh Nasty dan Hex', di Balai Kartini, Jakarta, Jumat 22 Maret 2019.

Dia menuturkan, kapasitas produksi pabrik tersebut akan mencapai 10 juta POD per bulan. Pabrik ini, kata dia, bakal mensuplai untuk kebutuhan lokal maupun ekspor.

"Kalau siap akan fokus untuk lokal dan ekspor. Kami bergabung gabung 3 negara, malaysia, indonesia, dan china untuk masuk ke asia," ungkapnya.

Sementara CEO NCIG Indonesia, Roy Lefrans mengatakan, pihaknya berkomitmen berkontribusi bagi perekonomian Indonesia.

"Sejak ini (rokok elektrik) dilegalkan kita mendapatkan kepastian dari pemerintah. Kita melihat antusias teman-teman bertambah. Karena mendapatkan kepastian hukum," ujar dia.

Beberapa industri kreatif, kata dia, dapat tumbuh bersamaan dengan industri rokok elektrik ini. Sebagai contoh, dia menyebut industri merchandise maupun kaos juga ikut hadir di berbagai toko vape yang ada.

"Kami hanya ingin mencoba memberikan kontribusi. Bukan cuma sektor ekonomi dari industri kreatif. Industri vape menciptakan industri baru di sekitarnya," ujarnya.

"Semua orang berpotensi untuk menjadi enterpreneuer. Ini harus menjadi kunci utama, harus lebih disupport lagi. Industri ini berkembang bukan hanya di situ saja," ia menambahkan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya