Diresmikan Jokowi, Cek 8 Fakta Menarik MRT Jakarta

Presiden Jokowi akan meresmikan MRT Jakarta pada hari ini.

oleh Nurseffi Dwi WahyuniTommy K. Rony diperbarui 24 Mar 2019, 06:42 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2019, 06:42 WIB
Jokowi mencoba kereta mrt menuju stasiun lebak bulus
Presiden Joko Widodo bersama Menhub Budi Karya Sumadi, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Ketua DPRD Jakarta Prasetyo Edi Marsudi turun dari kereta MRT di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Selasa (6/11). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan meresmikan Mass Rapid Transit/Moda Raya Terpadu (MRT) fase I Lebak Bulus-Bundaran HI pada hari ini, Minggu, 24 Maret 2019.  Tak hanya itu, Jokowi juga dijadwalkan meresmikan pembangunan MRT fase II Bundaran HI-Kota.

Usai diresmikan hari ini, MRT Jakarta fase I akan beroperasi nonkomersial hingga 31 Maret 2019 sehingga masyarakat masih bisa menjajal moda transportasi terbaru ini secara gratis. MRT Jakarta akan beroperasi komersial pada 1 April 2019.

Meski diresmikan pada tahun ini, sebetulnya gagasan pembangunan MRT sudah ada sejak tahun 90-an. Sementara PT MRT Jakarta baru berdiri pada tanggal 17 Juni 2008 dengan mayoritas saham dimiliki Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta.

Usai penantian panjang selama puluhan tahun, Indonesia pun bisa bangga karena akhirnya memiliki MRT. Meski sebenarnya Indonesia tergolong terlambat, sebab negara-negara tetangga telah lebih dulu memilikinya. Ambil contoh MRT Singapura yang sudah beroperasi sejak tahun 1987.

Penasaran mengenai kerennya MRT Jakarta dan penantian selama 34 tahun? Berikut Liputan6.com kumpulkan fakta- fakta menarik tentang MRT:

 1. Ide Habibie

B. J. Habibie ternyata adalah sosok pencetus MRT ketika menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi RI. Ia pun meminta Gubernur DKI Jakarta Soerjadi Soedirja untuk menyiapkan desainnya (Basic Engineering Design/BED) di tahun 1995.

13 tahun kemudian, pada 17 Juni 2008, berdirilah PT MRT Jakarta demi memuluskan ide tersebut. Dan 10 tahun kemudian, akhirnya MRT bisa dinikmati masyarakat luas pada bulan Maret ini.

2. Arti Nama

Kereta MRT secara resmi diberikan nama Ratangga yang berarti kereta perang. Nama ini terinspirasi dari puisi dalam Kitab Arjuna Wijaya dan Kita Sutasoma karangan Mpu Tantular.

"Ratangga dalam bahasa Jawa kuno berarti kereta perang, yang identik dengan kekuatan dan pejuang," ucap Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar.

Ia pun mendedikasikan nama itu kepada para pejuang yang beraktivitas di ibu kota. "Semoga Kereta Ratangga akan selalu teguh dan kuat mengangkut para pejuang Jakarta," kata William.

 

3. Kolaborasi Indonesia dan Jepang

Bulan Depan Masyarakat Bisa Ikut Uji Coba MRT
Dua kereta MRT berada di stasiun Lebak bulus Jakarta, Senin (25/2). Pada 5 Maret nanti pihak Kereta MRT akan membuka pendaftaran uji coba umum. Dengan begitu, masyarakat bisa mengikuti progres pembangunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Proyek MRT juga bisa dibilang tanda persahabatan antara Indonesia dan Negeri Sakura. Seperti diketahui, pihak Jepang membantu lewat pendanaan, desain, dan studi MRT.

Menurut penjelasan situs Jakarta MRT, Gubernur Japan Bank for International Cooperation (JBIC) Kyosuke Shinozawa dan Duta Besar Indonesia untuk Jepang Yusuf Anwar melakukan tanda tangan persetujuan pembiayaan proyek ini pada 28 November 2006.

Jepang memang sudah terkenal karena transportasi massal mereka. Sejak tahun 1927, Jepang telah menggenjot transportasi massalnya yang sekarang terkenal sebagai Tokyo Metro.

4. Angkut 130 Ribu Penumpang per Hari

Kehadiran transportasi massal ini diharapkan mampu menurunkan tingkat kemacetan di wilayah Ibu Kota lantaran mampu mengangkut penumpang dalam jumlah yang besar.

Dirut MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, untuk satu rangkaian kereta bisa mengangkut penumpang hingga 1.900 orang.‎

Pada awal dioperasikan, MRT Jakarta menargetkan mampu mengangkut sekitar 65 ribu penumpang per hari. Angka tersebut diharapkan terus meningkat hingga 130 ribu penumpang per hari.‎

Dengan demikian, lanjut William, beroperasinya MRT Jakarta nanti diharapkan pengguna kendaraan pribadi mau beralih ke MRT sehingga mampu menurunkan tingkat kemacetan di Jakarta.

"Dan itu jumlah yang memindahkan orang 130 ribu orang per hari secara signifikan akan bisa mulai mengatasi penurunan kendaraan yang masuk ke kota dari arah selatan," tandas dia.

 

5. Rute

Bulan Depan Masyarakat Bisa Ikut Uji Coba MRT
Suasana di dalam kereta MRT yang menuju stasiun Lebak bulus Jakarta, Senin (25/2). Pada 5 Maret nanti pihak Kereta MRT akan membuka pendaftaran untuk uji coba umum. Dengan begitu, masyarakat bisa mengikuti progres pembangunan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Pada Fase I, MRT Jakarta akan melewati 13 stasiun. Tujuh di antaranya adalah stasiun layang yang berada di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.

Sedangkan stasiun bawah tanah berada di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.

Jika sudah beroperasi penuh dan semua stasiun telah dibuka untuk melayani jalur perjalanan sepanjang 15,7 kilometer.

6. Waktu Operasi

MRT Jakarta yang akan menjadi moda transportasi alternatif warga ibu akan beroperasi hingga 20 jam. Dibuka pukul 05.00 WIB dan ditutup pukul 24.00 WIB. Sehingga bagi Anda yang bekerja dan pulang cukup malam maka Anda tetap bisa menggunakan transportasi ini.

Untuk waktu kedatangan kereta, ditargetkan setiap 5 menit sekali. Hal ini berlaku pada jam sibuk seperti pagi dan sore hari.

"Pada jam sibuk kita akan beroperasi untuk headway sekitar 5 menit. Jadi setiap 5 menit ada kereta. Jadi jam 7 dari Lebak Bulus, 07.30 sampai di bundaran HI. 07.05 ada lagi dari lebak bulus, 07.10 ada lagi," kata Dirut MRT Jakarta, William Sabandar.

Sementara di luar jam sibuk, waktu kedatangan kereta menjadi setiap 10 menit sekali. Hal ini menyesuaikan dengan banyaknya penumpang yang menggunakan layanan MRT Jakarta.

"Pada jam-jam tidak sibuk headway-nya kita tingkatkan menjadi setiap 10 menit. Karena pada saat itu kebutuhan perjalanan tidak setinggi pada rush hour. Pada rush hour pagi sore dan menjelang malam itu 5 menit headway," tandas dia.

MRT Jakarta juga menyiapkan gerbong wanita yang akan berada di gerbong 3 dan 4 sehingga penumpang wanita tetap merasa nyaman. Gerbong khusus wanita selama 4 jam setiap hari, yaitu pukul 07.00-09.00 WIB dan pukul 17.00-19.00 WIB

"Gerbong khusus ada dua gerbong di 3 dan 4 untuk wanita dan anak-anak, berlaku pada jam sibuk. Saya pikir kalau desak-desakan kan bahaya," jelas Menhub Budi Karya.

 

7. Fasilitas

Mengintip Megahnya Stasiun MRT Jakarta Bundaran HI
Warga berada di stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Selasa (19/2). Setiap stasiun MRT fase 1 ini punya tema dan konsep yang berbeda. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Fasilitas dihadirkan di stasiun MRT adalah fasilitas nomor wahid. Desainnya bak stasiun-stasiun di Singapura. Untuk membeli tiket, penumpang harus menggunakan mesin tiket elektronik. Di dalam stasiun juga zdisediakan beberapa area duduk.

Area komersil juga ada, khusus di tengah stasiun berisi minimarket, restoran cepat saji, coffee shop, hingga ATM. Fasilitas umum yang disediakan meliputi loket, vending machine, toilet, ruang menyusui, hingga lift prioritas bagi penyandang disabilitas.

Wifi gratis juga ada di transportasi massal ini. Dirut MRT Jakarta, William Sabandar mengatakan, adanya wifi ini guna memastikan para penumpangnya bisa tetap terhubung dengan internet saat berada di bawah tanah. Sebab, sebagian jalur MRT memang berada di bawah tanah.‎‎

"Jangan ragu, kalau anda berada di bawah tanah pasti wifi tetap on. Kita punya fasilitas itu. Jadi internet masih bisa dilakukan. Free. Kita memberikan fasilitas wifi," ujar dia.

8. Harga Tiket

Meski diresmikan hari ini, hingga kini belum jelas berapa tarif yang akan dibayarkan penumpang. Kabar terakhir, tarif MRT belum akan diketahui sampai peresmian oleh Presiden. Bahkan, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengaku baru akan mengumumkan tarif MRT Jakarta pada Senin 25 Maret 2019 atau sehari setelah diresmikan.

"Senin akan ada Rapimgab. Insyaallah pada saat itu ditetapkan (tarif)," kata Anies di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Jumat (22/3/2019).

Anies mengatakan, besaran tarif akan disesuaikan dengan jarak tempuh pengguna. Penumpang dikenakan Rp 1.000 per-kilometer. Angka itu nanti menjadi tabel harga.

"Dari Stasiun Lebak Bulus kemudian sampai Stasiun Blok M itu berapa. Dari Stasiun Senayan sampai Bundaran HI berapa. Harganya nanti antarstasiun. Kalau dirata-rata total itu Rp 10.000," ucap dia.

Ia menjelaskan, Moda Raya Terpadu (MRT) sampai dengan 31 Maret 2019 masih beroperasi secara nonkomersial. Itu artinya warga bisa menaiki secara cuma-cuma.

"Ini bukan fase uji coba. Uji cobanya sudah selesai bulan lalu. Ini adalah fase operasi nonkomersial.

Setelah itu berakhir, pengguna akan dikenakan tarif. Anies mengatakan, dalam pelaksaannya nanti hampir mirip dengan Transjakarta.

"Masyarakat nanti menerima kartu seperti juga kalau naik bus TJ. Dan kartu itu Jak Lingko, nanti akan didebet dikurangi. Jadi cara pelaksanaannya seperti itu," terang Anies.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya