Menhub Imbau Warga Tertib Gunakan MRT Jakarta

Sari hasil uji coba yang dilakukan MRT Jakarta, ditemukan beberapa perilaku masyarakat yang dianggap dapat merugikan.

oleh Merdeka.com diperbarui 24 Mar 2019, 09:53 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2019, 09:53 WIB
Menjajal MRT
Warga mengikuti uji coba publik pengoperasian MRT (Moda Raya Terpadu) di Stasiun Bundaran HI, Jakarta, Minggu (17/3). Uji coba untuk publik dibuka dari 12 hingga 24 Maret 2019 dengan menargetkan sebanyak 285 ribu penumpang. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)
Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengimbau masyarakat agar dapat tertib ketika menggunakan moda raya terpadu atau Mass Rapid Transit (MRT). Sebab, dari hasil uji coba yang dilakukan MRT Jakarta ditemukan beberapa perilaku masyarakat yang dianggap dapat merugikan.
 
"Jadi memang ini kami melihat ada masyarakat yang kurang tertib lah ya, makan di stasiun, gelantungan itu viral ya," kata Menhub Budi saat ditemui di Jakarta, Minggu (24/3/2019).
 
 
Menhub Budi mengatakan, fungsi dari MRT Jakarta merupakan untuk mengubah masyarakat agar memiliki kebiasaan baru dalam bertransportasi. Sehingga perilaku-perilaku yang dapat merugikan tersebut tidak perlu dilakukan.
 
"Saya mengharapkan agar kita memang ini ada satu culture baru dan kita memang harus menyesuaikan, bahkan kalau secara etik selain tidak makan dan minum di harapkan di dalam MRT itu kita diam, kita tidak terlalu berbicara bahkan handphone pun dibatasi," kata dia.
 
Untuk itu, Menhub Budi menginginkan agar pihak MRT juga berperan aktif untuk melakukan pengawasan terhadap pola perilaku masyarakat. Dengan begitu, diharapkan dapat memberikan efek jera terhadap masyarakat.
 
"Tapi kita juga minta kepada MRT untuk mempersiapkan tim yang bisa menegur dengan tegas bagi mereka mereka yag melanggar. Ya tegas tapi cenderung persusif lah ini kan suatu lifestyle baru. Kalo kita di Singapura kan juga jadi tertib, masa di negara sendiri tidak tertib," pungkasnya.
 
Seperti diketahui, MRT Jakarta membuka uji coba publik sejak 12-23 Maret 2019. Lintasan sepanjang 16 kilometer itu melawati sebanyak 13 stasiun. Tujuh di antaranya adalah stasiun layang yang berada di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, Haji Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.Sedangkan stasiun bawah tanah berada di Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran Hotel Indonesia.
 
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Jokowi: MRT Jakarta Diresmikan, Peradaban Baru Dimulai

Jokowi Ajak Menteri Kabinet Kerja Jajal MRT
Presiden Joko Widodo mencoba moda transportasi MRT dari Stasiun Bundaran HI-Lebak Bulus di Jakarta, Selasa (19/3). Jokowi mengajak sejumlah Menteri Kabinet Kerja menjajal MRT Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

MRT Jakarta fase pertama akhirnya diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada hari ini, 24 Maret 2019 di Bundaran HI, Jakarta. Peresmian ini diadakan saat Car Free Day dan dimeriahkan oleh artis papan atas yaitu D'Massiv, Naff dan Barasuara.

Presiden Joko Widodo menyatakan peresmian hari ini dibarengi dengan dimulainya pembangunan MRT Jakarta fase kedua dengan rencana rute Bundaran HI - Kampung Bandan. 

"Hari ini sebuah peradaban baru akan kita mulai dengan diresmikannya MRT fase pertama. Ini baru fase pertama. Hari ini kita canangkan untuk masuk fase kedua. Tahun ini saya sudah perintahkan Gubernur untuk bangun rute Jakarta Utara," ungkapnya di Bundaran HI, Minggu (24/03/2019).

 Selain Presiden Jokowi, peresmian ini juga turut dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi, Direktur MRT William Sabandar, Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masafumi Ishii, serta perwakilan Japan International Corporation Agency (JICA).

Meski diresmikan hari ini, masyarakat masih bisa menjajal MRT Jakarta secara gratis hingga 31 Maret mendatang. MRT baru akan dikomersialkan pada 1 April mendatang.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya