Liputan6.com, Balaraja - PT PLN (Persero) menyiapkan target ambisius untuk kembali masuk ke jajaran perusahaan dunia bergengsi versi Fortune. Ini terinspirasi atas potensi PLN pada 2020-2025 yang didukung proyek 35.000 MW.
"Revenue PLN akan meningkat drastis sehingga kita harapkan di milestone 2020-2025 revenue PLN bisa mencapai 100 besar dunia," ungkap Direktur Regional Jawa Bagian Barat Haryanto WS pada Jumat (29/5/2019) di PLTU Lontar, Tangerang.
Demi meraih itu, PLN mengidentifikasi enam tantangan yang perlu dilewati seperti meningkatkan kapasitas dan menjaga energi primer seperti gas dan batu bara. Mengenai hal ini, PLN mengapresiasi pemerintah yang telah memberlakukan kebijakan DMO (Domestic Market Obligation).
Advertisement
"Mengenai energi primer selain mengenai listrik, jumlah kualitas dan kuantitasnya, pemerintah melakukan pemberlakuan DMO," ujar Haryanto.
Baca Juga
Selain itu, PLN pun fokus pada efisiensi operasi, manajemen regulasi dan stakeholder, serta dalam kemampuan keuangan dalam melakukan pembangunan. PLN pun optimistis karena masih mendapat kepercayaan dari pihak pasar dan investor.
"Sampai saat ini PLN masih dipercaya oleh market, oleh investor global yang ditandai dengan rendahnya bunga pinjaman," kata Haryanto.
Tantangan di bidang SDM pun diperhatikan serius oleh PLN yang terus menjaring rekrutmen sekitar 2.000 orang pegawai baru tiap tahun. Haryanto pun menyebut jumlah pegawai PLN yang muda dan pensiun pun hampir seimbang.
PLN pun berusaha meningkatkan elektrifikasi secara maksimal agar bisa masuk 10 terbaik di dunia sehingga bisa sejajar dengan negara tetangga seperti Singapura yang paling unggul dalam kemudiaan menyediakan listrik ke masyarakat.
PLN Gandeng Perusahaan Prancis Kembangkan Jaringan Listrik Pintar
Sebelumnya, PT PLN (Persero) menggandeng perusahaan Prancis, Think Smart Grid (TSG) France untuk mengembangkan jaringan listrik pintar (Smart Grid) di sistem Sulawesi dan Smart Micro Grid di Mandalika, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty mengatakan, PLN dan TGS France telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) berjangka waktu dua tahun. Hal ini menandai keseriusan PLN dalam meningkatkan pemanfaatan Energi Baru Terbarukan (EBT).
"MoU ini salah satu langkah konkrit PLN dalam keberpihakan kepada EBT, " kata Syofvi, di Jakarta, Selasa 19 Maret 2019.
Syofvi menuturkan, studi ini akan didanai oleh pemerintah Prancis, dan untuk sistem Sulawesi akan dibahas secara detail jaringan listrik terintegrasi dengan EBT (Renewable Energy Grid Integration).
"Pengembangan energi baru terbarukan terus kami lakukan guna memenuhi target 23 persen pada tahun 2025," tutur dia.
Tugas PLN dalam MoU ini adalah menyediakan data, lokasi studi, Tim Pendampingan dan Capacity Building dengan mengirimkan engineer untuk studi smart grid di Prancis.
TSG adalah organisasi nonprofit yang concern dalam Pengembangan Smart Grid. Anggotanya adalah industri Ketenagalistrikan, akademisi, pemerintah dan perusahaan listrik yang ada di Eropa.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Advertisement