Bos Baru Bank Dunia Bersumpah Bakal Perbaiki Hubungan AS-China

Presiden Bank Dunia yang baru bersumpah akan memperbaiki hubungan AS dan China.

oleh Ayu Lestari Wahyu Puranidhi diperbarui 10 Apr 2019, 19:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2019, 19:00 WIB
David Malpass
Presiden Bank Dunia baru

Liputan6.com, Jakarta Menjabat sebagai Presiden Bank Dunia, David Malpass baru saja diambil sumpahnya pada Selasa 9 April 2019.

Dilansir dari laman Reuters, pada sumpahnya David berjanji bahwa ia akan berusaha untuk memperbaiki perekonomian global yang terjadi akibat perang dagang. Ia juga bersumpah akan meningkatkan program dan misi untuk memberantas kemiskinan dunia.

Tidak hanya itu saja, pada hari pertama ia menjabat, David juga berjanji akan memperbaiki hubungan AS dengan China.

"Dewan dan gubernur telah menetapkan tentang kebijakan itu semua. Saya tidak akan mengubahnya," ujarnya.

Sebelum menjabat sebagai presiden Bank Dunia, David yang bekerja di Departemen Keuangan AS kerap kali mengkritik kinerja Bank Dunia. Salah satu kritikannya mengenai kelanjutan pemberian pinjaman Bank Dunia ke China.

Dulu ia sering mengatakan, China terlalu kaya untuk mendapatkan pinjaman dana dari Bank Dunia, namun kini saat ia menjabat sebagai Presiden Bank Dunia kritikan itu pun perlahan menghilang.

 


Selanjutnya

Perang Dagang AS - China
Perang Dagang AS - China

David menambahkan jika saat ini dana Bank Dunia untuk pinjaman proyek di China sudah menurun, dan inilah yang membuat ia ingin bekerja sama dengan China untuk meningkatkan standar pembangunan dan pengadaan yang lebih baik serta terbuka.

Bagi David saat ini China sudah berevolusi. Mereka sudah jauh lebih sedikit meminjam, dan memiliki lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam peningkatan modal dan peran Asosiasi Pembangunan Internasional di mana China telah meningkatan kontribusinya.

Namun sayangnya, pandangan David ini berbeda dengan Steven Mnuchin, Menteri Keuangan AS. Mnuchin mengatakan, kehadiran David di Bank Dunnia sebenarnya hanya untuk membantu Amerika untuk menyaingi China dalam program Belt and Road bukan untuk menyatukan hubungan kedua belah negara adidaya ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya