Miliarder Elon Musk Tuding Amazon Tukang Jiplak

Persaingan miliarder berlanjut ke luar angkasa.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 11 Apr 2019, 20:00 WIB
Diterbitkan 11 Apr 2019, 20:00 WIB
Elon Musk
Elon Musk, founder Tesla dan SpaceX. Sumber: Business Insider

Liputan6.com, Palo Alto - CEO Tesla dan SpaceX Elon Musk tidak terkesan dengan wacana peluncuran satelit yang diluncurkan Amazon, perusahan milik miliarder terkaya di dunia Jeff Bezos. Bagi Elon, apa yang dilakukan hanyalah tiruan.

Dilaporkan Fox Business, kejadian bermula dari akun Twitter resmi MIT Technology Review yang memberitakan rencana Amazon untuk meluncurkan 3.000 satelit demi menunjang koneksi internet. Targetnya adalah menyediakan akses internet mumpuni bagi masyarakat yang tidak mampu.

Elon Musk merespons twit tersebut, dan menyebut Amazon sebagai copy cat. Untuk diketahui, Elon sudah punya rencana meluncurkan satelit untuk internet cepat sejak tahun lalu. Proyek bernama Starlink itu juga bertujuan menyediakan internet bagi kalangan tidak mampu.

Tudingan copy cat dari sepertinya tidaklah tanpa dasar, pasalnya Amazon baru saja mempekerjakan bekas insinyur SpaceX. Kebetulan, insinyur tersebut memimpin proyek Starlink.

Ini bukan pertama kali dua miliarder ini bersaing perihal luar angkasa. Pada tahun 2015, Elon menyindir klaim Jeff Bezos bahwa roket yang ia miliki adalah paling langka, sebab roket SpaceX sudah punya roket berkemampuan serupa sejak tiga tahun sebelumnya. Bezos tidak merespons komentar itu.

Persaingan roket antar miliarder juga akan diramaikan oleh CEO Facebook Mark Zuckerberg yang ingin meluncurkan satelit untuk internet terjangkau. Selain itu, Softball asal Jepang juga tertarik pada program serupa.

Ambisi Antariksa Elon Musk

spaceX
Elon Musk, penemu SpaceX

Perusahaan antariksa SpaceX di California melakukan peluncuran pesawat ruang angkasa bernama Crew Dragon pada Sabtu, 2 Maret 2019 dari Kennedy Space Center di Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat.

Wahana antariksa itu diluncurkan dengan roket Falcon 9 pukul 02.49 EST atau 14.49 Waktu Indonesia Barat. 

Peluncuran berlangsung sukses dari Pad 39A, situs sama yang digunakan oleh misi Apollo NASA dalam sejarah. Menurut SpaceNews.com, bagian atas pesawat ruang angkasa Crew Dragon akan terpisah 11 menit setelah lepas landas.

Crew Dragon memiliki kapsul berisi manekin astronot yang dirancang khusus. Boneka tersebut diberi nama Ripley, yang akan berkontribusi dalam merekam kekuatan dan lingkungan yang dialami di dalam kapsul.

Jika pesawat ruang angkasa, termasuk kapsul berfungsi baik, maka seperangkat wahana antariksa tersebut akan disetujui untuk mengangkut manusia (astronot), sebagaimana dikutip dari BBC News pada Maret lalu. 

Misi Amerika Serikat dalam "membawa astronot" tersebut dapat dimulai akhir tahun ini, jika benar Crew Dragon berfungsi sempurna. Misi itu akan mengukir sejarah Negeri Paman Sam untuk kembali menempatkan manusia ke orbit setelah berhenti pada 2011. 

Ajak Miliarder Jepang ke Bulan

Yusaku Maezawa
Miliarder Jepang, Yusaku Maezawa, dinobatkan sebagai penumpang pribadi pertama dalam perjalanan roket milik Elon Musk yang keliling Bulan. (Chris Carlson / AP)

Perusahaan teknologi antariksa milik Elon Musk, SpaceX, telah mengumumkan sosok penumpang pribadi pertamanya, yang akan berkesempatan terbang mengelilingi Bulan.

Miliarder sekaligus taipan mode online Yusaku Maezawa mengumumkan: "Saya memilih pergi ke Bulan."

Dikutip dari BBC, misi ini direncanakan berlangsung pada 2023 mendatang, dan akan menjadi perjalanan pertama manusia ke Bulan sejak misi Apollo 11 pada 1972 silam.

Namun, rencana itu tetap bergantung pada sistem roket yang tengah dibangun, dan Elon Musk memperingatkan: "Ini tidak berarti 100 persen kami pasti bisa membawa misi tersebut menyentuh Bulan dalam jangka waktu tertentu."

Pengumuman itu dibuat di markas SpaceX di Kota Hawthorne, negara bagian California, pada hari Selasa.

Perusahaan mengatakan penerbangan antariksa dengan Roket Big Falcon (BFR) --sistem peluncuran yang diresmikan oleh Musk pada tahun 2016-- mewakili "langkah penting menuju akses yang memungkinkan bagi orang-orang yang bermimpi bepergian ke ruang angkasa".

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya