Selesai 2026, Pembangunan Kilang Bontang Butuh USD 15 Miliar

Pembangunan fasilitas pengolahan minyak (kilang) Bontang, Kalimantan Timur akan selesai pada 2026.

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 15 Apr 2019, 17:15 WIB
Diterbitkan 15 Apr 2019, 17:15 WIB
(Foto: Liputan6.com/Abelda Gunawan)
Kilang LNG Badak di Bontang, Kalimantan Timur

Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan fasilitas pengolahan minyak (kilang) Bontang, Kalimantan Timur akan selesai pada 2026.

Infrastruktur tersebut akan digarap PT Pertamina (Persero) dengan perusahaan asal Oman yaitu Overseas Oil & Gas (OOG).

Chairman Overseas Oil & Gas LLC Oman, Khalfan AL Riyami mengatakan, ‎saat ini proses pembangunan masih dalam studi kelayakan berupa kelayakan secara finansial untuk sumber pendanaan.

Proses studi kelayakan tersebut diperkirakan selesai dalam waktu lima hingga enam bulan sejak tanda tangan Frame Work Agreement dengan Pertamina.

"Butuh studi kelayakan untuk membuktikan proyek ini bankable atau tidak, tapi sebelum ke Indonesia kami pastikan bankabel," kata Khalfan, di Jakarta, Senin (15/4/2019).

‎Khalfan melanjutkan, setelah itu selesai baru mengerjakan desain rinci atau Front End Enginering Design (FEED)‎. Dia pun menargetkan, proyek kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari tersebut akan selesai pada 2026.

"2026 untuk penyesaian kilang. Tidak mungkin selesai 2022," tutur dia.

 

 

Selanjutnya

20160414- Kilang Pengolahan Minyak Terbesar ke-2 di Indonesia-Kalimantan- Fery Pradolo
Petugas lapangan memantau Area Tanki LPG (Spherical Tank) di kawasan kilang RU V Balikpapan, Kalimantan, Kamis (14/05). Kilang RU V merupakan kilang pengolahan minyak Pertamina terbesar ke-2 di Indonesia. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Khalfan menuturkan, sumber minyak mentah yang akan diolah Kilang ‎Bontang tidak selamanya dari Oman. Akan tetapi, dia memastikan sumber minyak langsung dari produsen minyak, bukan dari penjual minyak.

"Ada beberapa potensi ‎untuk menyuplai kilang kita. Tapi bukan dari Oman," imbuhnya.

Dia mengungkapkan, untuk membangun kilang Bontang, membutuhkan dana US$ 15 miliar sumber pendanaannya berasal dari pinjaman bank. Dia menyatakan, perusahaannya berminat berinvestasi di Indonesia karena Indonesia merupakan negara yang memiliki pasar besar dan konsumsi besar.

"Itu alasan kami. Kita enggak punya masalah di sini. Ada kebutuhan besar untuk kilang ‎ di Indonesia," tandasnya.

 

Pertamina Gandeng Perusahaan Oman buat Garap Kilang Bontang

(Foto: Liputan6.com/Abelda G)
Kilang Pertamina Balikpapan (Foto:Liputan6.com/Abelda G)

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) bermitra dengan perusahaan asal Oman yaitu Overseas Oil & Gas (OOG) untuk pembangunan kilang baru proyek Grass Root Refinery (GRR) Bontang. Komitmen ini ditandai dalam suatu perjanjian framework agreement antara kedua perusahaan.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengatakan, kemitraan Pertamina dengan perusahaan Oman tersebut, untuk membangun kilang berkapasitas 300 ribu barel per hari dan petrokimia di Bontang, Kalimantan Timur.

Terpilihnya OOG sebagai mitra, setelah melewati mekanisme seleksi mitra untuk GRR Bontang pada Januari 2018 lalu. OOG memenangkan status patner strategis dari beberapa kompetitor lain, untuk menggarap proyek ini bersama Pertamina.

“Dengan ditandatanganinya framework agreement dengan OOG hari ini, kita dapat maju ke langkah berikutnya," kata Nicke, di Jakarta, Senin, 10 Desember 2018.

Setelah kerja sama dengan OOG sebagai mitra perusahaan patungan mayoritas di GRR Bontang, Pertamina akan mendapatkan beberapa manfaat, diantaranya mengoptimalkan belanja modal untuk melaksanakan ekspansi kilang lainnya dan program-program konstruksi misalnya di Balikpapan, Cilacap, Balongan, dan Tuban.

Petamina juga akan melakukan pembelian bahan bakar yang diproduksi oleh GRR Bontang untuk kebutuhan dalam negeri, terutama bensin atau gasoline, avtur, dan Liquified Petroleum Gas (LPG).

"Tahap berikutnya Bankable Feasibility Study. Studi ini akan memberikan kita pemahaman yang lebih baik tentang konfigurasi teknis kilang dan keekonomian proyek serta mengenal risiko-risiko yang dapat diantisipasi sejak dini untuk pelaksanaan proyek yang tepat waktu, sesuai anggaran, pada spesifikasi, pada peraturan, dan mencapai target keekonomian proyek,” ujar Nicke.

 

Berlaku 12 Bulan

Kilang Balikpapan
Kilang Minyak Balikpapan (Liputan6.com / Abelda Gunawan)

Perjanjian kerangka kerja akan berlaku selama 12 bulan, dimana setelah dilakukan perjanjian kerangka kerja akan dilanjutkan dengan Bankable studi kelayakan.

Kemudian Studi Keenjiniringan lanjut proyek kilang yang rencananya berlokasi dekat Kilang Badak gas alam cair (Liqufied Natural Gas/LNG).

OOG merupakan badan usaha downstream oil and gas business services asal Muscat, Oman, yang memiliki lingkup bisnis servis antara lain memberikan jasa dalam commercial structure(develop), design services dengan tenaga berpengalaman, manajemen konstruksi, manajemen proyek, dukungan operasi dan pemeliharaan, serta solusi teknik dan konstruksi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya